Pengaturan

Gambar

Lainnya

Tentang KASKUS

Pusat Bantuan

Hubungi Kami

KASKUS Plus

© 2024 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved

jamalmrAvatar border
TS
jamalmr
Kentalnya Anies Baswedan dan Politik Identitas, Guna Menangguk Dukungan?

Lagi-lagi, Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan berusaha menyulut politik identitas dengan memainkan kata-kata manis. Meski halus, kita yang awam pun pasti tahu maksudnya.

Hal ini terlihat saat Gabener Anies 'ngeles' dari kritik mengenai instalasi seni dari bambu yang ramai dibicarakan oleh warganet.

Yang menjadi topik utama pembicaraan sebenarnya adalah soal patung bambu seharga Rp 550 juta di Bundaran HI. Masalahnya tidak sampai setahun, patung bambu itu sudah rusak dan sudah dibongkar oleh Pemprov DKI Jakarta.

Kontan saja itu menjadi cibiran masyarakat luas. Lalu apa kata Anies?

“Kalau saya memilih besi, maka itu impor dari Tiongkok mungkin besinya. Uangnya justru tidak ke rakyat kecil… Kalau yang lain menggunakan besi belum tentu produksi itu produksi dalam negeri,” begitulah katanya.

Mendengar itu, kita bisa langsung merujuk apa maksud gabener Anies tersebut. Ia sedang membangkitkan kembali sentimen identitas dengan mengaitkan kata-kata Tiongkok, Bambu dan Besi.

Sebagaimana diketahui, Pilkada DKI Jakarta lalu penuh dengan 'perang' sentimen SARA. Salah satu pelaku yang paling vulgar menggunakan itu adalah pasangan Anies-Sandi.

Mereka menggencarkan sebutan "pribumi", "asing-aseng" dan "kafir". Berbagai istilah itu digunakan untuk melabeli pihak tertentu guna mendiskreditkannya.

Saat kita mendengar kata-kata dengan penuh sentimen rasial itu, tentu saja kita tak begitu kaget, Pasalnya, dia memang sejak awal hanya bermain dan bermodalkan politik identitas untuk meraih dukungan masyarakat.

Mulai dari saat mengikuti konvensi calon presiden Partai Demokrat tahun 2013, menjadi Gubernur Jakarta dengan segala kontroversialnya, dielu-elukan pendukungnya yang rata-rata Islam radikal sebagai gubernur rasa presiden, hingga arah ke depan yang sedang dibangun untuk mempersiapkan diri menjadi calon Presiden.

Tentunya, semua itu dibangun dengan mendekatkan diri kepada kelompok Islam radikal, seperti FPI, HTI dan PA 212.

'Ngeles' dengan memancing sentimen rasial sebagaimana dilakukan Anies itu pastinya akan tetap berlanjut selama dirinya menjabat. Meskipun kita yakin bahwa efektivitas dan efisiensinya tak akan seperti dulu sejak Prabowo kalah dengan Jokowi di Pilpres 2019.

Setelah Prabowo kalah, diakui atau tidak, Anies Baswedan memang menjadi jagoan kelompok Islam radikal sebagai kendaraan terbarunya. Ia yang digadang-gadang sebagai Capres pada 2024 mendatang.

Dukungan tersebut telah terlihat dari munculnya tagar #AniesBaswedanForPresident yang mendadak menjadi tren di media sosial. Tagar itu sekaligus menjadi sinyal perubahan sikap politik dari kelompok tersebut untuk mewujudkan tujuan mereka.

Tagar itu kemudian dianggap sebagai bentuk free rider atau penunggang bebas. Mereka dianggap bisa berpindah tunggangan dari satu figur ke figur lain ketika menemui kekecewaan.

Jadi, politik identitas ini tak akan berhenti selama kelompok Islam radikal itu belum mati. Merekalah yang saat ini tengah berpelukan mesra dengan Anies Baswedan untuk bekerja bersama mewujudkan agendanya masing-masing.
anasabilaAvatar border
anasabila memberi reputasi
1
5.6K
0
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Pilih Capres & Caleg
Pilih Capres & CalegKASKUS Official
22.5KThread3.1KAnggota
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Ikuti KASKUS di
© 2023 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.