Stop Rasisme! Mari Bersatu Membangun Negeri Aman Dan Sejahtera

Beranda

...

The Lounge
Stop Rasisme! Mari Bersatu Membangun Negeri Aman Dan Sejahtera

AdelineNordica

08-09-2019 05:06

Stop Rasisme! Mari Bersatu Membangun Negeri Aman Dan Sejahtera

Beberapa minggu lalu, tepatnya 17 Agustus 2019 ane sempat kaget dengan pemberitaan di televisi dan media online. Mirisnya bertepatan dengan hari kemerdekaan Indonesia yang ke 74 tahun dengan semboyan 'Indonesia unggul.'

"Waduh!" celetuk ane sambil menepuk jidat. "Hari gini masih ada aja yang rasis."

pic by detik.com

Bola panas dari berita rasisme akhirnya bisa teredam. Ane bernapas lega dengan ditangkapnya tersangka ujaran kebencian, provokator, dan presekusi terhadap mahasiswa Papua.

Quote:

Pengertian Rasisme:

1. Rasisme atau rasialisme ialah pemahaman yang menolak suatu golongan masyarakat yang berdasarkan atau berbeda ras. Dengan kata lain, mempunyai kelainan daripada umumnya. (Pramoedya Anata Toer)

2. Rasisme merupakan peristiwa, situasi yang menilai berbagai tindakan, dan nilai dalam suatu kelompok berdasar perspektif kulturalnya yang memandang semua nilai sosial masyarakat lain diluar diri mereka itu salah dan tidak dapat diterima. (Oliver C. Cox)

Seandainya mau menyorot balik sejarah kemerdekaan Indonesia, bahwa upaya pejuang memerdekakan negara kita tidaklah mudah. Mereka saling bahu membahu, berdarah-darah, bahkan sampai meregang nyawa demi tanah air tanpa menanyakan apa suku, agama, ras, dan golonganmu.

Ane jadi ingat dulu pernah mendapat perkataan tidak menyenangkan berkaitan dengan suku ketika berada di luar pulau.

"Kamu orang Dayak, 'kan? Suka makan orang dong?" kata Abang X dengan mimik serius. Ane beberapa kali membaca wajahnya barangkali cuma bercanda, tenyata tidak.

Ane agak tidak nyaman mendengar perkataannya. Terus ane tanya kembali.

"Maksud Abang?"

"Ya, abang dengar suku kalian suka memenggal kepala orang?"

"Oh, Ngayau. Itu sudah terjadi beratus-ratus tahun yang lalu, Bang. Saat zaman penjajah. Kalau mau disangkutkan dengan kerusuhan beberapa tahun lalu udah rukun kok. Gak semua orang Dayak seperti itu. Lagipula suku kami cinta damai. Gak mau ikut campur urusan orang, dan menjunjung tinggi toleransi," jelas Ane berharap dia mengerti.

Dia manggut-manggut paham. Tidak membahasnya kembali dan meminta maaf. Langsung mengganti topik. Mungkin dikiranya ane tersinggung dengan ucapannya.

Menurut ane, harusnya saat ini kita berfokus memajukan negara, menjadikan negara kita aman tentram, mengolah SDA untuk kemakmuran rakyat, dan meningkatkan kualitas SDM sehingga mampu bersaing dengan negara luar.

Jangan mau terprovokasi dengan isu-isu untuk memecah belah bangsa. Apalagi tidak mencari bukti valid. Bisa fatal akibatnya. Kritis terhadap permasalahan yang ada. Lalu mencari solusi dengan cara terbaik.

pic by qureta.com

Quote:

Para rasis ini bukan hanya bodoh karena perilaku mereka itu tidak etis dan kejam, namun juga karena hal tersebut dapat membentuk premis yang salah. Menjadi hal yang umum bagi mereka yang ingin menerima pengetahuan bahwa perbedaan besar antara kelompok manusia disebabkan oleh budaya, bukan karena warisan biologis atau ras.

Semua manusia berasal dari spesies yang sama dan bagian biologis yang penting bagian kehidupan manusia adalah sama bagi kita semua. Namun selain kebenaran dan kebijaksanaan ini, rasisme tetap menjadi penghalang utama dalam suksesnya komunikasi antar budaya (Samovar Lary dkk, Komunikasi Lintas Budaya, 2010: 212).

Harapan ane semoga kasus rasisme Papua menjadi yang terakhir. Bangsaku aman dan sejahtera. Gemah ripah loh jinawi. Tetap menjunjung tinggi Bhineka Tunggal Ika.