Kamis pagi rencana gowes menuju ke curug pulosari, niat hati saat itu sudah bulat untuk menuju kesana tanpa memperhatikan volume air disana bagaimana saat musim kemarau. Tanpa menghiraukan hal tersebut gowes pun ane lakukan. Tapi di awal perjalanan ponsel saya berdering, lalu ane tepikan sepeda.

Teman saya ternyata menelpon dan memberikan informasi bahwa debit air di curug pulosari sedikit. Dan dia langsung ngajak ke puncak mbibis aja, ane suruh nunggu di pohon beringin kasongan. Saya pun mengiyakan dan menuju ke tikum tersebut.

Menunggu cukup lama akhirnya mereka datang bertiga dan bersiap untuk gowes ke puncak mbibis. Trip gowes ke puncak bibis ini trip pertama saya melewati tanjakan yang terjal. Bagi saya seorang goweser pemula ini tanjakan yang terjal, tapi pastinya ini cuma tanjakan icrit-icrit buat para senior dan pro.

Saat pertama lihat tanjakan mbibis hati ini terasa pilu seperti tidak yakin mampu gowes nanjak terjal seperti ini. Tapi semua itu harus dicoba, masalah kuat dan tidaknya pikir belakang. Seandainya tidak kuat nanti dituntun kalau dituntun ternyata masih jauh, ya balik arah turun.

Dan ternyata saya mampu melewatinya dengan nafas ngos"an dan detak jantung yang berdegub kencang. Perasaan mual serasa mau mutah pun terjadi, tapi itu tidak terjadi malah temen saya yang harus jakpot, karena waktu tidur yang kurang dan juga belum terisi perutnya sebelum gowes.

Untuk tanjakan puncak mbibis ini saya menggunakan crancase di angka 3 dan gir di angka 1. Kalau gowes bersama senior dan pro pasti sudah ditinggal karena terkeperkan. Oh iya sebagai informasi juga Set gir di sepeda ane standart dari saat awal beli sepeda.

Sesampainya di puncak mbibis ada warung bu yati yang sudah jadi salah satu langganan para goweser jika naik ke puncak mbibis. Ane pun juga istirahat disitu bersama teman-teman saya, dan disana sudah ada 3 goweser juga yang rehat. Kita pun langsung pesan teh hangat, ambil gorengan yang masih hangat dan sarapan bubur.

Setelah dirasa cukup menikmati dan istirahat kita putuskan untuk turun dan menuju ke pabrik gula madukismo sambil mencari jalan yang belum biasa dilalui banyak orang. Sampai akhirnya malah melewati studio alamnya Joko Pekik, maka sekalian saja kita mampir kesitu untuk mendokumentasikan gowes hari ini.

Perjalanan kita lanjutkan ke pabrik gula madukismo sesuai rencana tadi, melihat aktivitas kereta mengangkut tebu sebagai bahan dasar olah gula. Ini pengalaman pertama saya juga melihat kereta pengangkut tebu di sana yang baru beroperasi.

Tak terasa waktu sudah siang dan matahari sudah mulai terasa teriknya, kita putuskan untuk pulang dan mampir dulu menikmati es tape gosrok pinggir sungai. Di jogja sendiri sekarang sudah susah banget untuk mendapat es gosrok ini, kemungkinan tinggal 2 penjual es tape gosrok di jogja.

Es gosrok ini adalah penutup trip gowes kita. Disini juga tempat kita berpisah untuk pulang ke rumah masing".


Video Youtube klik dimari