Pengaturan

Gambar

Lainnya

Tentang KASKUS

Pusat Bantuan

Hubungi Kami

KASKUS Plus

© 2024 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved

sangpetualangAvatar border
TS
sangpetualang
Mengintip Aksesoris Kulit Sepeda Kuno ala Sumadi Seng
Mengintip Aksesoris Kulit Sepeda Kuno ala Sumadi Seng

MAGETAN – Kerajinan tangan berbahan kulit sapi atau kambing yang dihasilkan para perajin Kabupaten Magetan Jawa Timur kian menjamur. Umumnya, mereka membuat sepatu, sandal, tas hingga jaket kulit.

Tapi untuk aksesoris sepeda kuno atau sepeda onthel yang berbahan kulit, sejauh ini hanya dihasilkan oleh Sumadi Seng. Pria 72 tahun ini adalah perajin asal Candirejo Magetan. Dibantu 12 karyawannya, setiap hari Sumadi Seng membuat berbagai jenis aksesoris sepeda, seperti sadel, tas samping, penutup roda hingga tas setir.

Usaha aksesoris kerajinan kulit ini ditekuninya Sumadi Seng sejak tahun 1970. Saat itu, dirinya hanya memproduksi sadel. Tujuh tahun belakangan, dia mulai merambah ke pembuatan akseoris sepeda kuno lainnya.

Menariknya, semua kerajinan kulit karya Sumadi Seng di produksi secara tradisional. Tidak ada alat-alat super modern. Bahkan tempat produksinya, dari dulu tetap begitu-begitu saja. Pemanfaatkan bagian rumah berukuran 4×12 dari warisan keluarganya, Sumadi Seng tak lelah untuk terus berkarya.

Atap seng yang panas, dan peralatan sekadarnya tak menyurutkan niatnya untuk terus menghasilkan kerajinan kulit yang menjadi ciri khas karya keluarganya. Barangkali, karena bertahan di tempat produksi yang panas di bawah seng itulah dirinya dipanggil Sumadi “Seng”.

“Pernah ada bantuan dari pemerintah, Alhamdulillah. Tapi ya kalau bisa diberikan tempat khusus untuk produksi saya, biar leluasa nambah tenaga kerja dan bisa mengurangi pengangguran, terutama anak putus sekolah di Magetan,” tuturnya kepada sejumlah wartawan, Minggu (17/8/2019).

Keterbatasan dan kekurangan tersebut tidak lantas memupuskan semangatnya. Sumadi tetap eksis menghasilkan kerajinan-kerajinan kulit untuk aksesoris sepeda onthel. Usahanya tidak pernah sepi, pesanan barang selalu berdatangan dari berbagai daerah baik dari pembeli langsung atau toko-toko penyedia aksesoris sepeda kuno dari wilayah Madiun, Tulungagung, Surabaya. Bahkan hingga ke Aceh, Kalimantan dan kota besar yang lainya.

“Untuk sadel dalam 5 hari itu ada 10 kodi yang bisa saya produksi. Sedangkan aksesoris lain seperti tas samping bisa samapi 10 biji per hari,” jelas Sumadi Seng, yang menyebutkan,  untuk harga sadel berbeda-beda mulai dari termurah dijual Rp 15 ribu hingga Rp 275 ribu.


Sebenarnya Sumadi Seng ingin melebarkan sayapnya lagi. Memasarkan produknya hingga ke manca negara misalnya. Namun lagi-lagi, dia harus berhadapan dengan berbagai kendala yang ada di depannya. “Rencana pengin ekspor, tapi modalnya belum terpenuhi,” tutup Sumadi Seng. (mb)


SUMBER
Diubah oleh sangpetualang 23-08-2019 18:07
0
502
2
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Berita dan Politik
Berita dan PolitikKASKUS Official
672.2KThread41.8KAnggota
Urutkan
Terlama
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
Ikuti KASKUS di
© 2023 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.