• Beranda
  • ...
  • The Lounge
  • Kejadian Dan Hal Mistis Ketika Mendaki Gunung Arjuno, Pengalaman Yang Sulit Dilupakan

indriketarenAvatar border
TS
indriketaren
Kejadian Dan Hal Mistis Ketika Mendaki Gunung Arjuno, Pengalaman Yang Sulit Dilupakan

Pada kesempatan kali ini saya akan membagikan sebuah pengalaman mistis kepada agan sista tentang kejadian aneh ketika melakukan pendakian Gunung Arjuno.

Quote:
Pada hari Sabtu pagi aku bersama kedua teman aku bernama Rey dan Boy melakukan rencana pendakian ke Gunung Arjuno melalui jalur cangar. Sebelum kami berangkat Rey berkata sesuatu kepada Boy.

Rey : "Boy, jalur yang akan kita lewati ini sempat tertutup. Dan kalu bisa kita berpergian jangan hanya bertiga."
Boy : "Kenapa?"
Rey : "Karena mendaki gunung itu ada pantangan yang tidak harus kita langgar."
Boy : "Pantangan apa Rey?"
Rey : "Kita tidak boleh berangkat ganjil. Dan kita tidak boleh menggunakan pakaian yang berwarna merah."
Boy : "Jadi bagaimana ini?"
Aku : "Ya sudah. Kita ajak Budi juga biar kita tidak ganjil."

Quote:
Akhirnya aku, Rey, Boy bersama Budi berangkat menuju Gunung Arjuno. Dan kami pun tiba di pos 1 pendakian Gunung Arjuno untuk meminta perizinan agar bisa masuk dan bisa lanjut menuju ke pos 2. Di pos 1 aku sempat bertanya kepada bapak yang menjaga pos.

Aku : "Pak, kalau mau mendaki Gunung Arjuno ini tidak bisa menggunakan pakaian berwarna merah ya?"
Pak pos 1 : "Kenapa?"
Aku : "Soalnya aku membawa jaket berwarna merah."
Pak pos 1 : "Jika kamu menghargai alam, maka alam juga akan menghargai kamu."
Aku : "Maksudnya pak?"
Pak pos 1 : "Intinya kembali kepada etika kamu sewaktu mendaki nanti."
Aku : "Oh, makasih ya pak."

Quote:
Dan kami akhirnya melanjutkan perjalanan dari pos 1 menuju ke pos 2. Ketika menuju perjalanan ke pos 2, kami merasakan seperti masuk ke zona yang berbeda. Karena perjalanan dari pos 1 itu jalannya masih melewati kebun warga. Namun ketika berjalan terus menuju pos 2, jalannya itu seperti masuk ke hutan rimba. Dimana jalannya agak rimbun dan terlihat sedikit mendung, padahal saat itu masih jam 10 pagi. Tapi kami tetap positive thinking. Namanya juga jalan menuju puncak Gunung, tentu hal itu wajar saja. Dan akhirnya kami tiba di pos 2. Setibanya kami di pos 2 ini, kami bertemu dengan teman pendaki Gunung yang lain yang sedang beristirahat di situ. Dan kami pun ikut beristirahat dengan mereka. Sembari beristirahat, kami pun sempat bercerita.

Pendaki Gunung lain : "Mas mau mendaki Gunung berapa hari?"
Kami : "Kami cuma 2 hari 1 malam saja mas. Habis itu nanti kami langsung turun Gunung. Kenapa ya mas?"
Pendaki Gunung lain : "Kalau misalnya kalian nanti turun itu, kalian jangan terlalu sore ya mas kalau mau melewatin pos 2 dan pos 1."
Kami : "Kenapa ya mas?"
Pendaki Gunung lain : "Sering ada hal aneh mas, kalau mas turunnya terlalu sore."
Kami : "Oh, baiklah mas",ucap kami sembari tidak percaya.

