Ayyamul Bidh atau yang juga biasa dikenal dengan sebutan puasa putih (hari-hari putih) merupakan salah satu jenis ibadah sunah yang dapat dilakukan oleh tiap kaum Muslim.

Puasa Ayyamul Bidh ini merupakan puasa yang dapat dilakukan selama tiga hari yaitu pada hari ke- 13, 14, dan 15 pada bulan Hijriah dalam tahun Hijriah. Namun puasa ayyamul bidh ini dilarang untuk dilakukan pada umat Muslim tepatnya pada hari tasyrik pada tanggal 13 bulan Dzulhijjah.

Seperti dikutip dari laman Wiki Syiah, pada riwayat-riwayat bahwa melakukan ibadah puasa pada hari-hari ini sangat ditekankan. Menurut kaum Syiah, ayyamul bidh pada bulan Rajab dan pada bulan Sya’ban dan Ramadhan memiliki kedudukan yang terbilang sangat penting.

Prinsip dari berpuasa Ayyamul Bidh yakni “ayyamu layali al-Bidh” yang memiliki arti hari-hari malam putih yang kemudian “Layali” dihapus sehingga hari-hari ini dikenal sebagai ayyamul bidh. Masyarakat Arab pada zaman dahulu mempunyai tradisi untuk menamakan hari-hari berdasarkan tingkat kecerahan bulan. Karena cahaya bulan yang bersinar dalam tiga malam tersebut lebih terang daripada malam-malam hari yang lainnya, maka malam ini dinamakan sebagai ayyamul bidh.

“Rasulullah menganjurkan para sahabat untuk berpuasa sunat di pertengahan bulan di tahun Qomariah, bukan berdasarkan tahun Masehi ya,” jelas pimpinan pesantren Al Afifiyah Bandung, ustaz Wahyul Afif Al Ghafiqi, seperti yang dilansir dari CNNIndonesia.com.

Amalan yang sebaik-baiknya dilakukan dalam tiga hari ini merupakan ibadah iktikaf dan ibadah puasa. Riwayat yang menunjukan kesunnahan pada hari-hari puasa ayyamul bidh ini sangat banyak serta memiliki arti dan makna yang berbeda.

“Bedanya dengan puasa Ramadan, niatnya harus di malam hari. Kalau puasa sunat boleh di pagi hari. Misalnya, pagi belum makan dan minum serta belum melakukan hal yang membatalkan puasa, boleh dilanjutkan menjadi puasa. Rasulullah pernah begitu,” ujar Wahyul.

“Kalau satu hari, hitungannya sama seperti sepuluh hari. Kalau dilakukan tiga hari setiap bulannya, sama seperti berpuasa satu tahun penuh,” lanjutnya.

Terdapat beberapa amalan dalam berpuasa sunnah ayyamul bidh ini. Pada malam saat hari tiga belas, umat Muslim mendirikan salat dua rakaat dan pada setiap rakaatnya membaca surah Al Fatihah, Yasin, Al Mulk, dan Al Ikhlas. Sedangkan pada hari ketiga belas melakukan ibadah puasa.

Pada saat malam kelima belas, umat Muslim yang ingin menjalankan puasa sunat ini mendirikan salat 6 rakaat dengan tiga kali salam yang menggunakan tata cara yang sama pada malam ketiga belas. Pada malam ini juga melakukan mandi, membaca doa Ziarah Imam Husain as. Selain itu juga mendirikan salat 30 rakaat yang mana pada setiap rakaatnya membaca surah Al Fatihah satu kali dan sepuluh kali membaca surat Al Ikhlas.

Masih pada malam ini, mendirikan salat 12 rakaat dan pada setiap dua rakaat ditutup dengan salam dan setiap rakaatnya membaca Al Fatihah, surah Al Ikhlas, surah Al Falaq, surah An Nasr, serta Ayat Kursi dan surah Al Qadr sebanyak empat kali dan mengucapkan salam.

Dan pada hari kelima belas, dapat melakukan mandi, membaca doa Ziarah Imam Husain as, mendirikan salat salman dan salat empat rakaat serta melaksanakan amalan Ummu Daud.

Menurut laman Muslim.or.id, terdapat beberapa dalil pendukung yang menyebutkan tentang ibadah puasa Ayyamul Bidh ini.

“Puasa pada tiga hari setiap bulannya adalah seperti puasa sepanjang tahun.” (HR. Bukhari no. 1979).



Sumber: https://www.cnnindonesia.com/gaya-hi...i-tengah-bulan, http://id.wikishia.net/view/Ayyamul_Bidh, https://muslim.or.id/17851-puasa-tig...amul-bidh.html