Namaku adalah Ragil. Saat ini aku baru kelas 8 SMP. Ini adalah acara kemah keduaku. Yang pertama adalah PERSAMI yang diadakan setelah MOS. Sedang kemah kali ini namanya PERSEKA. Aku tidak begitu paham dengan hal yang berbau pramuka. Karena memang dari awal aku tidak menyukainya. Namun untuk yang namanya kemah, entah kenapa aku benar benar menyukainya. Mungkin karena bebas dari materi pelajaran sekolah kali ya



Hari ini adalah hari Kamis. Kita berangkat menggunakan 2 dam truck menuju daerah perkemahan di Tuban yaitu Maibit. Satu untuk laki laki dan satunya perempuan. Sedang para pembina dan Osis menggunakan mobil. Setiba di sana kita langsung upacara sebentar sebelum mendirikan tenda. Setelah selesai mendirikan tenda, hari sudah cukup sore. Mungkin sekitar jam 5. Kita di bebaskan untuk istirahat dan mandi. Lalu aku mengunjungi teman genk ku. Yang telah kita beri nama Rolling. Kita berkumpul dan bercanda. Sesekali juga membicarakan anak perempuan yang sedang lewat lalu lalang.

Malam telah tiba. Kami di ajari banyak materi untuk penjelajahan besok. Ada satu materi yang cukup membuatku tertarik yaitu sandi Semaphore. Karena sandi ini bisa membuat kita berkomunikasi dengan tim meskipun jaraknya jauh tanpa menghasilkan suara. Bagiku sandi ini seperti sandi regu penyergap yang sangat keren.



Pemberian materi cukup banyak. Meskipun bagiku hanya mengulang ngulang materi pramuka di setiap hari sabtu. Malam sudah pukul 23:48. Kita di suruh untuk tidur. Dan jam 00:00 semua anak harus sudah tidur. Karena ada waktu sedikit, aku memutuskan untuk berkumpul dengan teman seperti sore tadi sambil memasak mie instan bersama sama. Meskipun kita berbeda regu, kita selalu kompak.

Tidak terasa jam sudah pukul 00:00. Kakak Osis dan Pembina mulai meraziah anak yang masih berkeliaran. Karena kita masih asik berkumpul. Kita pun sembunyi di balik pohon. Ku lihat ada beberapa siswa laki laki yang di hukum karena mengunjungi tenda perempuan.
Selang beberapa waktu, tenda tenda sudah mulai sepi. Ku lihat di jam tanganku sudah pukul 00:21. Kita masih asik mengobrol dan bercanda. Namun sialnya kita ketahuan.

“woi pak Huda tadi melihat kemari”Ujar Boby.
“iya, itu Osis Osis juga kemari.” Kata Arman.
“apa kita ketahuan ya?” Tanya ku.
“kita masuk hutan aja yuk, aku gak mau di hukum, malu.” Usul Boby.

Karena tidak ingin di hukum kita spontan memutuskan untuk lari ke hutan. Kita berpencar dan bersembunyi di balik pohon. Ada beberapa anggota Osis yang mencari kita. Berkat materi Semaphore yang telah di pelajari kita dapat inspirasi untuk berkomunikasi menggunakan jari jari. Kemudian kita kembali secara bertahap ke tenda masing masing tanpa sepengetahuan para Osis. Saat ini, hatiku merasa sangat tertantang dan bahagia. Tidak ada sedikitpun rasa takut karena kegelapan.

Aku mendapat urutan ke 4 untuk kembali ke tenda. Sedang kami berjumlah 6 orang. Aku tidak tahu apakah 2 temanku dapat kembali tanpa sepengetahuan Osis. Lalu aku memutuskan untuk tidur. Besoknya kita dibangunkan pagi untuk beribadah bersama sama. Setelah itu, kita di bebaskan untuk mandi dan sarapan. Aku mulai mencari temanku tadi malam dan ingin mendengar cerita keseruan masing masing dari mereka.

Anehnya si Wahyu tidak ada. Setelah di cari di tenda juga tidak ada. Dan menurut teman setendanya, dia tadi pagi tidak ikut sholat berjamaah.
“Apa Wahyu di hukum ya? Dia kan yang balik terakhir. Mungkin dia ketahuan. Ayo coba kita cek di seketariat.” Kata Rofi
Kita berjalan ke seketariat. Lalu mencarinya di sekitar tenda. Namun tidak ada juga. Lalu ada kak Osis wanita yang cantik.
“Ada apa dek. Kok clingak clinguk?” Tanya dia
“Itu kak, eh ga ada apa apa.” Jawab Boby.
“ada apa Bob, jujur. Kamu bukan tipe anak yang main di seketariat.” Ujar kakak cantik itu.
Boby memang terkenal bandel.
“hehehe nyari Wahyu kak.” Jawab Boby.
“Wahyu?” Si kakak bingung.
“Wahyu regu Pisang loh kak.” Jawab Boby.
“Memang dia kemari?” Tanya si kakak cantik
“kirain dia di hukum di sini.” Ujar Boby.

