Bahagia. Kata yang satu ini adalah inti pencarian hidup manusia, untuk mendapatkan kebahagiaan. Dalam agama tertentu bahagia bisa dibagi menjadi dua alam, bahagia didunia dan bahagia di akhirat yakni surga. Apakah manusia terkaya didunia saat ini merasakan bahagia, atau manusia termiskin didunia ini tidak pernah merasakan bahagia? Jawabannya sangat relatif, tergantung dari masing-masing orang memahami arti kebahagiaan.

Contohnya ketika kita berhasil membeli sesuatu yang diidamkan selama ini apakah sama rasanya dengan diberikan hadiah oleh orang terkasih walaupun itu bukan sesuatu yang kita idamkan? Kebanyakan orang merasakan bahagia hanya karena harus sesuai dengan kriterianya masing-masing. Harus punya istri begini, anak begini, pekerjaan ini, gaji segini, rumah type ini, mobil merk ini, dan seterusnya. Bahagia yang kita ingin rasakan adalah yang harus kita idamkan. Tetapi cobalah sedikit merenungkan hal yang paling kecil, tanpa semua yang kita idamkan berhasil kita dapatkan melainkan melihat lebih dekat apa yang sudah kita raih atau miliki.

Ketika kita sudah bisa melihat lebih dekat apa yang saat ini sudah kita raih atau miliki, biasanya dengan sendirinya akan muncul perasaan bahagia. Perasaan bahagia yang satu ini akan lebih bagus lagi karena biasanya juga diikuti dengan perasaan bersyukur. Misalkan ketika kita sadari bahwa anak kita telah besar sudah bersekolah, seketika kita akan terngiang masa-masa anak kita baru saja dilahirkan dan dirawat sepanjang hari. Bisa juga ketika kita melihat lebih dekat harta benda yang sudah kita miliki saat ini, walaupun tidak semuanya kita beli sesuai dengan kriteria yang kita idamkan tetapi akan muncul perasaan bahagia yang lagi-lagi dibarengin dengan rasa bersyukur. Ternyata bahagia itu sederhana, kita cukup merenung sebentar melihat lebih dekat kepada apa yang Tuhan telah berikan selama ini. Niscaya rasa bahagia akan menyelimuti setiap ruang dihati kita.

Bahagia itu sederhana, bahkan ketika kita melihat kepada kesehatan tubuh yang telah Tuhan berikan kepada kita sekeluarga, dapat bercanda bersenda gurau bersama keluarga, itu sudah sangat menimbulkan perasaan bahagia yang luar biasa.

Ilmu yang paling tinggi selain ilmu sabar adalah ilmu bersyukur, kebahagiaan itu datang karena kita pandai bersyukur. Kebahagiaan itu hilang karena kita selalu mencari dan mencari kebahagiaan yang berlebih sehingga sibuk melupakan kebahagiaan sesungguhnya itu telah ada setiap detik setiap waktunya.

Bahkan ada yang bilang bahwa bahagia itu keluarga, keluarga itu adalah sumbernya kebahagiaan. Ketika ada masalah, ketika ada cobaan, atau ketika kita sudah bosan mengejar dunia ini, sudah lelah dan penat dengan hiruk pikuknya dunia, maka keluarga adalah tempat kembalinya kita untuk menemukan kebahagiaan sejati.

I Love You, My Family