• Beranda
  • ...
  • Health
  • Mengenal Perkembangan Teknologi di Bidang Kesehatan Indonesia Selama 6 bulan Terakhir

babygani86Avatar border
TS
babygani86
Mengenal Perkembangan Teknologi di Bidang Kesehatan Indonesia Selama 6 bulan Terakhir
Ari, 80 tahun, pernah mengalami serangan jantung. Suatu hari di tahun 2004, tiba tiba dadanya terasa sesak, sakit kepala, dan batuk berkepanjangan. Budi, anak Ari, lantas membawanya ke salah satu rumah sakit di Jakarta untuk melakukan pemeriksaan menyeluruh (general checkup). Hasil diagnosis dokter menyebut, Ari terkena penyakit jantung.

Setelah didiagnosis kena penyakit jantung, Ari memilih berobat ke luar negeri, seperti Malaysia dan Singapura. Semua dokter yang berpraktek di dua negeri jiran itu menganjurkan agar Ari menjalani operasi pintas jantung, yaitu mengambil pembuluh arteri di paha untuk menggantikan pembuluh darah jantung yang tersumbat.

Namun Ari menolak anjuran itu, dari yang ia ketahui, cukup banyak efek samping. Salah satunya sakit kepala yang akan sering dialami dan ketergantungan pada obat sakit kepala.

Akhirnya Ari kembali ke Indunesia dan dibawa ke Rumah Sakit Jantung Binawaluya, Jakarta Timur. Setelah dilakukan pemeriksaan oleh Dokter Munawar, terjadi lima sumbatan di jantung, termasuk pengapuran di pembuluh darah arteri jantung Ari. Kemudian Munawar mengambil tindakan dengan memasang lima ring pada April 2017.



Kini pemasangan juga lebih maju, sebab stent yang digunakan lebih tipis dan bias menyatu dengan pembuluh darah. Sehingga pasien tak perlu minum obat anti penolakan seumur hidup. Pasca operasi, Munawar pun menawarkan pilihan terapi. Salah satunya pengeboran yang diklaim memiliki keberhasilan 90%.

Penyakit jantung sampai kini masih menjadi momok pembunuh, baik dalam hal jumlah penderita maupun angka kematian di Indonesia. Saat ini strok memang tercatat sebagai pembunuh nomor satu di Indonesia. tetapi jantung memiliki rekor penyakit utama yang bertahan lama sebagai penyakit penyebab kematian terbesar.

Terus bertambahnya jumlah penderita yang selamat, boleh jadi disebabkan makin mainnya teknologi penanganan penyakit jantung. Dahulu, pasien yang mengalami penyumbatan pembuluh darah di berbagai tempat, tidak bisa diatasi dengan pemasangan stent saia, melainkan harus melalui operasi bedah pintas jantung.

Kini seseorang yang mengalami masalah tersebut, bisa dipasangi berapa pun ring, asalkan mereka memiliki uang banyak. Teknologi stent semakin maju, kini tersedia stent yang mengandung obat, lentur, berukuran sangat kecil, dan bisa bertahan lama, serta menyatu dengan pembuluh darah.

Perkembangan penanganan jantung bermula dengan adanya PCI (percutaneous cororonary intervention) yang pertama kali dilakukan di Indonesia pada 16 Januari 1987. Awalnya PCI yang pertama kali dilakukan oleh Dokter Muchtar Hanafi diterapkan pada 6—7 pasien setahun, kini bisa menangani 6-7 pasien sehari

Terapi obat-obatan yang digunakan pada dampak penggumpalan darah setelah pemasangan ring juga berkembang. Dokter kini mengombinasikan ticlopidine dengan obat antikoagulan. Kombinasi itu bisa membuat pembuluh darah yang dipasang ring tetap terbuka.

Teknologi imaging untuk penyakit jantung pun sudah sangat luar biasa. Teknologi tersebut menggunakan ultrasound sehingga dokter bisa melihat ring menempel pada pembuluh darah atau tidak. Ukurannya pun disesuaikan dengan diameter pembuluh darah. Sehingga hasilnya menjadi sangat bagus.

Tidak hanya penyakit jantung koroner, teknologi kedokteran juga kini mengatasi penyakit gagal jantung, salah satu penyakit kardiovaskular, yakni jantung tak mampu lagi memompa darah ke seluruh tubuh. Penyakit ini disebabkan oleh tidak sinkronnya otot jantung kanan dan kiri.

