Pengaturan

Gambar

Lainnya

Tentang KASKUS

Pusat Bantuan

Hubungi Kami

KASKUS Plus

© 2024 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved

SpnewsAvatar border
TS
Spnews
Tiongkok: Amerika-lah yang Paling Banyak Merugi akibat Perang Dagang
Amerika Serikat dilaporkan mengalami lebih banyak kerugian ekonomi daripada Tiongkok akibat perang dagang selama setahun ini. Salah seorang pejabat pemerintah Tiongkok dikirim ke AS untuk mempertahankan posisi Beijing dalam pertikaian dagang, sekaligus mencari masukan dari pakar kebijakan luar negeri, Kamis (18/7/2019).



Sejatinya, pertumbuhan ekonomi Tiongkok yang melambat tersebut lebih disebabkan karena upaya pemerintah untuk mengurangi kelebihan kapasitas manufaktur. Selain itu, pemerintah juga berupaya menyeimbangkan kembali ekonomi jasa. Jadi, pelambatan ekonomi tersebut tidak dipengaruhi oleh perang dagang dengan AS.

Bi Jiyao, wakil presiden Akademi Riset Ekonomi Makro Cina dalam pertemuannya dengan sekelompok mantan diplomat AS dan Pengamat Tiongkok di New York yang diberi mandat oleh pemerintah Tiongkok mengatakan, perang dagang telah menyebabkan eksportir AS kehilangan pangsa pasar di Tiongkok. Jadi, sambung Bi Jiyao, Presiden AS Donald Trump salah jika berpikir bahwa pertumbuhan ekonomi Tiongkok yang lebih lambat akan memaksa Beijing untuk membuat konsesi atau perjanjian.

"AS telah kehilangan pangsa pasar di Tiongkok," cetus Bi Jiyao. "Sekarang, peringkat Anda (AS) sebagai mitra dagang dengan kami Tiongkok adalah nomer tiga kalah dari ASEAN."

Selain mengutip hilangnya pangsa pasar untuk beberapa bisnis AS yang beroperasi di Tiongkok, sayangnya Bi Jiyao tidak menawarkan bukti untuk mendukung klaimnya bahwa perang perdagangan telah mempengaruhi ekonomi AS lebih buruk daripada Tiongkok.

Akademi Bi Jiyao sejatinya adalah bagian dari Komisi Pembangunan dan Reformasi Nasional, sebuah badan perencanaan ekonomi yang berpengaruh dari pemerintah pusat. Dia berada di New York dengan delegasi lainnya termasuk Luo Linquan, wakil presiden Asosiasi Diplomasi Publik Tiongkok dan Chen Jianqi, wakil direktur Sekolah Partai Institut Ekonomi Dunia Komite Sentral Partai Komunis Tiongkok.

Sebelum ini, Biro Statistik Nasional (NBS) Tiongkok melaporkan pada hari Senin (15/7/2019), pertumbuhan ekonomi Tiongkok yang diketahui melambat ke rekor terendah 6,2 persen pada kuartal kedua 2019 dari 6,4 persen pada kuartal pertama. "Dalam perekonomian Tiongkok, pertumbuhan 1 persen ekonomi dapat menghasilkan 2 juta peluang kerja di kota-kota, dan itu cukup untuk memenuhi permintaan pencari kerja," ungkap Bi Jiyao.

Tidak lama setelah Tiongkok merilis data ekonominya pada hari Senin itu, Trump mengatakan dalam sebuahtweet:“Tarif Amerika Serikat memiliki pengaruh besar pada perusahaan yang ingin meninggalkan Tiongkok untuk negara-negara non-tarif. Ribuan perusahaan pergi. Inilah sebabnya mengapa Tiongkok ingin membuat kesepakatan dengan AS, dan berharap itu tidak melanggar kesepakatan semula."

Sumber : http://surabayapagi.com/read/tiongko...-perang-dagang
sebelahblogAvatar border
anasabilaAvatar border
nona212Avatar border
nona212 dan 2 lainnya memberi reputasi
3
1.3K
13
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Berita Luar Negeri
Berita Luar NegeriKASKUS Official
79.2KThread11.1KAnggota
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Ikuti KASKUS di
© 2023 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.