‘Perang Politik’ antara China dan Amerika Serikat, akhirnya berimbas pada ‘Perang Dagang’.

Perang Dingin antara kedua negara itu awalnya dipicu oleh kondisi politik, di mana perusahaan telekomunikasi terbesar asal China, Huawei, dicurigai dan dituduh oleh Amerika mencuri informasi dan data penting negara adikuasa tersebut.

Sebagai informasi, Amerika Serikat banyak menggunakan perangkat Huawei sebagai alat komunikasi dan sarana keamanan lainnya di bidang jaringan.

Namun semenjak isu pencurian data tersebut beredar, maka Amerika mengambil langkah tegas.

Mereka mengakhiri semua kontrak kerjasama, dan ‘membuang’ semua produk Huawei tersebut dari instalasi negara.

Bukan hanya itu, Amerika juga tidak lagi memberikan lisensi kepada Smartphone Huawei untuk menggunakan OS Android, dan beberapa layanan Google lainnya, seperti Playstore, Youtube, dan lain-lain.

Itu berarti bahwa Hape Huawei yang dilaunching setelah ‘embargo’ tersebut, tidak boleh lagi menggunakan Android sebagai Operating System-nya.

Jika itu terjadi, maka tamat sudah riwayat gadget Huawei dari peredaran.

Namun pihak Huawei tampaknya tidak berkecil hati dengan ‘pemboikotan’ tersebut. Mereka berusaha mencari solusi, dengan mencoba menciptakan OS sendiri, tanpa harus bergantung kepada Android milik Google bin Amerika itu.

Meski dalam kabar terakhir, Gedung Putih katanya mulai melunak dengan memberi maaf kepada Huawei dalam hal penggunaan OS Android. Tapi Huawei tetap bersikeras untuk menggunakan OS buatan sendiri.

Mungkin mereka sudah terlanjur malu, dan tertantang untuk tetap bisa maju, walau tanpa dukungan Android.
***
Laman Giz China melaporkan, saat ini pihak Huawei sedang menguji OS baru yang mereka beri nama Hongmeng, sebagai pengganti Android. Katanya, OS baru itu sedang diuji pada Hape Huawei Mate 30.



Ini berarti Huawei tidak main-main, dan sudah membuat OS sendiri buat Smartphone produk mereka. Hanya saja masih dites kehandalan dan kestabilannya.

Jika hasilnya sudah fix dan mantap, sangat mungkin mereka akan mengucapkan ‘Goodbye’ buat Android.

OS Hongmeng ini ditengarai menggunakan antarmuka (User Interface) EMUI khusus ala Huawei, seperti halnya MUI dari Xiaomi.

Dilaporkan, pengujian OS Hongmeng ini dilakukan secara bertahap, fitur demi fitur.

Mungkin maksudnya agar hasil pengujian benar-benar akurat dan detil, sehingga setiap fitur benar-benar berfungsi normal seperti yang mereka harapkan.

Karena itu, beberapa fitur yang belum diuji pada Huawei Mate 30 itu katanya masih dikunci. Hanya fitur yang sudah lulus tahap testing dan pengujian yang bisa diakses.

Namun belum ada laporan, fitur apa saja yang sudah dan belum diuji tersebut.

Katanya lagi nih, OS Hongmeng ini benar-benar user friendly, sesuai dengan keinginan pengguna.

Di dalamnya ditambahkan banyaknya tampilan animasi, transisi yang super smooth dan lancar, panel notifikasi yang baru, serta berbagai opsi lainnya.

Tidak hanya itu, OS Hongmeng ini katanya pula bukan hanya bisa diaplikasikan pada Smartphone, tapi hampir pada semua perangkat telekomunikasi milik Huawei, seperti router, sakelar jaringan, tablet, komputer, dan pusat data.
***
Nah, andai OS Hongmeng ini benar-benar terwujud dan beredar di pasaran, mampukah ia menyaingi Android?

Akankah vendor-vendor China lainnya seperti Xiaomi, Oppo, Vivo, Honor, dan lain-lain juga akan menggunakan OS ini?

Untuk menjawab itu, baiklah kita nantikan saja peluncuran OS terbaru dari Huawei ini.

Namun menurut Ane, untuk bisa sukses seperti Android, kans-nya sangat kecil, kecuali Hongmeng ini mampu menghadirkan sesuatu yang baru, anti mainstream, yang beda dengan Android.

Jika fiturnya mirip-mirip saja, barangkali nasibnya tidak jauh beda dengan OS Mac atau Linux pada PC, yang tak mampu menggeser posisi OS Windows.

Hal itu disebabkan konsumen sudah familiar dengan Android dan Windows, sehingga susah berpaling hati kepada sesuatu yang baru, tapi isinya tiada yang baru.(*) Ref