Quote:
Kami pun bersama pendaki Gunung lain melanjutkan perjalanan kembali bersama menuju ke pos 3. Sampai di pos 3 kami pun terus melanjutkan perjalanan ke pos 4 yang bernama Lembah Lengkehan. Dan karena kami masih memiliki banyak waktu saat itu, sehingga kami terus melanjutkan perjalanan sampai ke sebuah tempat bernama 8 kotak. 8 Kotak ini adalah sebuah lapangan berbentuk kotak dan ditengah-tengahnya ada sebuah batu besar. Pada tempat tersebut nuansanya sudah mulai berbeda. Jadi sampai ditempat itu perasaan aku mulai merinding ketika melihat batu besar itu. Sampai di tempat itu kami bersama dengan pendaki Gunung lain bergegas memasang tenda agar bisa langsung bisa istirahat ditempat itu karena matahari pun sudah mulai terbenam. Dan ketika tenda sudah siap dipasang, kami semua pun berisitirahat sampai tertidur pulas. Dan ketika semua tertidur pulas, tiba-tiba Budi bangun kemudian membangunkan aku.

Budi : "Sudah jam berapa ya sekarang?"
Aku : "Masih jam 20.00 Wib."
Budi : "Apa?", teriak Budi dengan heran.

Quote:
Karena perasaan Budi dia tidur itu sudah satu harian. Dan aku juga mersakan hal yang sama. Tapi aku tetap positive thinking saat itu.

Aku : "Ya sudah. Mungkin kamu terbawa perasaan saja karena kamu merasa kelelahan."
Budi : "Ya sudahlah. Mungkin aku terlalu capek."

Quote:
Dan kami pun akhirnya tidur kembali lagi. Dan ketika aku mau tarik selimut, aku mendengar ada suara musik yang aneh dan membuat aku terasa takut. Aku sempat bagun dan melihat ke tenda sebelah milik pendaki Gunung lain. Karena aku berpikir itu mungkin suara dari tenda sebelah milik pendaki Gunung lain. Namun ternyata setelah aku melihat ke tenda sebelah, mereka juga tertidur pulas. Dan akhirnya aku berusaha untuk tetap postive thinking lagi. Aku berpikir bahwa suara itu tidak ada dan tidak ada. Aku terus mengatakan itu dalam hatiku sampai aku tertidur pulas.

Quote:
Dan ketika jam 06.00 Wib tiba, kami pun bangun bersama-sama dengan pendaki Gunung lain menikmati sunrise sambil sarapan. Ketika kami semua sudah selesai menikmati sunrise sambil sarapan, kami pun bersama pendaki Gunung lain melanjutkan perjalanan menuju ke puncak Gunung Arjuno. Ketika sampai di puncak Gunung Arjuno, kami menghabiskan waktu di puncak bersama sekitar kurang lebih 3 jam.

Kami : "Mas, kami duluan turun ya?"
Pendaki Gunung lain : "Ya sudah mas. Kami akan turun satu jam lagi."

Quote:
Sesudah itu aku, Rey, Boy dan Budi melakukan perjalanan turun Gunung. Ketika turun Gunung, Rey tiba-tiba ingin buang air besar. Dan secara otomatis itu membuat perjalanan turun Gunung kami menjadi terburu-buru. Akhirnya aku menyuruh Rey bersama Boy untuk duluan jalan. Agar aku bersama Budi bisa jalan santai dan tidak terlalu terburu-buru. Ketika Rey dan Boy duluan turun Gunung, Budi melihat dari atas bahwa Rey dan Boy ditemani satu orang ketika Rey dan Boy sedang jalan turun Gunung. Dan akhirnya Budi jongkok dan menundukkan kepalanya sambil menarik nafas. Karena didalam hati Budi mungkin dia sedang halusinasi. Dan setelah itu Budi kembali berdiri lagi dan melihat Rey dan Boy masih ditemani oleh satu orang dibelakang mereka.

Budi : "Coba kamu lihat itu?",teriak Budi padaku.
Aku : "Lihat apa Bud?"
Budi : "Itu kan yang sedang jalan turun Gunung didepan kita si Rey sama Boy ya?"
Aku : "Iya. Kenapa?"
Budi : "Kenapa mereka kelihatan berjumlah tiga orang? Padahal Rey sama Boy hanya jalan berdua."
Aku : "Sini aku lihat",sontakku sembari tidak percaya.
Budi : "Siapa orang yang satu itu lagi ya?"
Aku : "Wah, aku juga tidak tahu. Mungkin itu mahkluk halus",ucapku sambil ketakutan.

