Pengaturan

Gambar

Lainnya

Tentang KASKUS

Pusat Bantuan

Hubungi Kami

KASKUS Plus

© 2024 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved

purpleishappleAvatar border
TS
purpleishapple
Pagi Dan Cerita Secangkir Kopi

Tanggal 16 Bulan September Tahun 2019. "Masih terlalu pagi"bisikku pada Alarm yang terus mendesak dari telepon pintar yang kuletakkan tepat disebelah kasur tempatku berbaring, dengan irama yang yang sama "AlarmBeep" (coba dengerin deh betapa berisiknya) kuhitung sudah 2 kali berbunyi. Dengan rasa kantuk yang masih memeluk, ditambah dingin yang semakin menusuk membuat tubuh enggan meninggalkan kasur dan selimut yang terus menarik diri dalam kelelapan. Ya pukul 04.00 Waktu indonesia Barat (WIB), Kusetel alarm ditelepon pintar milikku sebelum menuju lelap di malam 15 September 2019: "Oke Gugel, bangunkan saya pukul empat pagi" dan dijawab oleh suara yang yang familiar ditelinga (taunya suara mbak Google): "SIP, Alarm pada tanggal 16 September pukul 4 terpasang" (coba praktekin deh GanSist, hehehe).

Balik ke Cerita, jadi pagi itu sengaja alarm kusetel pukul 04.00 WIB untuk melaksanakan kewajibanku sebagai seorang muslim, yaitu melaksanakan Shalat Shubuh. Beranjak dari tempat peristirahatan sementara (bukan perisitirahatan terakhir ya, hehe emoticon-Mewek), kulangkahkan kaki menuju kamar mandi yang dari kajauhan sudah terasa dinginnya, dengan sedikit meringis dan enggan terpaksa kubiarkan keran air mulai jatuh dan melakukan penetrasi di kedua telapak tanganku dan kumulai salah satu kewajiban sebelum melaksanakan shalat yaitu bersuci. "Ah tidak terlalu dingin, biasa saja, segar bikin melek" celetukku dalam hati. Segera kuganti pakaianku dengan baju kokoh dan sarung, tak lupa pakai peci (biar semakin afdhol dan tambah ganteng, hehe). Kusibakkan tirai jendela di  sebelah pintu ruang tengah, "Masih gelap", kubuka pintu dan mulai kulangkahkan kaki menuju Masjid yang lumayan jauh.

Langit masih tampak gelap, angin semilir dengan manja meniup tubuh, kuhirup dalam-dalam angin pagi itu seraya mengucap syukur, terasa segar dan sejuk. Bantul sudah beberapa bulan tidak hujan, namun udara  paginya tetap dingin, (Indonesia saat ini sedang menagalami musim Kemarau, yang menyebabkan beberapa wilayah kekeringan, ditambah kebakaran hutan yang terjadi di beberapa Provinsi di Pulau Sumatera dan Kalimantan yang semakin menambah panas dan memperburuk kualitas udara (mari sejenak kita berdo'a kepada Tuhan untuk segera menurunkan Rahmat-Nya berupa hujan) pemerintah daerah dan Provinsi bersama dengan TNI dan Polri telah melakukan berbagai upaya untuk memadamkan api, namun bukan perkara mudah memadamkan api dilahan gambut di musim kemarau, mari kita doakkan pula semoga "OKNUM" emoticon-Marah yang memanfaatkan musim kemarau untuk "Land Clearing" secara mudah agar sadar dan bertaubat, bahwa "SHORT CUT" yang mereka ambil merampas hak dan menzholimi masyarakat banyak bahkan "MEMBUNUH" bila jatuhnya korban jiwa tidak hanya melanggar hak manusia, tempat tinggal satwa liarpun digusur hanya karena ketamakkan). 