Si kakak masih bingung, lalu kita jelaskan maksud dan tujuan kami. Kemudian kita mengecek absensi sholat yang tenyata si Wahyu memang tidak ikut berjamaah. Di sini timbulah firasat aneh. Apakah si wahyu ini hilang atau gimana.

Kemudian kita memutuskan untuk kembali dan mandi. Setelah itu upacara di mulai. Ku lihat Wahyu juga tidak tampak di regunya. Sebelum mulai penjelajahan, kita di beri materi tentang jalurnya. Namun tiba tiba saja nama anggota genk kita di panggil kecuali Rofi dan Wahyu. Kita berkumpul di seketariat, ku lihat sudah ada Rofi yang sudah hadir lebih dulu. Rofi adalah teman dekat Wahyu. Mungkin dia orang pertama yang di hujani pertanyaan. kemudian kita ditanyai apa yang sebenarnya terjadi. Setelah beberapa puluh menit kita mencoba untuk tutup mulut akhirnya kita menyerah dan menceritakannya. Kita di marahi habis habisan. Dan hal yang paling buruk adalah Wahyu tidak di temukan.

Setelah itu seketariat membentuk tim pencari. Kita di suruh untuk menemani mereka sebelum penjelajahan di mulai. Namun hingga penjelajahan di mulai sekitar pukul 13:00, Wahyu belum di temukan. Kemudian kakak Osis menyuruh kita untuk ikut gabung kembali ke regu penjelajahan. Saat penjelajaan, sesekali aku menengok ke kanan dan kiri untuk mencari Wahyu. Aku takut kalau dia tersesat atau jatuh ke jurang.

Tak terasa penjelajahan sudah usai. Waktu juga sudah sore, aku masih kepikiran tentang Wahyu dan ingin mencarinya di tendanya. Siapa tahu dia sudah di temukan. Setibanya di sana aku benar benar kaget. Wahyu sudah ada di tenda dan sedang makan mie instan lahap sekali. Di sebelahnya juga ada pak Huda yang menemaninya. Jadi ku putuskan untuk kembali.

Setelah sholat magrib, Genk kita di panggil agar menuju ke seketariat. Disana kita di sidang dan akan di hukum. Kita di suruh untuk membersihkan sampah selapangan. Kita juga di temani kakak Osis yang cantik kemarin. Dan betapa terkejutnya kita ketika Wahyu bercerita, ternyata si Wahyu kembali sendiri dari hutan. Bukan di temukan oleh tim pencari.

Lalu sambil memunguti sampah, dia bercerita bahwa saat akan kembali, dia bertemu siswi Osis dari sekolah lain yang juga sedang berkemah di Maibit ini. Dia di ajak ke tenda seketariatnya. Kemudian dia juga di sambut oleh teman temanya. Dia menginap di sana dan berbagi cerita bersama di seketariat sambil melihat anak anak lain menerima materi. Saat siang dia juga sempat melihat pak Huda dan Boby yang sedang mencarinya. Namun seakan akan mereka tidak mendengar suara Wahyu.

Karena Wahyu cukup betah di sana, jadi dia mengabaikan mereka. Wahyu berencana kembali saat sore hari. Katanya, agar tampak seperti ikut penjelajahan. Setelah sore dia memutuskan untuk kembali. Walaupun siswi Osis itu mencoba terus merayunya agar tetap di situ. Entah kenapa katanya suasana perkemahan di sana sangat ramah dan asik. Namun karena ridunya kepada kita dan ingin menceritakan bahwa dia bertemu siswi cantik dari sekolah lain. Dia akhirnya memutuskan untuk pulang. Siswi cantik itu juga katanya mengantarnya sampai belakang tenda. Namun anehnya siswa lain yang melihat Wahyu kembali katanya hanya sendirian.

Cerita wahyu sangat aneh. Namun lebih aneh lagi kalau Wahyu bercerita bohong dan hanya duduk duduk saja seharian di dalam hutan. Lalu kakak Osis yang dari tadi mendengar cerita itu langsung menyahut. Bahwa tidak ada sekolah lain yang sedang berkemah di sini. Katanya besok baru akan datang sekolah lain yang berkemah. Dan itu bertepatan saat kita akan pulang. Mendengar pernyataan kakak Osis itu aku jadi mulai merinding. Namun wahyu masih bersikeras membantah bahwa dia benar benar melihat sekelompok sekolah lain. Entah kata kata kak Osis benar atau memang hanya ingin menggoda wahyu aku tidak tahu.

Setelah di hukum, kita kembali ke aktivitas biasa. Dan cerita wahyu masih menjadi misteri hingga kami pulang dan bertanya kepada pak huda bahwa memang benar hanya kita yang sedang berkemah di tempat ini. dan lokasi perkemahan hanya ini. di dalam hutan tidak ada lapangan yang luas seperti ini katanya.