Upaya Pemerataan Sistem Pendidikan Remaja Indonesia

Beranda

...

Education
Upaya Pemerataan Sistem Pendidikan Remaja Indonesia

online.addict

13-08-2019 12:27

Upaya Pemerataan Sistem Pendidikan Remaja Indonesia

Hai Agan dan Aganwati semuanya!
Kali ini ane, online.addict, akun rada jadul namun jarang online (sungguh tak sesuai namanya wkwk) pertama kalinya menulis di forum Education dalam rangka memeriahkan :

Tahukah ente pada bahwa kemarin, 12 Agustus 2019 adalah International Youth Day ?

Hah, apaan tuh? Pasti karangan TS doang emoticon-Ngakak (S)

Sembarangan! Bukan dongs!

Quote:

Sejak 12 Agustus 1999, United Nations (PBB) telah mengukuhkan International Youth Dayatau Hari Anak Muda Sedunia/Hari Remaja Internasional dan merayakannya secara tahunan untuk menunjukan adanya peran remaja sebagai mitra penting PBB dalam perubahan dunia. Perayaan ini dibuat sekaligus sebagai upaya untuk meningkatkan kesadaran akan tantangan dan masalah yang dihadapi pemuda-pemudi dunia di masa yang akan datang. PBB peduli anak muda lho, Gan!

Walaupun bergerak di bidang pendididkan, International Youth Day ini dikelola oleh United Nations Youth yang merupakan sub- divisi dari UNDESA (Department of Economic and Social Affairs) dan DISD (Division for Inclusive Social Development) dan bukannya UNESCO.

Saat ini, populasi anak muda/remaja (youth) rentang usia 15 - 24 tahun adalah populasi pemuda terbesar yang pernah ada dibandingkan tahun-tahun sebelumnya. Tentunya peran remaja di masa yang akan datang akan sangat berpengaruh pada dunia. Nah, kebetulan tema tahun 2019 ini adalah “Transforming Education” yaitu mengubah sistem pendidikan sehingga lebih inklusif (non eksklusif) dan dapat diakses oleh semua remaja. Tema ini diharapkan dapat menyadarkan pemerintah untuk peduli pada pendidikan remaja, organisasi yang dipimpin anak muda hingga organisasi yang berfokus pada pemuda untuk pembangunan berkelanjutan karena pendidikan adalah pondasi dalam pengentasan kemiskinan, taraf kesehatan yang baik, pekerjaan dan pertumbuhan yang layak, pengurangan ketidaksetaraan dan sebagainya.

Quote:

Walau gaung #InternationYouthDay2019 sama sekali tak heboh di Indonesia, langkah-langkah Transforming Education agar pendidikan dapat diakses semua remaja sudah dilakukan di sini, baik oleh pemerintah maupun swasta.

Kendati hasilnya belum maksimal, setidaknya sudah ada upaya yang dilakukan untuk pemerataan pendidikan anak muda , di antaranya :

Quote:

1. Sistem Zonasi

Ilustrasi : Beritatagar

Quote:

Zonasi bertujuan untuk meratakan kualitas pendidikan, distribusi tenaga pengajar hingga menciptakan banyak sekolah favorit karena memberikan kesempatan agar setiap anak bisa bersekolah dekat dengan tempat tinggalnya tanpa melihat hasil Ujian Nasional sebagai syarat awal mutlak. Sayangnya ternyata implementasinya sungguh berantakan. Mengapa? Karena sejak awal ketimpangan antar sekolah begitu tinggi.Setelah diterapkan, pemerintah baru menyadari bahwa jumlah bangku, besar kelas hingga fasilitas sekolah seperti perpustakaan, lapangan olahraga, laboratorium serta sarana penunjang lain di sekolah tidak sebanding dengan jumlah anak di daerah tersebut (ada aturan kuota zonasi 90% itu Gans). Tentunya ketersediaan fasilitas ini memengaruhi daya tampung sekolah. Mau tak mau anak terpaksa menerima fasilitas yang ada di sekolah daerah tersebut. Jika tetap ingin ke sekolah idaman, maka ia harus pindah domisili. Rempong!

Berita 18 Juni 2019 (Pikiran Rakyat) : Saking pengen sekolah di SMA favorit sampe memalsukan KK dan input alamat penjaga sekolah sebagai alamat tinggal. Miris : emoticon-Hammer (S)

Quote:

Sekalipun niat zonasi baik, praktiknya cara tak baik dilakukan demi sekolah di sekolah idaman. Ini yang ketauan Gan, pasti ada aja dong yang boong ga ketahuan. Apakah negara ini siap masa depannya diisi pemuda-pemuda tukang bohong?

