Beberapa waktu yang lalu, warga Indonesia dibuat terfokus oleh satu topik yang memang cukup mengejutkan. Dimana setelah tarik ulur dari jamannya Presiden pertama, realisasi pindahnya Ibu Kota Negara teresmikan oleh Presiden ketujuh Indonesia yakni Bapak Joko Widodo.

Kalimantan dipilih menjadi lokasi baru Ibu Kota Negara, tepatnya sih di sebagian Kabupaten Penajam Paser Utara dan sebagian lagi Kabupaten Kutai Kartanegara yang secara otonomi masuk wilayah Kalimantan Timur.

Ada pro dan adapula yang kontra, di pihak pro atau yang mendukung kebijakan ini didasari alasan kondisi Jakarta yang saat ini menjadi Ibu Kota Negara sudah sangat sesak dan tidak layak lagi untuk dijadikan pusat pemerintahan.

Sementara di pihak kontra menilai kalau kebijakan ini tidak perlu, karena akan memakan biaya yang begitu besar. Mengingat pembangunan pusat pemerintahan itu tidak murah gansist, bisa ratusan triliyun.

Sebagai negara berkembang yang rakyatnya masih banyak yang berada di garis kemiskinan. Angka segitu bisa dialokasikan ke beberapa sektor penting seperti kesehatan, pendidikan dan sektor-sektor lainnya.

Tetapi pemerintah juga tidak 100% salah, karena memang jika menilik dari kondisi Jakarta saat ini. Wajar saja kalau pemerintah gerah, dan membuat jalannya roda pemerintahan jadi lemot. Meskipun sebenarnya masalah lemot atau cepatnya gak hanya soal ruwetnya Jakarta tapi juga kinerja orang-orang didalamnya.

Apesnya pemerintah saat ini adalah, belum juga ibu kota dipindah secara resmi. Eh sudah ada kabar kebakaran hutan di Pulau Kalimantan yang kabarnya juga kabut asap menyelimutti calon ibu kota baru Indonesia. Hal ini seperti yang diberitakan melalui laman berita Liputan 6.



Oh ya ngobrolin ibu kota baru, maka kita perlu melihat konsep yang bakal diusung. Dan dari beberapa informasi yang saya dapatkan, ibu kota bakal menggunakan konsep Green City. Konsep ini akan membuat ibu kota baru tetap mengedepankan lingkungan meskipun nantinya bakal ada beberapa tanaman yang dikorbankan untuk memberikan lahan kosong.

Tetapi menurut subjektifitas saya, pindah ibu kota untuk saat ini bisa dibilang masih kurang pas. Karena ada beberapa urusan yang mungkin lebih penting, seperti contohnya saja pembangunan fasilitas pendidikan di daerah terpencil, atau biaya kesehatan yang kabarnya bakal dinaikan 100%.

Kalau menurut gansist sendiri gimana ? Tulis opini gansist dikolom komentar ya, tapi inget jangan menyulut provokasi ya gansist. Yang adem-adem aja😁

Sumber tulisan : Bejocorner, Kaskus, dan Liputan 6
Sumber Gambar : Kaskus, dan tribunnews