Jawa, bukan hanya tempat dengan penduduk terpadat di Indonesia, bukan pula sebuah pulau yang akan ditinggalkan sebagai ibukota, menuju Borneo, daratan dengan mimpi hampir nyata menjadi ibukota Indonesia. Jawa, dari sudut budaya merupakan salah satu
fenomena yang terbaik di indonesia


Untuk mengenali hal itu, bertebaran tempat mempelajarinya. Ada sekolah dengan muatan lokal, ada sanggar seni dengan karya dan pertunjukan budaya jawa, hingga perguruan tinggi yang khusus mempelajari budaya jawa ini.

Dalam hal ini, SMP PGRI 04 Tirtoyudo, Kabupaten Malang, termasuk sekolah yang memiliki inovasi ekstrakulikurer dalam mengembangkan budaya jawa pada generasi muda, yakni karawitan, dengan alat musiknya gamelan. Satu langkah terobosan yang mulai langka ditemukan. Ditengah budaya millenial, alat musik tradisional itu makin tak banyak dilirik generasi zaman now. Generasi dengan mayoritas minat musik mengacu pada apa apa yang disediakan digital, - western-. Gamelan menurut saya jauh dari lirikan, bahkan mungkin hal ini tidak hanya terjadi pada alat musik tradisional Gamelan saja namun bisa jadi pada alat musik jenis lain baik di jawa maupun luar jawa yang dahulu kala pernah menjadi primadona.

Pemandangan inilah yang membuat mahasiswa peserta KKN Tematik UNIRA, Universitas Islam Raden Rahmat Malang tergerak turut mendukung dan membantu mengenalkan seni karawitan dengan alat musik gamelan kepada siswa siswi PGRI 4 Tirtoyudo Kabupaten Malang.

" Karena tujuan kami yaitu mengenalkan alat musik khas masyarakat jawa kepada siswa siswi di PGRI 4 Tirtoyudo sekaligus bisa memainkan alat tersebut . Jangan sampai siswa-siswi kita tidak mengenal atau mengetahui alat musik mereka sendiri sebagai oarang jawa yaitu gamelan" Ungkap Yeti Dwi Rahayu Sugeng, Kepala sekolah SMP PGRI 04 Tirtoyudo (5/9/2019)

Dengan adanya ekstrakulikurer karawitan ini di harapkan budaya jawa, khususnya permainan gamelan bisa berkembang denan baik di kaum muda. Mengingat jarang sekali anak muda jaman sekarang yang punya minat terhadap budaya jawa, semacam karawitan.
Maka, applause saya berikan kepada pihak sekolah penyelenggara ekstrakurikuler karawitan, juga kepada mahasiswa KKN yang turut ikut andil mengembangkan alat musik gamelan. Dengan harapan budaya tersebut lebih lestari, tak ada wacana ditelan zaman.


Widia Wati untuk Anis Hidayatie, 6/9/2019