Pengaturan

Gambar

Lainnya

Tentang KASKUS

Pusat Bantuan

Hubungi Kami

KASKUS Plus

© 2024 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved

DeYudi69Avatar border
TS
DeYudi69
MAYA
Kumpulan Cerpen De Yudi



Sumber gambar DI SINI

Pagi itu Maya merasakan perutnya sangat sakit. Melilit tak tertahankan. Ia mencari ibunya yang sedang berada di ruang tamu, duduk di sofa sambil tertawa menatap gawai di tangan.

"Ma, perut Maya sakit."

"Makan dong! Nih uang jajannya! Jangan cengeng ah! Kamu kan udah besar."

Mamanya memberikan selembar uang sepuluh ribu rupiah kepada gadis kecil berumur sepuluh tahun itu.

"Tapi Ma, aku nggak pingin makan. Badan Maya panas, Ma. Maya pusing."

"Dih ... ini anak kenapa sih? Ngeyel banget, disuruh makan aja susah. Sana makan, ambil sendiri di dapur! Kalo nggak suka sama masakan mama kamu tinggal beli aja di warung depan! Panas itu karena kamu belum makan aja. Dasar anak manja. Sana cari papamu!"

Maya memasukkan selembar uang sepuluh ribu yang tadi diberikan oleh ibunya ke dalam saku celana. Dia pun mencari Papanya yang sedang berada di teras rumah, juga dengan pemandangan yang sama, sibuk tertawa sendiri dengan gawai di tangannya.

"Pa, Maya sakit perut."

"Kamu sakit perut kenapa sayang?"

"Nggak tahu, Pa. Badan Maya panas."

"Coba sini papa pegang jidat kamu!"

Maya pun mendekati Papanya yang sedang duduk di kursi rotan dengan gawai yang masih di pegangnya di tangan kiri. Maya pun menyandar pada kursi dimana Papanya duduk.

"Owh ... nggak panas kok sayang! Istirahat dulu sana!"

Mendengar ucapan dari Papa dan Mamanya yang seolah tidak memperhatikan dirinya sedang sakit, Maya memutuskan untuk beristitahat di kamarnya. Hanya air mata yang menetes dari netra gadi kecil itu.

Semenjak Papa dan Mamanya mengenal gawai, mereka seolah tak mengenal anaknya sendiri. Seringkali mengabaikan apa pun yang Maya ucapkan hanya demi menjawab panggilan telepon atau nada pesan yang masuk ke gawai itu.

'Kemana ya, Papa sama Mamaku yang dulu. Aku kangen sama Papa-Mama yang seperti dulu. Aku sayang sama Papa-Mamaku yang seperti dulu,' batin Maya, dengan posisi tidur menyamping dan memegangi perutnya. Berharap setelah bangun tidur nanti sakitnya dapat hilang.

***

Maya terbangun kala hari telah menjelang sore. Setelah mencari berkeliling, ternyata kedua orang tuanya tak ada di rumah. Hanya menemukan semangkuk mi instan di atas meja makan, dengan selembar kertas bertuliskan, "Nak, mama pergi arisan dulu, tadi papamu juga pergi nggak pamit sama mama, jangan cengeng! Kamu udah gede. Nanti malam mama pulang."

Gadis kecil itu hanya diam dan duduk, menyantap mi instan di atas meja dengan air mata menetes dari kedua netranya. Dia teringat kembali akan pertengkaran kedua orang tuanya yang tidak sengaja ia dengar.

Malam itu orang tuanya bertengkar setelah beberapa kali gawai milik Papanya berdering, dan Mamanya yang mengangkat panggilan telepon itu.

Pertengkaran pun terjadi di tengah malam dengan suara benerapa benda yang pecah membentur lantai. Meraka tak menyadari jika Maya menjadi terbangun dari tidurnya walau berada di kamar yang berbeda.

***

Sepertinya Maya sudah mulai terbiasa dengan sikap dari kedua orang tuanya yang mungkin sudah melupakannya. Sakit perut yang ia rasakan pun sudah sedikit membaik, walau masih sering timbul dan hilang dengan sendirinya.

Hari ini maya mengikuti upacara bendera di sekolahnya, berdiri cukup lama di bawah sinar matahari membuat perutnya terasa sakit lagi. Keringat dingin mengucur deras di sekujur tubuhnya. Maya masih kuat menahan rasa sakit itu sampai upacara bendera usai, karena dia tak ingin mengeluh sakit lagi kepada kedua orang tuanya.

"Kamu nggak apa-apa May?" tanya Siska teman sekelasnya.

"Nggak kenapa-kenapa kok, Sis."

"Owh gitu, tapi muka kamu pucat banget."

"Nggak kenapa kok. Yuk kita ke kantin!"

Maya mengalihkan pertanyaan Siska dengan mengajaknya ke kantin sekolah. Seperti biasa Maya mampu melupakan sakit perut juga sakit hati terhadap orang tuanya, dikala bercengkrama, berkumpul bersama teman-teman di sekolah.

***

Bel pulang sekolah pun berdering. Semua siswa pulang, dengan dijemput oleh orang tua mereka, kecuali Maya.

Gadis kecil itu sudah beberapa hari memberanikan diri untuk pulang sendiri. Melalui gang-gang kecil yang tak jarang terdapat anjing galak menunggunya di sana. Bila sudah seperti itu, Maya memilih untuk mencari jalan memutar atau berlari sekencang-kencangnya.