Berikut foto-fotonya gansist : emoticon-Mad (S)emoticon-Matabelo





(Source : Google)

 

Lanjut kecerita ya, langkah demi langkah kutapakkan dan tibalah aku di Pintu Masjid, kulihat beberapa jemaah sudah ada yang datang, ada yang berdzikir, ada yang membaca Kitab suci dan adapula yang melaksanakan shalat sunah, semua menyibukkan diri untuk Rabb-Nya. Selesai melaksanakan ibadah shalat tak lupa  dzikir dan doa, segera kulangkahkan kaki beranjak meninggalkan masjid, langkah demi langkah kutapaki, namun langkahku terhenti manakala kulihat gerombolan bapak-bapak yang selesai melaksanakan shalat sedang  mengobrol dengan asik, kutarik tubuhku menuju gerombolan tersebut untuk bersalaman (Budaya Khas Indonesia, semuanya serba bersalaman emoticon-Smilie) dan "Nimbrung" topik obrolan pagi ini, " Peteng kabeh kui neng Riau " "Ho'oh, ono sing tibo barang neng dalan" (dengan logat khas jawa dan bahasa jawa Ngoko/ Kasar Lugu (jangan dipandang kasar disini negatif ya, karena bahasa jawa itu ada tingkatan-tingkatannya) ) dan di sahuti beberapa balasan dari bapak-bapak lain, Obrolan pagi ini, tentang Kebakaran Hutan di Riau dan Video Viral pengendara sepeda motor yang jatuh karena tebalnya asap, Sepertinya sudah menjadi rutinitas di Perumahan  ini (Jangan berpikir perumahan disini elit ya karena tidak selalu yang namanya perumahan itu "IDENTIK" dengan tempat tinggal orang-orang elit atau berduit, ini contohnya perumahan kami yang sederhana dan kekeluargaanya masih kental, hehe), selesai Shalat akan ada Gerombolan bapak-bapak dengan topik hangat dan terkini (FYI : Bukan Ghibahin tetangga yaa, yang dibahas topik terkini dan isu nasional), lumayanlah menambah wawasan dari berbagai sudut pandang, karena gerombolan bapak-bapak ini terdiri dari berbagai kalangan (ada yang guru ngaji, ada yang pedagang, ada yang pegawai bank dan masih banyak lagi lhoo, : yang menghasilkan pendapat dan sudut pandang yang berbeda-beda pula, semakin kaya kan ilmunya). Sekitar 10 menit nimbrung, kutarik diri seraya berpamitan pulang kepada bapak-bapak gerombolan penambah wawasan itu. 


(Source : Google)

{thread_title}

(Source : https://www.youtube.com/watch?v=Mg0owHeKGYU )

Tiba dirumah, kulirik jam dinding baru menunjukkan pukul 05.02 WIB, "Tidur lagi ah"seraya membaringkan tubuhku di tempat peristirahatan sementara, dan perlahan kutarik selimut "Nyamanya" ucapku dalam hati, namun pagi ini tak seperti pagi-pagi kemarin, aku kembali bangun dan duduk bersandar pada dinding kamar, "Aku sudah berjanji pada diriku sendiri untuk tidak lagi tidur setelah subuh" ucapku seraya menghela nafas panjang (trauma karena tidur habis subuh bikin kepala pusing dan lemes seharian) dan mulai beranjak dari tempat ternyaman (kasur dan selimut), dan mulai mengambil sapu lidi (untuk menyapu kasur, kebiasaan kalo bangun tidur dan sebelum tidur kasur di sapu dulu sambil mengucap lafaz "Bismillah", hal ini sesuai dengan sunah Rasulullah Shalallahualaihiwasalam bahwa kita hidup berdampingan dengan Makhluk lain yaitu "JIN" yang tak bisa dilihat, dan mereka pun ikut meniduri kasur kita untuk itu disunnahkan mengibaskan kasur bisa dengan sapu lidi atau dengan yang lain agar JIN tersebut pergi, gak maukan tidur bareng JIN, hihihi..


(source : Google )

  

Selain itu penelitian juga menunjukan bahwa, pada saat kita tidur akan ada partikel misalnya kulit mati dan lain-lain yang jatuh dan tertinggal di kasur, untuk itu, menyapu kasur dengan sapu lidi juga memiliki manfaat untuk kesehatan, gak maukan kulit mati yang sudah terbuang malah menempel lagi ke kulit),  belum lagi kutu dan tungau-tungau kecil yang tak terlihat oleh mata, menambang ngeri kasur yang jarang disapu dan dibersihkan . Walau kita tidak bisa menumpas mereka 100% setidaknya meminimalisir kemungkinan buruk yang akan terjadi tidak salah kan ?

