BeritagarIDAvatar border
TS
MOD
BeritagarID
Alibaba tunda IPO hingga Hong Kong kondusif

Logo Alibaba Group di salah satu gerai pameran Big Data di Guiyang, Guizhou, Tiongkok, 28 Mei 2018.
Raksana bisnis digital asal Tiongkok, Alibaba, berencana melepas sahamnya ke publik (initial public offering/IPO) dengan nilai paling fantastis yang pernah terjadi dalam periode tujuh tahun terakhir.

Lantai yang diincar adalah Bursa Efek Hong Kong (HKEK). Nilai total lembaran saham yang ditawarkan diperkirakan bisa meraup modal tambahan hingga AS$10 miliar sampai AS$15 miliar atau setara Rp142,5 triliun-Rp214 triliun.

Rencana IPO itu seharusnya terjadi pada awal Kuartal III/2019, atau sekitar bulan ini. Namun, unjuk rasa tak berujung di Hong Kong membuat rencana itu harus ditunda.

Seorang sumber yang mengetahui persoalan ini kepada Reuters mengatakan, Alibaba berencana menggeser rencana IPO ini menjadi Oktober 2019. Mereka memprediksi pada bulan kesepuluh tersebut kondisi keamanan dan politik di Hong Kong sudah bisa kembali kondusif.

“Sangat tidak bijak untuk melepas saham pada waktu-waktu seperti ini. Selain itu, rencana ini juga bisa membuat kesal Tiongkok,” kata sumber itu.

IPO ini, sambung si sumber, adalah salah satu cara Alibaba untuk mendiversifikasikan akses pasar modalnya, selain juga menambah modal untuk pengembangan teknologi perusahaan.

Kendati begitu, aksi korporasi ini tetap tidak akan mengungguli bisnis utama Alibaba. Oleh karenanya, penundaan IPO ini tak menjadi pukulan yang besar bagi perusahaan.

Channel News Asia menyebut dua bank investasi asal Tiongkok, China International Capital Corp Ltd dan Credit Suisse Group AG, bakal memimpin rencana pelepasan saham ini. Sayang, kedua bank tersebut masih menutup rapat akses informasi terkait rencana besar ini.

Sebelum masuk ke Hong Kong, Alibaba sudah merasakan lantai Bursa Efek New York (NYSE) lebih dulu. Tepatnya lima tahun silam, dengan nilai yang juga fantastis yakni mencapai AS$5 miliar.

Hong Kong dipilih lantaran mulai tahun lalu negara ini melonggarkan aturan IPOnya demi menarik perusahaan teknologi Tiongkok untuk melantai di bursa mereka. Alibaba, menurut Economic Times, bakal menjadi perusahaan pertama yang mencoba sistem baru ini.

Tentu saja, masuknya Alibaba bakal jadi harapan besar bagi masa depan bisnis Hong Kong. Di New York, rerata penjualan saham Alibaba bisa mencapai AS$2,2 miliar per hari (kuartal I/2019), nyaris seperenam dari omset harian saham di bursa Hong Kong pada periode yang sama.

Keberadaan Alibaba di Hong Kong juga bakal membuka akses untuk para investor Tiongkok untuk masuk ke Mutiara dari Timur ini secara langsung melalui skema yang diberi nama Stock Connect.

Sejak melantai di AS, market value Alibaba berhasil melejit tajam. Posisi per hari ini tercatat sebesar AS$423 miliar, menjadikannya perusahaan dengan nilai pasar terbesar di Asia Pasifik.



Sumber : https://beritagar.id/artikel/berita/...-kong-kondusif

---

Baca juga dari kategori BERITA :

- Kantor Dewan Adat Fakfak dibakar, DPRD Mimika dilempari batu

- KPK minta jaksa Satriawan berjiwa kesatria, menyerahkan diri

- Kumham tangkap sebagian napi Sorong yang kabur

anasabilaAvatar border
anasabila memberi reputasi
1
228
4
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Beritagar.id
Beritagar.idKASKUS Official
13.4KThread730Anggota
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Ikuti KASKUS di
© 2023 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.