Untung hari ini anjing galak itu dirantai oleh pemiliknya. Ada sedikit rasa lega di wajah gadis kecil itu. Langkah ia lanjutkan sampai saat tepat memasuki jalan menuju kompleks perumahan tempat tinggalnya.

Maya kaget, dari kejauhan dia melihat mamanya turun dari sebuah mobil sedan, kemudian berpelukan dan berciuman dengan seorang laki-laki yang terlihat lebih muda dari mamanya. Kemudia mobil itu berlalu setelah mamanya masuk ke dalam rumah.

Ada rasa bergetar di dalam dada Maya. Sekujur tubuhnya seakan ingin roboh terkulai lemas. Baru kali ini dia melihat orang tuanya melakukan hal seperti itu dengan orang yang tak dikenal.

Sakit perut maya kembali kumat. Dia melanjutkan langkah menuju rumahnya.

"Maya pulang, Ma," ucap gadis itu, kemudian meraih dan mencium punggung tangan Mamanya.

Tanpa menjawab perempuan itu hanya mengangguk ke arah Maya, seraya terus berbicara dengan gawai yang menempel di kuping kanan.

***

Dari siang tadi hingga malam hari, Maya berkomunikasi dengan Mamanya hanya menggunakan kode isyarat saja, dengan cara menggeleng atau mengganggukkan kepala. Sesekali juga hanya dengan dehemman dari Mamanya, yang kadang masih gamang, antara membolehkan atau melarang.

Sakit perut semakin melilit. Sebenarnya Maya ingin mengadu agar diajak untuk berobat ke dokter. Tapia urung ia lakukan. Papanya datang dari tempat kerja, dengan kondisi yang tidak pernah ia duga. Papanya membawa turut serta seorang perempuan yang lebih muda dari Mamanya. Yang terlihat lebih cantik dan seksi.

Pertengkaran pun tak terelakkan lagi, Maya melihat Papanya menampar Mamanya, karena berkata-kata kasar dengan perempuan yang dibawa pulang oleh Papanya itu.

"Owh ... jadi ini perempuan jalang yang waktu itu menelpon kamu, dasar laki-laki hidung belang!"

Hanya kalimat itu yang jelas terdengar oleh Maya sebelum pertengkaran semakin parah dengan berbagai macam makian yang terlontar dari mulut kedua orang tuanya.

Maya pun ikut menangis terisak. Ia berlari ke arak kedua orang tuanya yag sedang bertengkar. Menjerit histeris seolah ingin melerai pertengkaran itu.

"Pa, Ma ... jangan bertengkar lagi! Perut Maya sakit," ucap gadis kecil itu.

Namun, entah setan apa yang sudah merasuki Mamanya juga Papanya.

"Dasar kamu anak cengeng. Sakit segitu aja dibesar-besarkan. Sana kamu pergi sama Papamu dari rumah ini. Mati aja sekalian kamu sama Papamu. Rumah ini milik Mama!!!" sentak Mamanya.

Maya kaget mendengar ucapan dari Mamanya itu. Papanya pun pergi tanpa pamit bersama dengan perempuan muda itu.

Maya bersimpuh di lantai, kemudian meringkuk sambil memegangi perutnya. Tanpa peduli Mamanya pun ikut pergi setelah mobil sedan yang tadi siang datang kembali menjemputnya.

Dengan merangkak, gadis kecil itu menuju ke ranjang di kamarnya. Merebahkan diri kemudian memakai selimut. Badannya panas tinggi, dengan peluh dingin membasahi tubuhnya.

***

Keesokan harinya, saat matahari sudah tinggi, Papa dan Mamanya Maya pulang. Namun masih saling tidak berbicara. Merasa sama-sama paling benar. Tak ada yang mau mengalah dan mengaku salah. Gawai dan sosial media telah meracuni otak mereka. Dengan menjalani hubungan yang terlampau terlalu jauh dengan orang yang baru mereka kenal walau hanya di dunia maya, yang akhirnya terbawa dan mempengaruhi kehidupan di dunia nyata.

Sampai mereka menyadari, Maya anaknya tak kunjung terlihat. Setelah melihat ke dalam kamar. Maya sudah terbujur kaku dengan mulut membiru. Dengan posisi meringkuk memegangi perutnya.

Penyesalan pun datang belakangan. Hasil otopsi menunjukkan maya terkena kanker usus.

***

Mengutamakan dunia maya telah membuat pasangan suami istri itu kehilangan Maya di dunia nyata.

Tamat.

Buleleng, 21/07/2019

Baca juga cerpen ane yang lainnya, Gan-Sis, klik DI SINI

Jangan lupa cendolin, bintangin sama subscribe thead kumpulan cerpen ane ye, Agan and Sista 😊
Tunggu kisah-kisah selanjutnya dari ane.
Diubah oleh DeYudi69 02-09-2019 03:14
khodijahsiti92Avatar border
lukakelanaAvatar border
fanya06Avatar border
fanya06 dan 39 lainnya memberi reputasi
40
4.7K
136
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Stories from the Heart
Stories from the HeartKASKUS Official
31.6KThread42.5KAnggota
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Ikuti KASKUS di
© 2023 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.