Ideologi Pancasila tak bisa diganggu gugat oleh siapapun. Itulah ideologi mutlak sekaligus dasar negara Republik Indonesia.

Untuk itu, tak ada toleransi bagi siapapun yang berusaha mengganggu Pancasila. Apalagi ingin menggantinya dengan paham lain.

Itulah yang ditegaskan oleh Presiden Joko Widodo dalam pidato bertajuk "Visi Indonesia" yang digelar di Sentul International Convention Center (SICC), Bogor, Jawa Barat, Minggu (14/7).

Presiden mengajak seluruh masyarakat Indonesia agar tidak ada lagi orang Indonesia yang tidak toleran terhadap perbedaan. Setiap warga negara harus menghargai penganut agama lain, warga lain, suku lain, dan etnis lain.

Dengan rasa persatuan, mimpi besar bangsa Indonesia akan terwujud. Melalui optimisme masyarakat serta kepercayaan diri yang tinggi, Jokowi yakin kita mampu menatap masa depan dalam menghadapi berbagai tantangan global.

Pada periode kedua nanti, Presiden Jokowi memiliki prioritas dalam pembasmian radikalisme dan gerombolan perusak negeri.

Gerombolan ini adalah mereka yang kerap menjual agama tapi punya niat terselubung untuk menciptakan keributan. Dan juga gerombolan yang ingin mengubah ideologi Pancasila dengan konsep khilafah.

Dengan pernyataan tersebut, Presiden Jokowi akan bersikap tegas terhadap pihak-pihak yang berusaha mengganggu kedaulatan negara dan Pancasila.

Penegasan tersebut menjadi sindiran sekaligus peringatan kepada pihak-pihak yang selama ini menjadi ganjalan bagi pelaksanaan demokrasi Indonesia.

Kita sangat bangga dan mengapresiasi tekad Presiden Jokowi di atas. Kita pun akan sangat mendukung bila pemerintah akan 'perang total' dengan paham radikalisme dan terorisme. Juga pengasong ideologi khilafah dan Islam-politik yang ingin membawa NKRI dalam kekisruhan yang nyata.