Perkembangan anak tidak pernah lepas dari orang tua. Mulai dari lahir bahkan sampai dewasa, tetap orang tua menjadi rumah pendidikan yang paling nyaman.


Saat kecil, orang tua mengajari banyak hal. Merangkak, berjalan, berlari, berbicara, mengeja nama, menghafal bentuk binatang, dan masih banyak lagi yang lain.

Kemudian tak terasa umur menginjak balita, waktunya masuk sekolah. Sesungguhnya sekolah bagi anak seusia balita penting tidak penting, toh kenyataannya tetap peran orang tua yang paling utama.

Namun dengan masuknya anak ke sekolah, mereka akan belajar beradaptasi dengan lingkungan baru, bersosialisasi, berteman, dan mengenal dunia pendidikan lebih dalam lagi.

Sekolah pada jaman dulu, sebelum era kurikulum pendidikan terbaru. Sekolah TK tempatnya anak bermain-main, tanpa perlu pusing menghafal, mengeja, dan menghitung dengan lancar. Sekolah menjadi benar-benar hal yang membahagiakan, bersosialisai, berkumpul dan bermain dengan teman.

Namun seiring perkembangan jaman, bukan hanya siswa SMP dan SMA saja yang dituntut menjadi terbaik, bahkan anak SD dan setingkat TK harus mengikuti ritme.

Beban anak di jaman sekarang sangatlah berat. Lalu, bagaimana nasib anak-anak balita yang seharusnya bahagia ketika di sekolah, belajar sambil bermain tiba-tiba berubah menjadi sebuah tekanan tuntutan ritme perkembangan pendidikan.

Perlukah pendidikan setingkat TK lancar calistung? Walaupun sebagian orang tua sangat bangga dengan prestasi yang diperoleh anak. Disaat anak seusianya hanya bermain, tapi anaknya mampu lancar calistung. Bahkan sampai ada orang tua yang membebani anak dengan tambahan les privat. Apakah seusia TK penting itu semua?

Walau tidak bisa dipungkiri, sd di jaman sekarang pun tuntutannya begitu berat. Pelajaran kelas satu sangat rumit dan sulit, anak yang baru masuk harus berhadapan dengan berbagai angka dan baris pertanyaan. Terkadang membuat sulit untuk dimengerti pada seusianya, mau tidak mau harus orang tua yang turun tangan mengerjakan.


Lalu, seperti apa solusi yang harus diambil? Mengingat sekarang bukan hanya tingkat SD, SMP, dan SMA saja yang favorite. Tingkat pendidikan dini seperti PAUD dan TK pun berlomba-lomba untuk favorite.

Kata orang, pendidikan karakter, norma, dan tata krama lebih penting untuk anak pendidikan dini. Namun pada kenyataannya calistung menjadi tolak ukur keberhasilan seorang anak.

Semoga pendidikan dini ke depan bisa lebih baik lagi, setidaknya jangan membebani anak yang memang dunia mereka bermain sambil belajar. Bukan malah dituntut untuk mahir calistung. Meski setiap anak memiliki nilai lebih masing-masing, tapi jangan renggut dunia indah mereka.


Mereka berhak menikmati dunianya sendiri, dunia dengan banyak imajinasi, dunia dengan impian dan cita-cita yang beterbangan. Bermain dan tertawa dengan teman-teman mereka.