babygani86Avatar border
TS
babygani86
Kanker Serviks dan Penyebabnya
Kanker serviks adalah keganasan yang terjadi saat ada sel di leher atau mulut rahim tidak normal dan berkembang dengan tidak terkendali. Di Indonesia kanker serviks masih merupakan masalah utama kesehatan wanita. Menurut data registrasi kanker di Indonesia, kanker serviks merupakan kanker terbanyak kedua setelah kanker payudara.

Faktor risiko kanker serviks antara lain aktivitas seksual pada usia muda, perilaku seksual yang tidak aman, merokok, kebersihan organ wanita. Terbanyak penderita kanker serviks ditemukan pada usia 40-50 tahun. Secara teoritis, hal ini disebabkan wanita yang terinfeksi Human Papilloma Virus (HPV) lebih menetap dan terjadi akumulasi mutasi yang dapat menyebabkan transformasi keganasan selular. Wanita yang memulai aktifitas seksual pada usia muda/ pernikahan dini, berganti-ganti pasangan, merokok, akan meningkatkan terinfeksi HPV. Merokok meningkatkan risiko kanker pada wanita dengan infeksi HPV, karena Nikotin ditemukan pada mucus/getah serviks pada wanita yang merokok. Bahan kimia ini memicu perubahan selular ke arah keganasan.



Hampir 99,7% kasus kanker serviks secara langsung berkaitan dengan infeksi HPV (WHO, 2006). Virus ini pada umumnya ditularkan melalui hubungan seksual. Penyebab lainnya adalah pernikahan dini, karena pada usia dini sangat rentan terjadinya perubahan perubahan sel-sel, sehingga mudah terjadi kanker di kemudian hari, kurangnya menjaga kebersihan vagina, merokok dan mempunyai banyak anak. Tanda-tanda awal yang mudah untuk mendeteksi kanker serviks yaitu adanya keluhan keputihan yang terus-menerus dan berbau tidak sedap, adanya perdarahan di luar jadwal menstruasi, perdarahan seperti menstruasi setelah menopause, nyeri saat berhubungan seksual dan nyeri panggul yang terus-menerus. Apabila kanker telah menyebar ke sekitar dan dinding panggul, akan menekan organ di sekitarnya sehingga menimbulkan gejala lainnya berupa pembengkakan kaki, nyeri pinggang, gangguan berkemih dan gangguan buang air besar.

Mencegah terjadinya infeksi HPV secara sekunder yaitu dengan pemeriksaan Pap Smear dan IVA (Test Inspeksi Visual dengan Asam Asetat), serta pencegahan primer dengan pemberian Vaksin HPV yang bertujuan untuk mengeliminasi infeksi HPV. Selain itu kanker serviks bisa dicegah dengan melakukan vaksinasi. Pap Smear idealnya dilakukan setahun sekali sebagai lini pertahanan pertama untuk mencegah terjadinya kanker serviks. Jika hasil pap smear normal, dapat dilakukan vaksinasi. Tapi jika hasil pap smear didapati adanya sel kanker, maka dilakukan pemeriksaan lanjutan seperti biopsi serviks untuk menentukan jenis sel kanker tersebut. Bagi wanita yang belum menikah dan belum pernah melakukan hubungan seksual tanpa melakukan pap smear, bisa langsung melakukan vaksinasi HPV. Vaksinasi HPV dapat diberikan mulai umur 9-13 tahun.



Pengobatan kanker serviks tergantung stadium kanker itu sendiri. Apakah stadium dini atau stadium lanjut. Jika stadium dini masih bisa dilakukan operasi dengan atau tanpa radiasi. Tapi bila sudah dalam stadium lanjut, umumnya tidak dapat dilakukan operasi lagi, maka dilakukan radiasi dan kemoterapi. Radiasi bertujuan untuk membunuh sel kanker sebanyak-banyaknya dan seminimal mungkin mengenai jaringan sehat. Jenis radiasi untuk kanker serviks meliputi radiasi eksterna (sinar luar) dan brakiterapi atau yang disebut sinar dalam. Radiasi eksternal menggunakan alat khusus, dimana sumber radiasi terletak di luar tubuh dan berjarak tertentu dari tubuh pasien. Mempunyai energi yang tinggi untuk membunuh sel kanker yang dapat mencakup tumor primer dan kelenjar getah bening di sekitarnya. Teknik radiasi mulai dari yang sederhana (konvensional) sampai tiga dimensi (3DCRT) dan Intensity Modulated Radioteraphy (IMRT). Teknik ini semua ada di RS Adi Husada Cancer Centre (AHCC). Sementara Brakiterapi merupakan teknik radiasi yang berbeda dengan radiasi eksterna. Sumber radiasi diletakkan di dalam atau didekatkan pada target sehingga memberikan dosis yang sangat tinggi dan seminimal mungkin pada jaringan sehat di sekitarnya. Radiasi eksterna diberikan sebanyak 25-35 kali, setiap hari, kecuali sabtu minggu, selama 5-7 minggu. Jika dilakukan sinar dalam, dapat diberikan 2-3 kali setiap 1 minggu sekali.

Kanker serviks dapat dicegah dengan melakukan pola hidup sehat, tidak merokok, dan melakukan hubungan seks aman. Selain upaya mencegah terjangkit kanker serviks, pola hidup sehat juga akan menghindarkan kita dari berbagai jenis kanker lainnya. Kanker pada umumnya dapat ditangani jika pasien datang ke dokter dalam stadium dini. Tetapi jika datang dalam stadium lanjut akan menjadi sulit untuk mendapat penyembuhan.




Spoiler for Referensi:


0
545
0
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Health
HealthKASKUS Official
24.6KThread9.9KAnggota
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Ikuti KASKUS di
© 2023 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.