 



(Source: Google)

Selesai dengan tempat tidur, kulanjutkan dengan menyapu kamar, hampir setiap hari aku menyapu kamar (kadang jengah juga) karena sepertinya debu tidak ada habisnya (mungkin karena rumah dipinggir jalan tempat lalu lalang kendaraan bermotor, ditambah musim kemarau ya? ). Setelah semua beres, kuarahkan tubuhku menuju dapur, tak sabar inginku bertemu dengan sahabatku si Hitam si Moodbooster. emoticon-Betty


Si Hitam Si Moodbooster itulah panggilanku untuknya. Sebetulnya aku sudah lama "TAHU"namun hanya sekedar "TAHU" dan tidak "MENGENALNYA" secara dalam dan seutuhnya. Bahkan sebelum berkenalan dengannya, aku bertanya mengapa orang-orang begitu mencintainya, bahkan sanggup menikmatinya hingga beberapa kali dalam sehari, bahkan mereka tahu cara menikmatinya secara seutuhnya.


(Source : Google)

Belum lama ku mengenalnya, mungkin baru sekitar 1 bulan yang lalu, namun aku sudah jatuh Cinta dan terlanjur Cinta. Kubuka tutup toples tempatku menaruh si hitam dan kuhirup lekat-lekat aromanya, seketika moodku pagi itu semakin baik dan bahagia (lebay gak si? but its true). Mulaiku Racik si Hitam Moodboosterku, Satu Sendok makan penuh si Hitam, dipadukan dengan satu setengah sendok simanis, dan diguyur dengan air panas yang masih mengepul ( Racikanku yaa, boleh di coba kalo mau, hehe) emoticon-Genitemoticon-coffeedan "taraaaaa!" jadilah secangkir Kesempurnaan untuk mengawali hari. Walauku tak tau bagaimana aku melalui hari ini, tapi setidaknya sihitam membuat suasana hatiku positif untuk mengawali hari, dan "HARUS YAKIN" mood positif itu akan menular seharian. emoticon-Ngacir

Mulai kuseruput secara perlahan (karena memang masih anget,hihihi), "Pahit, manis dan sedikit asam", rupa-rupa rasa bersatu padu. Secangkir Kopi mengandung pelajaran yang dapat dipetik dalam menajalani hidup, yuk kita Pahami : 

1. Biji Kopi Terbaik untuk Mendapatkan Secangkir Kopi yang Nikmat. Jika ingin hasil terbaik, kerahkanlah kemampuan dengan maksimal. 


(Source : Google)

Untuk memperoleh secangkir kopi yang nikmat, tentu saja bahan bakunya yaitu biji kopi yang memiliki kualitas yang baik, bukan yang jelek atau sudah rusak. Biji Kopi yang baik akan menghasilkan bubuk kopi yang berkualitas, sehingga aroma dan rasanya begitu sedap baik dihirup maupun diseruput. Hal ini berlaku dengan tekad untuk meraih mimpi. Bila diibaratkan Biji Kopi adalah tekad maka pilihlah tekad terbaik, bukan tekad yang setengah-setengah, wujud nyata dari tekad terbaik adalah mengerahkan segala kemampuan dengan maksimal, diiringi dengan kedisiplinan dan tidak lupa do'a terbaik. Impian yang berhasil kau raih dari tekad terbaik diibartkan bubuk kopi, yang hasilnya tidak akan mengkhianati usaha yang telah kau perjuangkan. emoticon-Betty

 

2. Biji Kopi harus "digiling, dijemur dan disangrai" untuk dapat dinikmati, Sama halnya dengan hidup, kita harus "digiling, dijemur dan disangrai" agar menjadi pribadi yang kuat mental dan matang.


Secangkir Kopi yang nikmat tidak tercipta begitu saja "simsalabim Wuush"pun dengan kopi Instan sachet yang biasa kalian nikmati.  Butuh proses yang panjang, agar secangkir kopi itu dapat dinikmati semua orang. Awalnya biji kopi harus dijemur di bawah sinar Matahari untuk waktu yang lumayan lama, setelah dijemur digiling dengan alat penggiling kopi hingga terpisah antara kulit kopi dan biji kopi, setelah itu djemur lagi untuk memastikan bahwa kopi benar-benar kering, setelah dipastikan kering kopi akan disangrai di atas wajan yang panas, setelah disangrai barulah  kopi dapat ditumbuk hingga menjadi bubuk kopi, yang dapat menjadi secangkir kesempurnaan berupa secangkir kopi.emoticon-2 Jempol

