bangzaldiAvatar border
TS
bangzaldi
Gak Cuma Mbah Grandong, Pasukan Terate Jenderal Moestopo Pun Makan Kucing


Ilustrasi pasukan terate yang suka makan kucing

MINEWS, JAKARTA – Mbah Grandong mendadak viral karena aksi memakan hidup-hidup seekor kucing di Pasar Jiung Kemayoran, Jakarta Pusat. Masyarakat pun menilai, kenekatan Mbah Grandong menyantap daging kucing itu sebagai aksi kanibalisme terhadap hewan kaki empat tersebut.


Namun tahukah kalian jika mengonsumsi daging kucing ternyata pernah dilakukan Pasukan Terate (Tentara Rahasia Tertinggi) yang dikomandani Jenderal Mayor Moestopo. Pasukan yang terdiri dari para eks kriminal itu beralasan dengan memakan akan meningkatkan kemampuan tempur.


“…Supaya dapat melihat dalam gelap layaknya mata seekor kucing,” tulis Cribb dalam Ganster and Revolutionaries, The Jakarta People’s Militia and Indonesian Revolution 1945-1949.


Letnan Jenderal Oerip Soemohardjo saat Kepala Staf TNI itu pun sempat kaget saat berkunjung ke pos terdepan Pasukan Terate di tahun 1947. Ia tercengang saat melihat nisan-nisan yang terpancang di belakang pos tersebut.


“Itu makam?” tanya Oerip


“Ya, Jenderal!” jawab salah satu anggota pasukan Moestopo.


“Jadi, banyak korban di sini?”


“ Ya… Ya… Jenderal,” ujar sang prajurit tergagap-gagap.


Sesekali Oerip memperhatikan kembali makam-makam tersebut, dan wajahnya langsung terlihat sedih. “Tetapi maaf Jenderal. Itu bukan makam manusia,” kata si prajurit agak segan.


“Lha, terus makam apa?”


“ Ehmm… Anu Jenderal… Itu hanya makam ayam, kambing dan kucing, yang menjadi korban santapan kami sehari-hari.”


Usut punya usut, ternyata pembuatan kompleks pemakaman binatang itu diperintahkan langsung oleh Moestopo. Tujuannya untuk menghormati jasa-jasa kucing dan kawan-kawannya dalam perjuangan karena “sudah disantap”.


Cerita lain juga datang dari Soegih Arto dalam otobiografinya Sanul Daca: Pengalaman Pribadi Letnan Jenderal (Purn) Soegih Arto.


Ia menceritakan kisah saat pasukannya kelaparan mereka “secara tidak sengaja” memakan daging kucing di Cililin, Jawa Barat. Ketika itu Soegih Arto masih berpangkat mayor dan memimpin Batalyon 22 Divisi Siliwangi melawan pendudukan tentara Belanda.


“Ya apa boleh buat, kucing telah jadi mangsa,” ujarnya.\



Sumber


0
2.4K
2
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Militer dan Kepolisian
Militer dan KepolisianKASKUS Official
2.2KThread2.1KAnggota
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Ikuti KASKUS di
© 2023 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.