Pada kasus gagal jantung, dokter tak bisa lagi melakukan tindakan pemasangan ring dan bedah pintas jantung. Untuk mengatasinya perlu dilakukan tindakan CRT (Cardiac Resynchronization Therapy). Beberapa rumah sakit di Indonesia sudah memiliki fasilitas tersebut.



Teknologi terbarunya, yaitu tak perlu dilakukan pembedahan besar terhadap pasien, tetapi cukup minimally invasive surgery atau dikenal dengan istilah multipolar pacing CRT atau sering disebut multipolar CRT.

Keistimewaan multipular CRT, yaitu memiliki elektroda lebih banyak sehingga menamhah kesempatan untuk meningkatkan pompa jantung. Variasi titik yang dipompa lebih banyak. Kabel pacu dihubungkan dengan generator supaya bias memompa jantung kanan dan kiri.

Kemajuan teknologi pengobatan tak hanya terdapat pada prosedur penanganan penyakit kardiovaskular. Proses terapi kanker prostat pun menggunakan teknologi canggih. Pada pasien kanker prostat yang belum mengalami penyebaran ke organ lain atau metastasis, dilakukan radical prostatectomy. Ini merupakan pembedahan dengan memotong prostat yang bermasalah, kemudian disambungkan lagi. Seperti operasi terbuka, dicari kantong kencingnya, kemudian disambung lagi.

Pada operasi-operasi sebelumnya, prosedur ini mengandung risiko saraf terputus. Jika itu terjadi, pasien akan menderita disfungsi ereksi. Namun perkembangan teknologi kini telah mereduksi ancaman saraf putus itu. Tidak perlu operasi terbuka lagi. Bisa dengan laparoskopi, dengan membuat tiga lubang tetapi tidak melalui luka yang terbuka dan ini lebih teliti.



Laparoskopi adalah sebuah teknik melihat ke dalam perut tanpa melakukan pembedahan besar. Kemajuan bedah prostat ini semakin berkembang. Bahkan di luar negeri telah menggunakan robot sebagai pendukungnya. Operatornya bisa di luar kamar operasi. Asisten Cuma pegang lampunya. Sayang, di Indonesia belum tersedia teknologi laparoskopi, sebab investasi untuk pengadaan alat itu lumayan besar, mencapai Rp 40 miliar per unit.

Teknologi lain di bidang terapi kanker kini memang terus berkembang. Selain yang sudah umum dikenal masyarakat, kini berkembang juga berbagai teknik operasi khusus. seperti minimally invasive surgery, laparoskopi, laser surgery, transplantasi sel punca, dan imunoterapi.

Terapi kanker terbaru lainnya, yaitu terapi gen yang menggunakan virus sebagai kendaraan RNA dan DNA ke sel kanker. Caranya, sebagian sel tertentu diambil dari tubuh pasien, mengubahnya di laboratorium dengan menambahkan materi gen tertentu, sehingga sel lebih mampu membunuh sel kanker atau membantu sel normal melawan sel kanker. Terapi ini masih belum bisa digunakan secara luas pada saat sekarang.

Selain itu, ada iuga terapi sel (cell cure). Terapi yang masih tersedia di Rumah Sakit Pusat Angkatan Darat Gatot Soebroto ini menggunakan sel darah putih autologus. Salah satu unsur darah yang bertugas sebagai antibodi ini dipisahkan dari pasien, lalu diproses dan diekspansi di dalam laboratorium khusus, kemudian disuntikkan kembali ke tubuh pasien.



RSPAD Gatot Soebroto sebelumnya iuga memiliki fasilitas brain spa untuk penyembuhan penyakit strok. Brain spa ini menggunakan peralatan digital substraction angiography (DSA). Terapi ini mirip dengan kateterisasi balon atau pemasangan ring untuk penyakit jantung koroner. Bedanya, ini dilakukan pada pembuluh darah yang tersumbat di utak.

2.000 dari 2.824 rumah sakit yang menjadi anggota PERSI merupakan rumah sakit tipe A. Tipe ini kental dengan teknologi mumpuni dalam penanganan pasien. Setiap 4—6 bulan, pasti ada teknologi baru di sana.


Spoiler for Referensi:


azidqiAvatar border
penahitam19Avatar border
penahitam19 dan azidqi memberi reputasi
2
3K
10
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Health
HealthKASKUS Official
24.6KThread10KAnggota
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Ikuti KASKUS di
© 2023 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.