Pengaturan

Gambar

Lainnya

Tentang KASKUS

Pusat Bantuan

Hubungi Kami

KASKUS Plus

© 2024 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved

pgcililitanAvatar border
TS
pgcililitan
haramnya menentukan Hisab dan Rukyat berdasar made in China

Hisab adalah perhitungan secara matematis dan astronomis untuk menentukan posisi bulan dalam menentukan dimulainya awal bulan pada kalender Hijriyah.

Rukyat adalah aktivitas mengamati visibilitas hilal, yakni penampakan bulan sabit yang tampak pertama kali setelah terjadinya ijtimak (konjungsi). Rukyat dapat dilakukan dengan mata telanjang atau dengan alat bantu optik seperti teleskop. Rukyat dilakukan setelah Matahari terbenam. Hilal hanya tampak setelah Matahari terbenam (maghrib), karena intensitas cahaya hilal sangat redup dibanding dengan cahaya Matahari, serta ukurannya sangat tipis. Apabila hilal terlihat, maka pada petang (maghrib) waktu setempat telah memasuki bulan (kalender) baru Hijriyah. Apabila hilal tidak terlihat maka awal bulan ditetapkan mulai maghrib hari berikutnya.





tirto.id - Ada idiom bahwa Cina bisa membuat hampir segalanya. Berbagai barang dari yang remeh temeh seperti peniti hingga komputer bahkan robot, dari asli hingga palsu bisa mereka buat. Tercatat, ada 320,4 juta komputer yang diciptakan Cina pada 2011, setara dengan 90,6 persen total komputer yang diciptakan di seluruh dunia. Ada 1,1 miliar ponsel berlabel “made in China” terlahir di tahun yang sama, senilai dengan 70,6 persen total produksi ponsel di Bumi. Produk Made in China menjamur dalam banyak sendi kehidupan termasuk bidang luar angkasa. Di tangan Wu Chunfeng, Kepala Chengdu Aerospace Science Institute, Cina akan melangkah lebih jauh: Cina berencana membangun Bulan buatan. BBC, melaporkan Bulan Made in China tersebut akan diorbitkan ke luar angkasa pada 2020. Cina akan menempatkan Bulan pada ketinggian 500 kilometer di atas permukaan Bumi, alias ditempatkan di suatu area di luar angkasa bernama Low Earth Orbit (LEO). Di area itu telah diparkir mahakarya manusia lain bernama International Space Station atau ISS. Bulan buatan, menurut Chunfeng, akan menjadi “cermin besar” yang memantulkan cahaya Matahari ke titik tertentu di Bumi. Bertugas bak bohlam, menerangi wilayah tertentu di Cina saat kondisi malam. Menurut klaim, Bulan buatan yang hendak diterbangkan akan mampu memantulkan cahaya matahari pada area seluas 50 km persegi atau area dengan diameter antara 10-80 km. Ini setara sedikit lebih luas dari area Jakarta Pusat saja (48 km persegi). Namun, diklaim punya intensitas cahaya yang delapan kali lebih terang dibandingkan cahaya pantulan dari Bulan sungguhan. Belum jelas bagaimana rincian teknis di balik Bulan buatan ala Cina dan bagaimana pendanaannya. Namun, menurut Chunfeng, jika pengorbitan Bulan buatan sukses dilakukan pada 2020, tiga perangkat serupa akan meluncur pada 2022. Bulan buatan bukanlah yang pertama digagas oleh manusia. Pada awal dekade 1990-an, Rusia, melalui Roscosmos, pernah menciptakan hal serupa. Bendanya bernama Znamya, Bulan buatan selebar 20 meter ini dibuat oleh Vladimir Syromyatnikov, insinyur di balik pesawat angkasa Vostok, yang sukses membuat Yuri Gagarin mengorbit Bumi pada 1961. Znamya diterbangkan mengorbit Bumi dari ketinggian 200 hingga 420 km. Berkecepatan 8 km per jam, Bulan buatan ala Rusia tersebut sanggup menyinari wilayah berdiameter 5 km di Bumi. Sayangnya, proyek ambisius Rusia ini gagal. Znamya masuk kembali ke atmosfer Bumi, lalu perangkat ini terbakar tanpa sisa. Apakah Bulan palsu dari Cina akan gagal seperti Znamya? Bulan palsu bikinan Cina dibuat dengan tujuan penerangan, membuat malam menjadi siang. Menurut klaim Chunfeng, Bulan palsu buatannya sanggup menerangi area seluas 50 km persegi, itu cukup membuat pemerintah menghemat duit untuk penerangan kota sebesar 1,2 miliar yuan (US$173 juta) setara Rp2,4 triliun per tahun. Matteo Ceriotti, pengajar Teknik Antariksa pada University of Glasgow, mengatakan upaya “menerangi jalanan kota pada malam hari sangat mahal. Jika pemerintah sanggup menciptakan Bulan buatan yang bisa menerangi hingga 15 tahun, secara ekonomi hal tersebut sangat menguntungkan.” Ryan Russell, Profesor Teknik Antariksa pada University of Texas at Austin punya pandangan kritis, sebagaimana dilansir Discover, berpendapat apa yang dilakukan Cina, dengan klaim-klaim yang diungkap Chunfeng, mustahil terjadi. Khususnya tentang penempatan Bulan buatan pada ketinggian 500 km di atas Bumi. Dengan tujuan menerangi suatu titik wilayah di Cina, Bulan buatan wajib berada di titik yang sama di luar angkasa. Sementara itu, objek Bumi yang diterbangkan ke luar angkasa dan tetap tinggal di titik yang ditentukannya perlu berada di ketinggian lebih dari 22 ribu km di atas Bumi, atau wajib ditempatkan di area angkasa bernama geostationary orbit (GEO). “Mengarahkan objek di titik tertentu, tapi ditempatkan di sana (di ketinggian 500 km) mustahil dilakukan,” kata Russel. Ahli Fisika dan Astronom Scott Manley, dalam wawancara pada DW, menegaskan hal serupa. Ia bilang “objek-objek (yang ditempatkan di ketinggian 500 km), misalnya satelit, meluncur sangat cepat. Jika Anda melihat satelit, mereka terbang melintas angkasa hanya dalam hitungan menit.” “Artinya,” tegas Manley kemudian, “jika Bulan palsu ala Cina itu hanya akan sanggup menyinari satu titik wilayah di Bumi hanya dalam hitungan menit.” Bulan made in Cina itu akan bekerja bukan hanya menerangi wilayah Cina, tapi juga menyinari wilayah-wilayah negara lain yang dilintasi si Bulan.

MADE IN CHINA

areszzjayAvatar border
do.x.obAvatar border
upil.narutoAvatar border
upil.naruto dan 4 lainnya memberi reputasi
1
2.7K
28
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Berita dan Politik
Berita dan PolitikKASKUS Official
671.1KThread40.9KAnggota
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Ikuti KASKUS di
© 2023 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.