Sama halnya dengan dirimu, untuk menjadi pribadi yang memiliki mental yang kuat dan matang, kau haruslah menempuh berbagai ujian, cobaan dan beban berat. Bersabarlah, semua itu adalah proses untuk mendapatkan hasil yang memuaskan. Kamu harus harus "jatuh, terpuruk, bangkit jatuh lagi, bangkit lagi!" memang terasa sakit dan membuat sesak, tapi secara tidak sadar hidup telah menempah mentalmu untuk menjadi pribadi yang kuat secara mental dan matang secara pemikiran, hingga dapat kau arungi berbagai pukulan dalam hidup ini.


(Source : Google)

3. Pahit-Manis-Asam pada kopi ibarat getir dan indahnya hidup. Jika disyukuri, perpaduan rasa ketiganya malah terasa nikmat.


Secangkir Kopi, bila terlalu pahit terasa kurang nikmat, Pun demikian bila terlalu manis akan merusak kenikmatan dan essensi dari kopi itu sendiri. Sama halnya dalam hidup, ada hal pahit yang terasa begitu getir, begitupun ada manis yang membuat hidup menjadi Indah, pun ada rasa asam yang semakin mempernano-nano kehidupan (karena hidup banyak rasa, lanjutin deh ... emoticon-Wink)

Jika dipadukan, ketiga rasa tersebut adalah kombinasi terbaik untuk membuat kehidupan kita lebih bermakna. Butuh sedikit rasa pahit agar kamu tahu bahwa hidup ini haruslah banyak bersyukur, dan bila kita telah mencicipi manis dan nikmatnya hidup, janganlah sampai kita menjadi kufur.

4. Menikmati Secangkir Kopi secara Perlahan dan tidak terburu-buru. Begitu juga dengan hidup, nikmati saja setiap prosesnya.


Untuk menikmati Kopi dengan BENAR, kita tidak boleh meminumnya terburu-buru. Pertama, hiruplah aromanya yang wangi yang dapat memperbaiki susana hati, lalu seruputlah sedikit demi sedikit. Dengan begitu kamu bisa menikmati secangkir kopi tersebut secara utuh mulai dari sisi pahit dan manisnya.

Begitu juga dengan jalan hidup, cukup nikmati setiap prosesnya. Walau berat ataupun ringan, jalani saja dengan dada yang lapang. Proses yang kita jalani lebih penting dari pada sekedar hasil akhir.

  

Begitulah kiranya pelajaran hidup yang dapat kita ambil dari secangkir kopi, Sihitam yang takkan habis pembahasan dan ceritanya. Pagi ini, kuseruput secangkir sihitam dengan penuh bahagia, seraya mengucap syukur terima kasih tuhan untuk kopi dan pagi ini. Aku ingin mengenal siHitam lebih dalam, mencintainya secara utuh. Dalam perjanalan hidup yang masih panjang, kan kutemui berbagai macam pahitnya Sihitam, layaknya hidup kan kutemui berbagai pahitnya kehidupan, namun takkan kulupakan pelajaran secangkir si hitam pagi ini, yang hitam dan pahit tak selalu buruk, cukup tambahkan simanis yaitu "SYUKUR", dan kan kunikmati semua prosesnya.

Quote:


Kuselesaikan tulisan di pagi ini, dan tak lupa secangkir sihitam si moodboosterku yang setia menemani.  Terima kasih buat Agan Sista yang telah menyempatkan waktu untuk membaca Thread/Tulisan pertamaku, Ditunggu saran dan masukan membangunnya dan jangan lupa emoticon-Cendol Ganemoticon-Toastemoticon-Toast, Salam dari Pencinta Kopi Newbie... 

  



(* Note : Tulisan ini kombinasi dari cerita pribadi ditambah dengan pengetahuan dan ilmu yang diperoleh dari berbagai sumber refrensi Pelajaran Secangkir Kopi , Sunnah mengibaskan Kasur, & Penyebab Kebakaran Hutan ) 
Richy211Avatar border
anakjahanam721Avatar border
Mutimumut11Avatar border
Mutimumut11 dan 5 lainnya memberi reputasi
6
4K
18
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Healthy Lifestyle
Healthy LifestyleKASKUS Official
7.6KThread2.6KAnggota
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Ikuti KASKUS di
© 2023 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.