Soal jodoh, Tuhan selalu punya banyak cara untuk mempertemukannya. Seringkali cara Tuhan itu ajaib, tak masuk akal.
Sebuah Review Pembaca yang ingin berkata #JodohkuGendut_juga.
Quote:
Kalau kalah, aku bakalan nikahin gadis tergendut di pesantren!" ucapku tegas, tak sedikit pun terbesit rasa takut di hati, karena yakin akan memenangkan taruhan dengan baik.
Membaca judul novel ini seperti judul kisah hidup saya sendiri. Ya, perempuan yang kini telah tujuh tahun lebih menjadi istri punya badan yang berukuran ekstra. Pernah menyentuh tiga digit lebih sedikit. Luar biasa memang.
ha kok jadi ngomongin diri sendiri? Ok, lanjut ke Novel ya Gansis.
Sudah lama rasanya tidak duduk sendiri, sambil ngopi, terus baca novel. Baca buku beneran maksudnya, dari awal sampai halaman terakhir. Atau minimal hampir selesai. Nah, siang tadi sambil menunggu sesuatu saya coba rampungkan membaca sebuah novel ringan tapi penuh makna. Ibarat kata novel ini perpaduan cerita di drama korea dan novel islami.
Pokoknya ciamik.
Quote:
Novel "Jodohku Gendut" ini bercerita tentang Zidan. Seorang guru di sebuah pesantren. Ia berteman dengan tiga orang adik kelasnya yang masih berstatus mahasiswa semester akhir, Mujib, Ojan dan Joko. Suatu hari mereka membuat taruhan dengan bermain basket. Yang kalah harus menikahi gadis tergendut di pesantren tempat mereka menimba ilmu.
Konyol memang. Namun Zidan yang saat itu lebih senior termakan gengsi. Ia yakin tidak akan kalah, dan tidak mungkin juga akan menikahi seorang gadis gendut di sana. Namun takdir berkata lain, ia harus kalah tipis. Dua poin saja. Mau gak mau, rela gak rela, karena kalah taruhan Zidan harus menepati janjinya, menikahi gadis tergendut di pesantren.
Gadis gendut yang jadi bahan taruhan mereka adalah Inggit. Kebetulan saat itu sedang berada dekat lapang basket, tempat keempat sekawan itu melakukan taruhan. Zidan dengan sangat terpaksa mendatangi Inggit dan dengan terbata-bata mengajak Inggit untuk menikah dengannya. Tentu saja Zidan berharap ajakannya ditolak, karena jelas Inggit bukan perempuan impiannya untuk dijadikan istri. Takdir kembali berkata lain, Inggit mengangguk setelah mendengar penjelasan dari ketiga teman Zidan, yang aslinya hanya sebuah gurauan.
Zidan dan Inggit akhirnya menikah. Drama demi drama penuh jenaka hadir dalam kehidupan rumah tangga mereka. Inggit yang tinggal di rumah orang tua Zidan bak putri raja. Kedua mertuanya sangat sayang pada Inggit, bahkan melebihi sayangnya kepada Zidan. Inggit pun pandai membawa diri.
Meski sudah beberapa lama menikah, mereka berdua belum pernah menikmati indahnya surga dunia. Alasannya tiada lain adalah Zidan yang memang belum mencintai Inggit. Berkali-kali Zidan menghindari Inggit yang secara lahir bathin sudah siap menjadi istri sepenuhnya. Namun Zidan selalu saja beralasan. Hingga kepakan rambut Inggit akhirnya membuat Zidan jadi suami seutuhnya.
Quote:
Novel ini beneran menyuguhkan cerita yang ringan. Banyak kejadian-kejadian konyol yang menimpa Zidan. Namun, ada juga beberapa bab yang memunculkan konflik. Yaitu saat Inggit mengetahui secara tak sengaja bahwa ia hanya bahan taruhan. Zidan mengajak Inggit menikah bukan atas dasar cinta atau perasaan suka sejak lama. Hal itu membuat Inggit kecewa. Tak hanya Inggit yang kecewa, tapi juga kedua sahabat karibnya, Misma dan Yuni.
Kenyataan itu hadir justru saat Zidan sudah berusaha membuka hati layalnya suami istri. Ketulusan dan sifat baik yang dimiliki Inggit benar-benar menaklulan hati Zidan. Alhasil ia kelimpungan karena istrinya enggan pulang ke rumah, tapi lebih memilih menginap di asrama santriwati.
Zidan dan ketiga sahabatnya berusaha keras meminta maaf. Inggit masih diam seribu bahasa. Namun, Misma dan Yuni malah membuat sebuah ujian cinta, begitu kira-kira. Keempat laki-laki yang dulu mempermainkan perasaan hati perempuan, ditantang untuk menuruti apa saja keinginan mereka.
Akhirnya, Zidan bisa kembali membawa Inggit pulang di hari kedua ujian cinta. Ketulusan dan kebaikan hati Inggit yang membuat ia mau kembali ke pelukan suaminya.
Mereka berdua menjadi tambah harmonis, romantis dan bikin iri para jomlo di sekitarnya. Di ujung cerita ada drama cinta antara Misma dan Ojan yang akhirnya bertemu di pelaminan. Zidan dan Inggit juga akhirnya diberikan momongan.
Cerita dalam setiap babnya disuguhkan ringan, jenaka, tapi tetap syarat makna. Novel ini pas banget untuk dibaca oleh Agan dan Sista yang sedang beranjak dewasa, yang sedang mencari cinta. Cinta sejati, cinta sebenarnya. Bukan cinta-cintaan anak remaja alay.
Buku ini memberi pesan, bahwasanya cinta yang Tuhan berikan kadang datang dengan cara yang terduga. Bisa jadi orang yang tidak kita sukai, bahkan kita benci malah jadi pasangan hidup kita. Atau sebaliknya, orang yang benar-benar membuat diri jatuh hati malah menjadi jodoh orang lain.
Pesan lain dari buku ini yaitu kita belajar
sadartak ada makhluk yang sempurna di dunia ini. Orang yang terlihat banyak kekurangan, pasti menyimpan kelebihan yang bisa jadi tidak dimiliki banyak orang. Sebaliknya pun demikian. Orang yang terlihat sangat sempurna, aslinya Tuhan sedang menutup segala kekurangannya.
Hati, ya hati yang baik dan tulus yang setiap pancarannya sinarnya akan membuat orang lain merasa nyaman. Bahkan orang yang pernah membencinya.
Seperti Inggit yang tak hanya berbadan besar, tapi hatinya jauh lebih besar.
Terakhir, novel yang tidak sampai 300 halaman ini keren untuk jadi rekomendasi bacaan. Cerita yang disuguhkan oleh perempuan bernama pena
Ijo Lumut ini segar dan tak biasa. Selain itu nilai-nilai yang disampaikan dalam buku ini tidak menggurui.
Jadi, selamat membaca.
Salam hangat dari dinginnya tengah malam di salah satu pojok yang dingin di Cirebon.
WK. Gemilang