aldysadiAvatar border
TS
aldysadi 
Masa Kecil Habibie, Panutan Milenial Mendidik Anak Tangguh



Hai, Gaes! Jumpa lagi di thread Aldys emoticon-Betty (S)


Kedukaan masih menyelimuti rakyat Indonesia atas kepergian eyang B.J. Habibie, yang selama hidupnya telah menginspirasi banyak orang. Salah satunya, kisah tentang masa kecil beliau.

Dalam thread ini, TS akan membagikan, seperti apa masa kecil B.J. Habibie, yang menurut TS dapat menjadi panutan generasi milenial dalam mendidik anak mereka agar menjadi anak yang setangguh B.J. Habibie.

Akan tetapi, bagi GanSis yang belum menikah, harap jangan baperdulu, ya! Siapa tahu, setelah membaca thread ini malah dapat jodoh, wkwk ...hiya, hiya, hiya!.


Masa Kecil B.J. Habibie

Gaes, sewaktu B.J. Habibie meninggal, berbagai media santer memberitakan berita tersebut. Mulai dari acara berita, infotainment dan media sosial. Semua mengulas kisah hidup B.J. Habibie sehingga membuat TS, sedikit-banyak menjadi fasih dengan perjalanan hidup beliau.

Namun, yang paling menarik bagi TS adalah kisah masa kecil beliau yang dapat menjadi pembelajaran bagi calon maupun yang telah menjadi orang tua. Berikut ulasan TS tentang masa kecil B.J. Habibie.


Cermati.com

Rudy, nama kecil Habibie, lahir di Parepare, Sulawesi Selatan, pada 25 Juni 1936. Kejeniusan Rudy yang kita ketahui selama ini ternyata sudah terbentuk sejak ia kecil.

Rudy dikaruniai dengan otak yang dapat menyerap semua pelajaran yang ia terima dengan cepat. Akan tetapi, hal tersebut mungkin tak bisa terasah dengan baik kalau bukan dari hasil didikan yang baik dan tepat.

Alwi Abdul Jalil Habibie dan Raden Ajeng Tuti Martini Puspowodjojo adalah orang tua Rudy. Tak hanya memberikannya pendidikan formal, mereka juga membekali Rudy dengan ilmu agama.

Sang ayah kerap menyenandungkan lantunan ayat suci Alquran. Tak heran, di usia 3 tahun, Rudy sudah fasih membaca Alquran. 

Sejak kecil, Rudy adalah anak yang selalu ingin tahu sehingga banyak bertanya dan cerewet. Jika ada sesuatu yang ia temui atau ia lihat maka ia akan bertanya pada ayahnya.

Akan tetapi, ayahnya tidak merasa kesal. Justru ayahnya selalu menanggapi keingintahuan anaknya itu, menjawab setiap pertanyaan dengan serius tapi melalui penjelasan yang sesederhana mungkin agar Rudy kecil mampu mengerti dan memahami.

Sang Ayah berperan penting dalam mendidik dan menggembleng Rudy. Namun, ayahnya yang seorang landbouwconsulentatau setara dengan Kepala Dinas Pertanian di Parepare, Sulawesi Selatan, tidak bisa selalu ada setiap Rudy ingin bertanya sesuatu.

Oleh karena itu, ayahnya menyediakan berbagai buku untuk ia baca sehingga di usia 4 tahun, Rudy sudah lancar membaca dan ketika duduk di sekolah dasar, Rudy dikenal sebagai murid yang sangat cerdas.

Membaca buku pun menjadi kegemaran Rudy. Buku cerita, ensiklopedia hingga buku-buku dalam bahasa Belanda pun ia lahap. Sayangnya, kegemaran Rudy dalam membaca rupanya berefek samping dengan perilaku Rudy yang jadi senang mengurung diri di dalam kamar.

Jika memintanya keluar kamar pun harus dipaksa. Rudy juga menjadi anak yang gagap akibat jarang berbicara dengan orang di luar rumah.

Kisah duka dialami Rudy dan keluarganya kala sang ayah tercinta berpulang ke pangkuan Sang Maha Pencipta pada 3 September 1950. Kepergian ayahnya membuat kehidupan keluarganya berubah.

Kesulitan hidup membuat ibunya menjual rumah dan kendaraan. Mereka pun kembali ke Bandung. Hidup sebagai single mom, mau tak mau memaksa sang ibu untuk membanting tulang demi mencukupi kebutuhan kedelapan buah hatinya.

Kondisi itu, semakin memupuk semangat Habibie muda untuk belajar lebih giat. Ia pun melanjutkan pendidikannya ke sekolah di Gouvernments Middlebare School (SMAK Dago Bandung).

