Pengaturan

Gambar

Lainnya

Tentang KASKUS

Pusat Bantuan

Hubungi Kami

KASKUS Plus

© 2024 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved

telah.ditipuAvatar border
TS
telah.ditipu
Auf Wiedersehan, Herr Habibie

Auf Wiedersehan, Herr Habibie
Guten morgen. Bahasa Jerman, yang artinya selamat pagi. Itu yang ane inget pas diajarin Bahasa Jerman di sekolah dulu. Salah satu temen nanya ke guru, kenapa sih mesti diajarin bahasa itu? Jawab guru ane, "Siapa tahu dari kalian nanti ada yang tinggal di Jerman, kayak Pak Habibie".
B. J. Habibie dulunya memang pernah tinggal di Jerman untuk menuntut ilmu sebelum kembali ke Indonesia dan menjadi presiden. Setelah beberapa tahun memimpin, beliau memenuhi panggilan Yang Maha Kuasa beberapa waktu yang lalu.
Auf Wiedersehan, Herr Habibie
Kadang sekelebat pikiran liar mampir ke otak ane. Dulu Soekarno bisa membawa rakyat Indonesia merdeka. Gagah banget nih presiden.
Zaman Soeharto memimpin, dengan segala caranya berhasil menstabilkan kehidupan jutaan rakyat sehingga rakyat tentram dan makmur. Selama puluhan tahun lagi. Hebat banget nih presiden.
Waktu Gus Dur berkuasa, bisa merekatkan perbedaan bangsa lewat pluralitas. Urusan negara yang njelimet itu bisa dipermudah dengan kalimat pamungkas "Gitu aja kok repot". Selow banget nih presiden.
Saat Megawati juga begitu, beliau-lah pelopor dan pendobrak tradisi memimpin bangsa karena beliau adalah presiden wanita pertama. Anggun banget nih ibu negara.
Dan tentu saja SBY dengan kharismanya yang kuat.
Semua mantan presiden itu terdengar hebat saat diceritakan dan terlihat berwibawa saat difilmkan. Tapi bagaimana dengan Habibie?
Auf Wiedersehan, Herr Habibie
Habibie sendiri, lewat buku yang berjudul Total Habibiepernah menyebut bahwa dirinya harus pakai mantel ukuran anak-anak saat di luar negeri karena disana ukuran dewasa terlalu besar baginya. Saat jadi mahasiswa di Jerman, beliau juga tidak diizinkan masuk ke bioskop karena petugas keamanan mengira usianya di bawah 18 tahun. Bahkan saat menjabat sebagai pemerintah pun beliau dianggap pantas jadi cucu oleh seorang Menteri Luar Negeri Jepang, tentu dengan nada canda.
Auf Wiedersehan, Herr Habibie
Tapi beliau juga sering berkata, jangan dilihat dari luarnya. Walau tubuhnya terlihat kecil, tapi isinya otak semua. Maka dari itulah beliau menonjol dalam pelajaran eksak seperti matematika dan fisika, yang menjadi bibit dari teori Crack ciptaannya. Ironisnya, menurut pengakuan seorang teman sekolahnya lewat buku yang sama, Habibie tergolong anak yang malas belajar karena ia hanya belajar sehari sebelum ujian.
Auf Wiedersehan, Herr Habibie
Sekarang ia telah meninggalkan kita, menyisakan banyak kenangan inspiratif bagi penerus bangsa.
Gerakan kepemimpinan Habibie mungkin tidak seagresif Soekarno. Durasi kepemimpinan Habibie mungkin tak selama Soeharto. Gaya kepemimpinan beliau juga tak seanggun Megawati, tak sesantai Gus Dur, dan sekuat SBY.
Auf Wiedersehan, Herr Habibie
Tapi justru tanpa embel-embel itulah, masa kepemimpinan Habibie yang singkat, agak terkesan saklek dan to the point menyebabkan Indonesia yang pada waktu itu ditimpa krisis yang tak menentu dengan masa depan yang tak pasti, mampu bertahan dari kehancuran bangsa.
Sehingga selain dikenal sebagai Bapak Presiden Ahli Pesawat nan Romantis, ane pengen menambah sematan lagi kepada beliau yaitu sebagai Bapak Presiden Penggerak Fondasi Bangsa.
Kepemimpinan beliau yang singkat juga bukti bahwa bukan lamanya memimpin yang penting, tapi bagaimana menggunakan hak presiden itu dengan penuh tanggungjawab.
Auf Wiedersehan, Herr Habibie
Dan itu juga berlaku bagi kehidupan beliau. Kehidupan beliau dengan segala kerja keras dan perjuangan, dibumbui konflik disana-sini baik dari hal yang menyangkut pemerintahan sampai dengan urusan asmara dan keluarga, dan segenap pencapaian dan penghargaan yang diperolehnya, sampai perlahan digantikan oleh yang muda dan yang lebih sesuai dengan zaman lalu meninggalkan dunia ini, adalah lambang.
Lambang atau simbol bahwa hidup di dunia ini tak berlangsung selamanya. Hidup ini suatu saat akan berhenti. Hidup ini singkat. Justru karena singkatnya hidup itulah, kalo bisa digunakan dengan sebaik yang kita mampu. Persis seperti yang ditunjukkan oleh Habibie lewat quote-nya:

Manusia tidak hanya hidup untuk makan dan pakaian, tetapi juga dengan kepuasan. Bukan secara material, tetapi secara jiwa.

Sumber ilustrasi:
1
2
3
4
5
6

Auf Wiedersehan, Herr Habibie
anasabilaAvatar border
GrestaAvatar border
Gresta dan anasabila memberi reputasi
2
464
0
GuestAvatar border
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
The Lounge
The LoungeKASKUS Official
923.3KThread84.3KAnggota
GuestAvatar border
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Ikuti KASKUS di
© 2023 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.