Menciptakan banyak sekolah favorit atau menghapuskan konsep sekolah favorit yang benar? Mungkin 'menghapus sekolah favorit' karena rata-rata nilai sekolah yang awalnya tinggi jadi turun akibat murid yang nilainya pas-pasansekolah di sana adalah jawabannya. Tujuannya ingin rata kualitasnya kan? Kalau jadi rata jeleknya bagaimana? Siapa yang bisa menjamin bahwa jadi rata bagusnya yang akan terwujud? Ga ada kan.

Perbincangan senior dan guru SMA TS (dulu TS sekolah di SMA favorit Gan emoticon-Malu (S)

) seputar zonasi, bulan Juli lalu.

TS bahas 1-1 nih ya, 3 poin di atas

Quote:

a. Mulai rutin menyelenggarakan konferensi kasus atas permasalahan siswa
Kebayang gak Gan, anak bandel dari SMP X yang biasa aja tiba-tiba sekolah di SMA Y yang paling ngetop di kotanya karena rumahnya dekat SMA tersebut? Dia merasa superior dan bangga karena bisa sekolah di situ. Lalu berbuat onar lah di dalam maupun petenteng2 di luar.

b. Mulai banyak yang tidak mencapai nilai tuntas dalam pembelajaran

Guru-guru di sekolah favorit sudah memiliki standar tinggi dalam mengajar. Siswa yang berasal dari SMP 'biasa' tentunya mengalami kendala dalam mengejar standar tersebut. Lalu murid-murid yang lumayan mampu belajar karena kebeneran dulunya dari SMP top ada yang tetap berprestasi ada juga yang kebawa-bawa yang lain. Remaja SMA itu sedang hobi-hobinya main Gan, dan tak semua memiliki jiwa bersaing tinggi (kendati ia anak yang cerdas). Menghadapi teman-teman sekelas yang tak semangat belajar, mereka pun terbawa malas Gan. Terjadilah no 3.
c. Secara umum penurunan dalam prestasi akademik

Quote:

2. SMA Punya Pilihan Pelajaran Keterampilan, Walau Belum Sedalam SMK

Mata pelajaran elektro di SMA Negeri 1 Kertek Wonosobo

Walau baru sebatas basic, pelajaran elektro, komputer (biasanya seputar Microsoft Office dan Komputer Grafis dasar), kewirausahaan (supaya siswa yang bertujuan kuliah manajemen/bisnis bisa belajar dasar-dasarnya), tata boga, tata busana, arsitektur (ane dulu SMA udah suruh buat maket Gan, mau metong rasanya), dan sebagainya mulai dijumpai di kurikulum SMA. Daerah yang belum memiliki SMK hendaknya mengadaptasi kurikulum sepeprti ini, sehingga walau ketika lulus mereka tidak mendapat sertifikasi dari keahlian tersebut (seperti yang anak SMK peroleh) lumayan lah, siswa jadi punya keterampilan sebelum memasuki bangku kuliah .

Quote:

Tahukah Agan bahwa SMA Negeri dengan kurikulum seperti ini di luar negeri, Amerika Serikat sih yang ane tau (lewat film-serial TV) sudah ada sejak zaman dahulu?Setidaknya sejak tahun 1970an lah. Di sana siswa yang prestasi akademiknya tinggi diarahkan untuk memilih college course (yang sesuai sama minat kuliahnya nanti, ada menulis/sastra, hukum, manajemen, dll) sedangkan siswa yang ingin langsung bekerja memilih workshop (seperti mekanik, otomotif, dll)

Quote:

3. Didirikannya Perguruan Tinggi di Daerah

Quote:

Pembangunan perguruan tinggi cenderung terpusat di kota besar khususnya pulau Jawa, sehingga banyak mahasiswa harus merantau jauh untuk mendapatkan pendidikan. Hal ini tentunya akan memberatkan beban biaya orang tua. Pihak swasta sepertiTelkom Group dengan Telkom PDC-nya mulai merambah ke daerah dengan mendirikan kampus di Karawang dan Lampung. Walau bukan tingkat S1 tetapi berupa college course/communitu college , kampus ini membantu pemuda-pemuda daerah yang ingin belajar IT dari pihak selevel Telkom tanpa harus merantau.

Telkom PDC Karawang

TS lihat di webnya mah kuliahnya pun bersertifikasi Internasional mulai dari ACA (Adobe Certified Associated), Microsoft, CISCO, SAP, Oracle, ISC, Certiport , dan lain-lain. Untuk tes Bahasa Inggrisnya pun menggunakan TOEIC (di luar negeri makenya ini Gan, karena buat sehari-hari bukan buat lingkup akademik seperti TOEFL) tak seperti umumnya PTN. Kalau lanjutnya ke Telkom University (ada 6 fakultas, klik kaja link sebelah) bisa ditransfer nilainya, dikonversi mata kuliah apa aja yang udah diajarkan, jadi ga mengulang dari awal Gan.