Di SMA, bakat Habibie dalam pelajaran eksakta semakin terlihat, terutama fisika. Tak ayal, ia menjadi idola di sekolahnya kala itu.


Hikmah dari Kisah Masa Kecil B.J. Habibie

Selalu ada kisah dalam setiap kejadian dan setiap kejadian selalu ada hikmahnya. Begitu pula dalam kisah masa kecil B.J. Habibie, ada hikmah yang besar dan pelajaran hidup yang menurut TS sangat berharga.

Kita kesampingkan dahulu soal prestasi B.J. Habibie di sekolah karena menurut TS, setiap anak memiliki kemampuan dan bakat yang berbeda-beda.

Kita bicara soal peran orang tua, peran keluarga dalam membentuk kepribadian anak karena lingkungan keluarga adalah sekolah pertama bagi anak-anaknya.

Spoiler for Peran Orang Tua/Keluarga:

Berbicara tentang masa kanak-kanak Habibie, sebenarnya tak begitu istimewa selain tentang kecerdasan dan kisah dukanya. Semua orang punya masa bahagia dan juga kelam, seperti itu pula kisah masa kecil Habibie.

Akan tetapi, setelah membaca kisahnya, GanSis akan menemukan bahwa kesederhanaan dan keselarasan dalam mendidik anak akan membentuknya menjadi pribadi yang baik.

Kesederhanaan dalam mendidik anak menurut TS adalah sesuatu yang kita lakukan setelah mempertimbangkannya dengan hati-hati bukan secara sembarangan. Berasal dari hati yang berarti ia lahir dari sebuah ketulusan.

Keselarasan dalam mendidik anak adalah menempatkan sesuatu dengan seiring sejalan, imbang, tidak berat sebelah. Seperti yang dilakukan oleh orang tua Habibie.

Mereka tak hanya memberikan pelajaran tentang keduniawian tetapi juga tentang akhirat, yaitu agama. Agama adalah pedoman hidup yang mengajarkan kebaikan dan kasih sayang. Sebagai pengingat akan kebenaran dan kemungkaran.

Sikap ayahanda dari Habibie yang menanggapi setiap keingintahuan Rudy adalah sebuah bentuk dari sikap menghargai anak. Tak peduli berapa pun usia anak, ilmu tetap lah ilmu.

Jangan beri anak informasi yang salah hanya karena memandang anak masih kecil dan belum tau apa-apa karena informasi yang kita berikan dapat terekam di memorinya. Lagi pula, kegiatan mengajari anak akan membangun kedekatan antara orang tua dan anak.

Menunjukkan rasa sayang terhadap anak tak selalu dengan mainan karena ayah Rudy memberikan buku kepadanya sebagai bentuk kasih sayang.

Ini contoh yang baik karena membuat anak memiliki kegiatan yang positif sekaligus bermanfaat. Bisa pula menghadiahkan anak dengan sesuatu yang ia perlukan untuk menunjang bakatnya.

Meskipun pada akhirnya, Rudy alias Habibie kecil jadi memiliki kecenderungan yang kurang baik akibat kegemarannya tapi itu bisa jadi pelajaran bagi kita, bagaimana caranya agar anak tak mengalami hal demikian.

Namun, perlu kita ingat bahwa tak ada manusia yang sempurna selain Tuhan. Jadi, wajar bila Habibie memiliki kekurangan di dalam dirinya.

Sebab, baik dalam diri kita sendiri maupun anak-anak kita pasti selalu ada kekurangan di dalam kelebihannya dan kelebihan di balik kekurangannya.

Kisah duka Habibie juga menjadi pengingat bagi kita semua bahwa kesulitan adalah hal lumrah dalam perjalanan hidup setiap manusia yang harus dihadapi.

Jadikan cobaan hidup sebagai pecut yang memacu kita untuk terus maju melawan getirnya dunia. Lakukan yang terbaik, sebanyak yang kita mampu.



emoticon-floweremoticon-floweremoticon-flower

"Demikian thread TS. Semoga thread ini mampu menginspirasi kita semua. Bagaimana pendapat Gansis, apakah kisah masa kecil Habibie layak menjadi panutan generasi milenial dalam mendidik anak-anaknya di zaman ini yang orang bilang sebagai zaman edan? Silakan komen di bawah, ya!."

emoticon-floweremoticon-floweremoticon-flower

Quote:

Quote:
Diubah oleh aldysadi 19-09-2019 19:41
ceuhettyAvatar border
zafinsyurgaAvatar border
infinitesoulAvatar border
infinitesoul dan 8 lainnya memberi reputasi
9
555
4
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
The Lounge
The LoungeKASKUS Official
922.7KThread82.1KAnggota
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Ikuti KASKUS di
© 2023 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.