Sampai saat ini, Catur sebagai salah satu jenis Olahraga masih dipertanyakan kebenarannya. Alasan bagi yang menolak, adalah karena catur tidak melibatkan aktivitas fisik secara langsung. Sedangkan bagi yang mendukung, mereka beracuan pada terjemahan kamus oxford, yang menerangkan bahwa Olahraga adalah suatu kegiatan yang melibatkan pengarahan tenaga fisik dan keterampilan di mana seorang individu atau tim bersaing dengan orang lain. Penjelasan bahwa adanya persaingan antar individu yang memiliki keterampilan, dipercaya juga dibutuhkan dalam permainan catur. Inilah sebabnya Catur dianggap sebagai Olahraga bagi sebagian orang. 

Meski belum terlalu populer pada kejuaraannya di Indonesia. Turnamen Kejuaraan Catur Indonesia hampir diadakan setiap tahunnya. Bahkan belum lama ini perwakilan Indonesia, Novendra Priasmoro berhasil menorehkan prestasi dan mendapatkan perak di Asian Juniors and Girls Chess Championship (AJCC) 2019 yang diadakan di Solo pada bulan juli lalu. Sedangkan emas diraih oleh perwakilan asal vietnam, Nguyen Anh Khoi. 



Lantas, apa kabar Indonesia pada Kejuaraan Catur Dunia? Pada tahun 2017 lalu, Indonesia sempat berpartisipasi di Women’s World Chess Championship 2017. Sekedar berpartisipasi saja sudah merupakan prestasi yang membanggakan. Irine Kharisma Sunandar berhasil menjadi kontingen setelah sempat memenangkan Asian Continental 2014 di Sharjah Uni Emirat Arab. 



Semoga di masa depan, semakin banyak peminat catur di Indonesia. Sehingga Olahraga berkelas ini menjadi populer, dan suatu saat nanti bisa menjadi cabang Olahraga yang juga jadi kebanggaan warga negara Indonesia.

Pemain Catur selalu identik dengan kecerdasan dalam strategi. Bayangkan jika catur menjadi tren (bukan auto chess atau game semacamnya). Dengan begini, bukan tidak mungkin tingkat kecerdasan di Indonesia akan meningkat dan membaik. Khususnya supporter-supporter fanatik bola yang suka bikin rusuh itu. Semoga populasi mereka dan sejenisnya segera berkurang. 


referensi : disini, disini, disini
sumber foto : Google