Diakui atau tidak, pertemuan Prabowo Subianto dan Megawati Soekarnoputri menyejukkan dunia politik. Hal ini sangat positif bagi persatuan nasional.

Pertemuan itu juga merupakan ajang silaturahmi dua sahabat yang pernah bersama dan sampai sekarang masih bersama. Ini sangat menyejukkan sekali.

Hal itu sebagaimana diungkapkan oleh Menteri Dalam Negeri Tjahjo Kumolo saat menghadiri puncak peringatan Hari Kesatuan Gerak PKK ke-47 tahun 2019 tingkat nasional di Padang, Sumatra Barat, Rabu (24/7).

Tjahjo menilai pertemuan tersebut menunjukkan kebersamaan dan persahabatan yang erat antara keduanya dengan saling menunjukkan saling menghormati satu sama lain.

Hal itu memang benar. Pertemuan kedua tokoh politik tersebut dapat menurunkan tensi politik pasca Pilpres 2019.

Hal itu juga menjadi simbol bahwa pilihan politik boleh berbeda, namun persahabatan dan persatuan harus tetap berjalan. Pemilu hanyalah kontestasi politik rutin tiap lima tahunan, bukan ajang perang dan saling menghancurkan.

Kita patut bersyukur dengan adanya pertemua tersebut. Pertemuan tersebut membuktikan bahwa kedua tokoh di atas memiliki rasa kebersamaan dalam membangun bangsa Indonesia.

Kita perlu meneladani nilai-nilai persatuan itu. Bila para elit saja bisa bertemu, kenapa kita masih memelihara dendam dan permusuhan?

Ayolah, akur kembali. Bagaimanapun, kita ini adalah saudara sebangsa dan setanah air. Kecuali memang kalian ingin negeri ini hancur dengan rasa permusuhan.