Quote:

Pemerintah hendaknya menambah perguruan tinggi negeri di daerah-daerah agar mereka yang tinggal di daerah terpencil namun bercita-cita kuliah di PTN dan terhambat biaya, dapat mewujudkan impiannya.

Quote:

4. Universitas Terbuka

[size=3]Universitas Terbuka adalah Perguruan Tinggi Negeri (PTN) yang menerapkan sistem belajar jarak jauh untuk meningkatkan daya jangkau dan pemerataan kesempatan pendidikan tinggi yang berkualitas bagi semua warga negara Indonesia. Termasuk untuk mereka yang tinggal di daerah-daerah terpencil, baik di dalam ataupun luar negeri. Sistem belajar jarak jauh UT membantu pencapaian tujuan pemerataan pendidikan karena :

Quote:

a. Tidak ada pembatasan jangka waktu penyelesaian studi & tidak ada sistem drop out.
b. Tidak ada pembatasan tahun kelulusan ijazah SLTA maupun usia.
c. Leluasa sepanjang tahun, ruang, waktu, dan tempat belajar yang fleksibel sesuai dengan kondisi mahasiswa.
d. Penggunaan metode belajar edutech (online learning Gan) jadi bisa dari mana pun.

Saat ini UT memiliki empat fakultas dan satu Program Pascasarjana yang menawarkan lebih dari 30 program studi meliputi :
- Program Magister (S2)
- Program Sarjana (S1)
- Program Diploma (D1, D2, D3, dan D4), dan
- Program Sertifikat.

Empat fakultas yang ada di UT adalah:
- Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
- Fakultas Hukum, Ilmu Sosial, dan Ilmu Politik
- Fakultas Ekonomi
- Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam

Quote:

Nah ini nyata menjangkau mahasiswa daerah manapun Gan (kalau lancar internetnya emoticon-Ngakak (S)

)

Pendidikan usia dini dan dasar memang sangat penting. Tetapi bila tak dilanjutkan ke tingkat yang lebih tinggi seperti SMA dan kuliah apakah hasilnya warga negara Indonesia nanti akan bebas dari kemiskinan, memiliki taraf kesehatan yang baik, pekerjaan dan pertumbuhan yang layak? Kan nggak juga Gan. Kondisi seorang remaja menentukan bagaimana dirinya ketika dewasa nanti. Remaja memiliki kondisi psikologis dan mental yang relatif tidak stabil, sehingga segala hal yang mereka terima akan mudah diproses oleh mereka. Oleh karena itu, pendidikan sangat diperlukan agar mereka mampu memilah mana yang baik, membentuk karakter pemuda yang kuat dan memiliki kualitas sumber daya manusia yang baik.

Quote:

Menurut
National Education Association (NEA)di Amerika, ada beberapa kebutuhan remaja dalam rangka pembentukan jati dirinya yang bisa mereka dapat dari pendidikan, di antaranya :

Quote:

1. Keterampilan yang dapat digunakan sebagai bekal bekerja.
2. Informasi untuk memelihara kesehatan psikis dan kesehatan fisiknya.
3. Pengetahuan tentang hak dan kewajiban seorang warga negara yang baik (home schooling belajar PPKn ga sih Gan? asli ane gatau emoticon-Bingung (S)

).
4. Iformasi bagaimana memperoleh dan memanfaatkan fasilitas yang ada dan bagaimana cara pemeliharaannya.
5. Peresapan makna dan penghargaan terhadap seni, musik, dan keindahan alam.
6. Informasi bagaimana cara memanfaatkan waktu luang dengan baik.
7. Pengetahuan tentang rasa hormat dan peduli pada orang lain.
8. Wawasan dan pengetahuan untuk mampu berpikir secara rasional

Kebutuhan-kebutuhan ini perlu dipenuhi agar remaja mampu menjadi pribadi dan SDM yang baik. Paling tidak mereka akan mendapatkan modal dalam menjalani kehidupan setelah remaja. Orang tua bisa sendiri ngajarin itu semua? Berat! Bimbel juga fokusnya ngajarin apa aja yang kira-kira bakal keluar di SNMPTN/USM2 doang. Karena itu semua remaja harus sekolah!

Quote:

Semoga pemerintah semakin menyadari akan pentingnya pendidikan remaja dengan meningkatkan Anggaran Belanja Pendidikan dari APBN untuk mendukung kelancaran program-program di atas dan program pendukung lainnya.

Sekian thread soal pendidikan remaja ini dari ane. Sumber : klik aja, udah ane hyperlinkin URL-nya.

Rate dan cendol bila berkenan emoticon-Kiss