Rasis?

Seringkali kata ini sangat familiar di telinga kita, terutama di bidang olahraga khususnya cabang sepak bola. Rasis ini bisa berupa ungkapan kata mengolok, mengejek bahkan merendahkan harga diri seseorang. Contohnya di final piala dunia 2006 di Jerman. Bagaimana tandukan dahsyat Zidane mendarat ke dada Matterazi yang dipicu oleh ucapan dari mulut Matterazi yang menghina keluarga Zidane. Juga aksi dari Luis Suares terhadap Patric Evra, Serta masih banyak lagi yang lainnya. Sampai setelah 10 tahun berlalu, akhirnya menyatakan permintaan maaf juga kepada Zidane.






Tentu masih segar dalam ingatan kita kejadian di asrama pelajar papua di Surabaya yang memicu kerusuhan dan aksi unjuk rasa di papua yang menuntut referandum kemerdekaan dari Indonesia.

Dunia mengutuk keras setiap tindakan yang berbau rasisme. Tapi kita sebagai warga negara yang baik malah sering lepas kontrol dalam bertutur kata dan sikap.

Harusnya, kita sebagai bangsa yang menjunjung tinggi nilai-nilai persatuan dan kesatuan tidak boleh seenaknya saja berbuat, berbicara dan bertindak. Jagalah kerukunan, kesopanan. Walaupun kita berbeda bangsa, suku, warna rambut dan kulit serta agama.

Agama mengajarkan kita harus saling menghargai perbedaan keyakinan. Harus saling menjaga kerukunan antar umat beragama, bukan malah kita saling serang, saling hasut, saling fitnah dan saling mengolok-olok.

Hargailah kekurangan orang lain, biar kita bisa rukun, bisa saling tolong menolong dan saling berbagi kasih. Bukan malah saling bercerai-berai dan berperang angkat senjata.
Di manapun, pada siapapun, rasisme tidak akan ada pengadilan di dunia ini yg membenarkan perbuatan tersebut.

Na sendiri orang yang pembenci rasis! Karena manusia itu tidak ada yang sempurna. Orang yang melakukan tindakan rasis pada orang lain seakan tidak pernah berkaca pada diri sendiri. Semudahnya mengatakan hal-hal yang tidak mengenakkan, bertindak yang merugikan orang lain.
Terkadang segelintir orang bersikap santai saja setelah melemparkan perkataan yang menyinggung orang lain. Kalau ada orang yang seperti ini, rasanya malas sekali. Semua hal yang kita lakukan akan salah di mata mereka lantas melontarkan kritikan penghakiman seperti manusia paling benar di muka bumi.

Contoh kecil itu tidak harus jauh-jauh. Kita ambil dari kehidupan kita sehari-hari, sudah cukup sering terjadi tindakan rasis. Jadi, berhenti bersikap rasis, karena itu akan sangat melukai perasaan orang lain.










Sumber :

Opini pribadi dan dari berbagai sumber Di sini