Serendah itukah harga dirimu ukhty?
Selalu kau mengatasnamakan cinta,
Kehormatan yang dari balita kau jaga,
Dengan mudah kau persembahkan untuk dia yg baru saja kau mengenalnya...

Semurah itukah harga dirimu ukhty?
Selalu kau mengatas namakan cinta,
Kesucian yang dari balita kau merawatnya,
Dengan mudah kau persembahkan dan membiarkan dia mengotorinya...

Sehina itukah harga dirimu ukhty?
Selalu kau mengatas namakan cinta,
Mahkota yang dari balita kau menjunjungnya,
Dengan mudah kau berikan begitu saja...

Kau pernah berbisik pada cinta,
"Untukmu semua yg aku punya",
Kau beri dia cumbu mesra,
Tapi itu hanya pelampiasan nafsu belaka,

Kau tutup wajahmu dengan dua tangan tak mau dibuka,
Menanggung malu, penyesalan tiada guna,
Tertatih dan terbirit layaknya kuda patuh perintah tuannya,
Dengan tangisan seorang balita telah lahir dari rahimnya,

Datang penyesalan tiada guna,
Sementara dia pergi dan mencampakkanmu begitu saja,
Binar air mata tak lagi berguna,
Hanyalah keadaan kecut yang harus kau terima,

Kemanakah tujuan kau harus pergi ukhty?,
Sementara jalanmu terputus olehnya?,
Ataukah kau ingin menjadi hamba jelata?,
Babu hina tanpa mahkota?,

Tahukah dikau?
Banyak pangeran mendambakanmu di luar sana,
Mepersiapkan diri berlomba demi mahkota yang kau punya,
Dengan akad yang disaksikan tuhan demi mentaati perintah-Nya
Tapi kehormatanmu kau persembahkan begitu saja,
Bukan untuk sang pangeran, tapi hamba yg hina,

Jagn tutup telingamu tetap terbuka,
Bukan cibiran tapi nasehat kau harus terima,
Seperti seorang pengemis menengadah tangan dibuka,
Minta petunjuk arah dan kau tak lagi mengulanginya,

Pulanglah ukhty,
Apalagi yang kau tunggu?
Penantianmu disana sia-sia,
Kembali ke jalanNya, kembali suci dan kau dipuja!!!