- Beranda
- Stories from the Heart
Obsesi
...
TS
christytania97
Obsesi
Siapa sih yang bisa benar-benar berniat jatuh cinta lewat aplikasi pencari jodoh? Mungkin hanya orang bodoh, lugu, dan naif yang bisa. Sialnya, orang bodoh, lugu, dan naif itu adalah orang yang kusukai, Colbie.
Aku sendiri sudah menyukai Colbie selama lebih dari dua bulan. Kami satu sekolah dan sama-sama mengikuti klub seni lukis. Sayangnya, aku terlalu takut menyatakan cintaku padanya.
Saat mengetahui ia berpacaran dengan Max, lelaki yang ia temui lewat Tinder, rasanya seakan ulu hatiku ditinju. Di satu sisi aku merasa sedih orang yang kucinta bersama orang lain, tapi aku juga khawatir. Sebab, kebanyakan orang menggunakan aplikasi itu hanya untuk main-main saja.
Aku tak ingin mereka berdua terlalu akrab, karena itu aku juga sering mengganggu mereka saat akan berpacaran dengan alasan kegiatan klub. Aku juga memberi kejutan dan kado spesial di ulang tahunnya. Semua cara kulakukan untuk menjauhkannya dengan pria asing itu.
Bulan demi bulan berganti, waktu kami bersama di sekolah pun semakin terbatas. Hanya tinggal sebulan lagi. Kuputuskan untuk mengatakan perasaanku padanya.
Hari itu tiba dan Colbie datang sesuai permintaanku. Kudekati dia, menggenggam tangannya, lalu berkata, “Aku tahu kamu memiliki pacar, aku tidak peduli. Aku mencintaimu sejak lama.”
Colbie hanya tersenyum dan menjawab, “Selama ini aku menganggapmu adalah temanku. Jika kamu suka padaku, lebih baik kita tidak bertemu lagi. Maaf.” Ia lalu melepas tanganku lalu pergi.
Terjebak dalam friendzone seperti laki-laki dalam cerita cinta sedih barusan tidaklah nyaman, bisa bikin nangis dalam hati. Apalagi jika ternyata orang yang kamu sukai pacaran dengan orang lain. Pasti serba salah, mau cemburu tapi bukan siapa-siapa.
Aku sendiri sudah menyukai Colbie selama lebih dari dua bulan. Kami satu sekolah dan sama-sama mengikuti klub seni lukis. Sayangnya, aku terlalu takut menyatakan cintaku padanya.
Saat mengetahui ia berpacaran dengan Max, lelaki yang ia temui lewat Tinder, rasanya seakan ulu hatiku ditinju. Di satu sisi aku merasa sedih orang yang kucinta bersama orang lain, tapi aku juga khawatir. Sebab, kebanyakan orang menggunakan aplikasi itu hanya untuk main-main saja.
Aku tak ingin mereka berdua terlalu akrab, karena itu aku juga sering mengganggu mereka saat akan berpacaran dengan alasan kegiatan klub. Aku juga memberi kejutan dan kado spesial di ulang tahunnya. Semua cara kulakukan untuk menjauhkannya dengan pria asing itu.
Bulan demi bulan berganti, waktu kami bersama di sekolah pun semakin terbatas. Hanya tinggal sebulan lagi. Kuputuskan untuk mengatakan perasaanku padanya.
Hari itu tiba dan Colbie datang sesuai permintaanku. Kudekati dia, menggenggam tangannya, lalu berkata, “Aku tahu kamu memiliki pacar, aku tidak peduli. Aku mencintaimu sejak lama.”
Colbie hanya tersenyum dan menjawab, “Selama ini aku menganggapmu adalah temanku. Jika kamu suka padaku, lebih baik kita tidak bertemu lagi. Maaf.” Ia lalu melepas tanganku lalu pergi.
Terjebak dalam friendzone seperti laki-laki dalam cerita cinta sedih barusan tidaklah nyaman, bisa bikin nangis dalam hati. Apalagi jika ternyata orang yang kamu sukai pacaran dengan orang lain. Pasti serba salah, mau cemburu tapi bukan siapa-siapa.
anasabila memberi reputasi
1
341
1
Komentar yang asik ya
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Stories from the Heart
32KThread•45KAnggota
Urutkan
Terlama
Komentar yang asik ya