Waktu terasa begitu cepat berlalu. Detik berganti menit merayap menuju jam hingga menelan hari. Hari berganti menuju bulan hingga akhirnya tahun pun bergulir. Nggak terasa tahun ini usia sudah kepala tiga, hampir setengah baya.

Nggak ada sesuatu yang abadi, semua pasti ada masanya punah dan digantikan dengan sesuatu yang cocok pada zamannya. Termasuk permainan.

Kalau diingat-ingat, banyak sekali permainan tradisional waktu masih kecil dulu yang sekarang jarang sekali terlihat dimainkan oleh anak-anak. Namun, ada juga mainan tradisional yang masih dimainkan oleh anak-anak, khususnya anak-anak di sekitar rumah ane.

Aih, jadi nostalgia ke masa puluhan tahun silam. Saat itu kampung ane begitu adem, Gan. Belum banyak perumahan seperti sekarang. Sungai di belakang rumah jernih mengalir.

Kami anak-anak dekil berkulit legam suka sekali bermain di pinggir sungai. Di dekat sungai ada sebuah lapangan yang dipakai buat anak-anak bermain sepak bola setiap sore.

Meskipun cewek, ane termasuk anak yang lincah dan bisa main apa saja. Nah, inilah permainan jadul yang dulu sering ane mainkan bersama teman-teman.

1. Kelereng


Pinter banget ane mainan kelereng, Gan. Koleksi kelereng ane dulu banyak, sering menang melawan anak yang lebih kecil. Hahaha. Kalau melawan anak-anak besar ya bisa wassalam abis semua kelereng. Kalau sudah habis biasanya ane nangis minta dibelikan lagi sama Emak. Hasilnya betis ane kena cubit.

2. Congklak


Ini permainan yang ane kuasai dengan baik. Ane hapal banget cara menghitung bijinya biar dapat banyak. Biasanya kalau menang, ada rasa bangga yang nggak bisa dilukiskan lewat kata-kata.

3. Lompat Tali


Ane suka mainan lompat tali bersama anak-anak perempuan. Biasanya kalau istirahat sekolah, halaman sekolah akan jadi tempat paling enak buat main lompat tali. Anak-anak laki-laki suka nongkrong di dekat area permainan lompat tali. Saat itu ane nggak tahu kenapa mereka kok suka banget lihat cewek main lompat tali. Sekarang ane tahu kalau kaum adam itu suka lihat kami lari-lari dan lompat, apalagi kalau lupa nggak pakai celana buat rangkapan. Ngintip, Gan, ternyata 🤣 🤣


4. Pasaran


Permainan ini benar-benar membuat ane nyesek. Soalnya ane jatuh cinta monyet sama anak pemilik teras rumah yang dijadikan 'markas' ketika permainan berlangsung. Ane suka modus main pasaran demi melihat kakak kelas yang ganteng pakai banget main gitar di ruang tamu rumahnya.

Huhuhu.

Bermain itu ternyata memiliki beberapa manfaat, lho. Diantaranya adalah :

1. Bahagia
Anak-anak paling bahagia ketika sedang bermain bersama teman-temannya. Wajah mereka terlihat ceria, tanpa beban dan secara tak langsung kebahagiaan itu akan membentuk sebuah memori jangka panjang yang akan selalu dikenang.

2. Mengendalikan Emosi
Bermain juga bisa membuat anak-anak pintar menangani konfik yang terjadi ketika bermain bersama. Mereka akan belajar mengendalikan berbagai emosi dasar manusia seperti marah, takut, dan bahagia.

3. Bersosialisasi
Bermain juga bisa membuat anak-anak pandai dalam bersosialisasi. Mereka akaan belajar bagaimana cara memperlakukan teman-temannya dengan baik, mengelola konflik yang muncul ketika permainan sedang berlangsung.

4. Menyehatkan
Permainan banyak juga yang membutuhkan aktifitas fisik seperti berlari dan melompat. Energi anak-anak bisa tersalurkan dalam permainan fisik dan pada akhirnya mereka akan konsentrasi ketika belajar.

Itulah permainan jadul yang masih ane ingat sampai sekarang. Ada satu lagi sih, mainan seluncuran pakai batang pisang di sungai ketika musim hujan. Biasanya setelah bermain itu, baju penuh dengan lumpur sungai. Akibatnya kaki jadi merah-merah kena cubitan Emak.

Jadi kangen balik ke masa lalu, Gan.

Bagaimana dengan kamu?