Quote:
Budi pun mengajak aku untuk menarik nafas dalam-dalam bersama-sama dan menundukkan kepala. Dan kami berdua mencoba melihat kembali lagi bersama-sama dari atas ke bawah. Ternyata orang yang satunya lagi sudah hilang. Tinggal Rey sama Boy yang hanya terlihat. Sesudah kejadian itu aku bersama Budi cepat-cepat berjalanan turun Gunung menuju pos 3. Di tengah perjalanan menuju pos 3 ternyata ada hal aneh lagi terjadi.

Budi : "Kamu tidak cium aroma aneh?"
Aku : "Aroma apa?", sambil bulu kudukku merinding.
Budi : "Aroma bakar dupa?"
Aku : "Ya sudah. Mari kita cepat-cepat menyusul Rey dan Boy yang sudah duluan pergi ke pos 3", alihku dalam pembicaraan.

Quote:
Aku dan Budi pun terus berjalan dan semakin kami berjalan, maka aroma bakar dupa itu pun semakin kuat. Namun kami terus fokus berjalan menuju ke pos 3. Sampai di pos 3 kami pun bertemu dengan Rey dan Boy yang sudah duluan tiba disana. Dan kami pun bergegas untuk melanjutkan perjalanan lagi menuju pos 2 karena hari mulai sore. Dan saat itu aku yang memimpin jalan. Ketika aku berjalan, aku melihat ada sebuah pohon besar yang seperti bekas terbakar sedang melihatin aku. Dan dengan sedikit keringat dingin, aku menoleh ke pohon tersebut. Dan pohon itu seakan terus melihatin aku. Aku terus berjalan bersama Rey, Budi dan Boy tanpa memberitahu hal yang aku lihat dan rasakan tersebut kepada mereka. Dan kami pun tiba di pos 2 sekitar jam 5 sore.

Quote:
Dan kami langsung bergegas melanjutkan perjalanan lagi menuju pos 1. Dan disitu jalannya sudah mulai masuk hutan yang rimba. Dan hal aneh kembali lagi aku alami saat menuju perjalanan ke pos 1. Jadi jalannya itu seperti tertutup semua sama daun-daun. Dan aku menerobos saja jalan itu dengan menggunakan sebuah tongkat ditanganku. Sambil terus berjalan, aku sempat menoleh kebelakang untuk memastikan Rey, Boy dan Budi masih berada dibelakangku. Tapi saat itu aku sempat terkejut karena melihat dibarisan paling akhir ada kakek tua yang sedang ikut dalam barisan kami. Namun ketika aku menoleh sekali lagi, kakek tua itu masih mengikuti kami. Dan tidak terasa sampailah kami di pos 1. Sesampainya di pos 1 aku sempat bertanya.

Aku : "Apa kalian tadi tidak merasakan hal yang aneh ketika menuju jalan ke pos 1 ini?"
Budi : "Tidak."
Aku : "Kamu bagaimana Rey dan Boy?"
Rey dan Boy : "Iya. Makanya kami tadi diam saja sewaktu berjalan."

Quote:
Disitu aku berpikir, bahwa semua yang aku rasakan dan lihat ternyata bukanlah sebuah halusinasi. Begitu juga dengan hal yang dirasakan oleh Rey, Boy dan Budi. Saat kami tiba di pos 1, kami pun langsung bergegas untuk pergi ke rumah kami masing-masing dan meninggalkan tempat itu.
Diubah oleh indriketaren 17-09-2019 17:15
anasabilaAvatar border
GrestaAvatar border
swiitdebbyAvatar border
swiitdebby dan 7 lainnya memberi reputasi
8
6K
27
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
The Lounge
The LoungeKASKUS Official
922.8KThread82.3KAnggota
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Ikuti KASKUS di
© 2023 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.