babygani86Avatar border
TS
babygani86
Ternyata Tata Rambut Memiliki Jejak Karbon yang Besar.
Setiap bulan Fakri Ihmadi mempercayakan pemeliharaan dan penataan gaya rambutnya di satu salon di kawasan Kalibata Jakarta Selatan. Ia memilih salon itu lantaran punya cara unik memperlakukan pelanggannya. Selesai potong rambut, kepalanya disedot pakai vacuum cleaner. Bersih, enggak gatal-gatal, enggak usah sampoan langsung bisa nongkrong.

Salon yang dimaksud Fakri itu tidak menggunakan air untuk keramas atau bilas pasca penataan rambut. Seusai proses pemangkasan rambut, sisa-sisa potongan rambut yang menempel di kepala pelanggan dibersihkan menggunakan alat semacam penyedot debu ukuran kecil hingga bersih. Satu kali potong rambut dengan proses tanpa air ini diklaim bisa menghemat 10 liter air per pelanggan.

Alih-alih bicara soal penataan rambut, ketika berbicara tentang bisnis dengan dampak lingkungan tinggi atau kegiatan dengan jejak karbon tinggi, kita mungkin akan membayangkan industri besar yang punya engagement dengan sumber daya alam atau yang operasionalnya membutuhkan energi besar.



Ternyata tata rambut, baik sebagai sektor bisnis maupun aktivitas individu, memiliki jejak karbon yang besar. Jejak itu muncul dari penggunaan air panas dan bahan kimia tingkat tinggi.


Quote:


Kebanyakan orang mencuci rambut terlalu sering dengan menggunakan terlalu banyak
sampo. Rutinitas keramas rambut sebanyak dua kali sehari yang diikuti oleh kondisioner pencuci, setiap tahunnya menghabiskan sekitar 14.222 1iter air dan energi 1.252 kilowatt-jam (kWh). Kegiatan ini juga menghasilkan jejak karbon dioksida (CO2) sebesar 500 kilogram.

Di sisi lain, jika keramas dilakukan dua kali seminggu dan menggunakan kondisioner tanpa bilas, penggunaan air hanya mencapai 613 liter dan membutuhkan 55 kWh energi setiap tahunnya. Cara ini pun hanya menghasilkan jejak karbon sebanyak 25 kilogram.

25% jejak karbon di dunia berasal dari produk kimia yang terkandung dalam produk pembersih, kosmetik, cat, dan parfum. Para ilmuwan yang mempelajari polusi udara di Los Angeles juga menemukan bahwa sampo, pembersih oven, deodoran, dan produk rumah tangga lainnya merupakan sumber signifikan polusi udara yang paling berbahaya seperti mobil.



Di luar urusan kepedulian terhadap lingkungan, mencuci rambut dengan frekuensi lebih sedikit akan menghemat uang dan menjaga kondisi rambut lebih baik. Juga dapat membantu membatasi efek penuaan dari paparan berlebihan terhadap air panas dan bahan kimia pada kulit anda.

Ada banyak produk yang lebih baik bagi lingkungan, sampo kering adalah contoh bagus. Demikian pula kondisioner tanpa bilas yang menghindari kebutuhan untuk pembilasan ekstra. Sangat bagus untuk membuat perubahan sederhana pada rutinitas perawatan rambut kita. Kita dapat membuat perbedaan pada planet yang kita sebut rumah.

Peneliti dari Universitas Southampton, dr Denise Baden memulai risetnya tentang dampak penataan rambut terhadap lingkungan pada 2012. Hasil riset tersebut, pada 2014, dikembangkan menjadi proyek praktik berkelaniutan untuk mereduksi jejak karbon dalam industri penataan rambut di Inggris yang diberi tajuk Eco Hair and Beauty Project.

Atas proyek itu, pada 2018 lalu, Baden meraih penghargaan Celebrating Impact Prize 2018 dari salah satu lembaga riset terkemuka di Inggris, Economic and Social Research Council (ESRC).




Spoiler for Referensi:


0
1.1K
2
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Green Lifestyle
Green LifestyleKASKUS Official
3KThread3KAnggota
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Ikuti KASKUS di
© 2023 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.