Stop Rasisme!



Kaskus DeYudi69 -Beberapa waktu yang lalu di Papua tempat saudara kita berada, sempat terjadi konflik yang dipicu oleh rasisme. Tentunya hal tersebut sangat disayangkan bisa sampai terjadi. Karena pasti menimbulkan kerugian. Baik secara mental maupun materi. Akibat perusakan-perusakan yang dilakukan oleh masa.

Ane sendiri awalnya belum paham apa itu yang dimaksud dengan rasisme. Setelah googling akhirnya ketemu juga artinya.

Rasisme adalah suatu sistem kepercayaan atau doktrin yang menyatakan bahwa perbedaan biologis yang melekat pada ras manusia menentukan pencapaian budaya atau individu bahwa suatu ras tertentu lebih superior dan memiliki hak untuk mengatur ras yang lainnya.

Menurut pendapat ane pribadi, rasisme yaitu suatu tindakan dimana kita menganggap kelompok atau suku tertentu lebih rendah daripada suku atau ras yang lainnya.





Hal atau pemahaman semacam ini sudah seharusnya kita tinggalkan demi keberlangsungan serta menjaga persatuan dan kesatuan Indonesia.

Di dunia ini tidak ada manusia yang lebih tinggi atau lebih derajatnya di mata Tuhan. Semua sama, bagai warna bendera Sang Saka Merah Putih. Darah kita merah tulang kita putih. Kita semua bersaudara.

Tak ada manusia yang terlahir sempurna. Semua memiliki perbedaan dengan kelebihannya masing-masing. Jangankan manusia, permukaan bumi tempat kita tinggal saja tidak rata, ada gunung, lembah, sungai juga lautan.

Paham rasisme ini juga dapat muncul, karena terkadang seseorang atau suatu kelompok belum mengenali lebih jauh tentang kelompok lain yang baru dijumpainya. Istilahnya tak kenal maka tak sayang.

Ane dulu tinggal merantau di kota Denpasar, Bali, bersama orang tua. Di sana semua suku bangsa yang ada di Indonesia tinggal dan hidup rukun berdampingan satu sama lainnya.





Kebanyakan dari anak mereka adalah teman sepermainan ane di sekolah. Kami bermain dan belajar bersama tanpa memandang agama juga warna kulit. Ane dulu kecil dekil juga hitam wkwkw. Tapi mereka nggak mempermasalahkan penampilan ane.

Sekarang setelah ane dewasa, ane jadi mengerti, kenapa dulu nggak pernah berantem sama teman yang dari suku dan agama yang berbeda dengan ane.

Orang tua kami dulu yang mengajari bahwa kami adalah teman, kami adalah kawan bukan lawan.

Dimana setiap ada upacara besar keagamaan, seperti misalnya Galungan, Idul Fitri, Natal, dan juga Waisak, orang tua kami dulu pasti saling bersilaturahmi, mengucapkan selamat hari raya. Bahkan saling bahu-membahu menyiapkan menyambut hari raya.

Salah satu contoh nyata yang pernah ane alami sendiri, saat perayaan Hari Raya Nyepi akan tiba, ane yang beragama Hindu, juga teman-teman ane dari Agama Islam, Agama Kristen, dan Agama Budha, dari jauh-jauh hari sudah saling membantu membuat ogoh-ogoh yang nantinya akan diarak saat hari Pangerupukan, yaitu sehari sebelum hari Nyepi dilaksanakan.





Suasana gotong-royong sangat terasa di saat seperti itu.

Paham rasisme tidak akan pernah muncul dan terjadi di kemudian hari apabila sedari kecil sudah ditanamkan sifat tenggang rasa dan saling menghormati juga gotong-royong sejak usia dini.

Bukan sekedar hanya melalui wacana berupa lisan saja, tapi perlu diberikan contoh nyatanya. Maka rasa persatuan dan kesatuan akan tertanam kuat pada putra-putri Indonesia.

Penulis : DeYudi69


Sumber referensi
DI SINI
DI SINI
22/08/2019