Pertemuan Gubernur DKI Jakarta dengan Ketua Umum Partai Nasdem Surya Paloh menuai kritikan dari publik. Apalagi dalam pertemuan tersebut, Surya Paloh menegaskan siap mendukung pencalonan Anies pada Pilpres 2024.

Salah satu yang gerah dengan manuver Surya Paloh tersebut adalah Partai Solidaritas Indonesia (PSI). Meski sama-sama pendukung Jokowi, partai baru itu tak segan mengkritik sikap Partai Nasdem yang pragmatis.

Ketua DPP PSI Tsamara Amany menjelaskan, meski sama-sama mendukung Presiden Jokowi, PSI berbeda dengan Nasdem. Mereka mengaku tidak akan pernah bisa berkoalisi dengan tokoh yang menggunakan politisasi agama untuk meraih kekuasaan.

Sindiran Tsamara itu jelas merujuk pada Anies Baswedan. Sebab, sebagaimana kita tahu, Anies dan Sandi dulu menggunakan propaganda ayat dan mayat untuk merebut kursi DKI-1.

Senada dengan Tsamara, Sekretaris Jenderal (Sekjen) PSI Raja Juli Antoni juga berpendapat sama. Menurutnya. PSI tidak akan mencalonkan orang yang memenangkan kekuasaaan dengan politisasi agama, seperti Anies.

PSI bersikap “Big No” terhadap sikap Nasdem yang membuka peluang mengusung Anies Baswedan di Pilpres 2024. Sebuah sikap tegas dari partai yang baru.

Politk dengan prinsip memang langka di negeri ini. Yang ada hanyalah berdasarkan kompromi jangka pendek dan sangat pragmatis. Hal inilah yang membuat masyarakat tidak mendapatkan saluran yang tepat mengenai aspirasinya.

Kita sangat menghargai prinsip berpolitik ala PSI tersebut. Tokoh yang menggunakan agama untuk berpolitik memang sudah sepantasnya jangan diberi panggung.

Mari kita berpolitik dengan sehat, salah satunya dengan prinsip dan program politik yang jelas dan tegas.