Pemain gelandang, Egy Maulana Vikri, akhirnya dapat menikmati waktu bermain yang cukup lama dari sebelumnya di klub Lechia Gdansk. Dirinya bermain hingga babak kedua yang akhirnya digantikan Mateusz Zukowski pada menit ke-60. Namun walaupun begitu Egy belum bisa banyak membantu untuk Lechia Gdansk, tim ini kalah dari klub asal Israel, Hapoel Beer Sheva, Kamis (27/6/2019) pagi.

Bermain sebagai gelandang serang Egy Maulana Vikri diharapkan dapat menjadi daya serang di lini tengah Lechia Gdansk. Namun seperti lawan kali ini memang cukup mendominasi permainan. Bahkan Hapoel Beer dapat dengan mudah mencari titik kelemahan dari Egy dkk. Mereka bermain dengan dominan dan tanpa celah membuat permainan menjadi menarik dan tak terhindarkan dan membuat Lechia Gdansk hanya dapat melakukan penyerangan-penyerangan yang tak terlalu berarti.

Belum sempat mereka menyerang balik Hapoel Beer, Egy dan teman-teman sudah kebobolan dua gol dibabak pertama dan satu gol dibabak kedua. Keseluruhan itu dari, Nigel Hasselbaink dimenit ke-42, Naor Sabag dimenit ke-47, dan Niv Zrihan dimenit ke- 76.

Faktor cuaca berita bola Polandia, menilai cuaca saat itu cukup tinggi itulah menjadi masalah yang membuat Lechia Gdansk, gagal dalam mencetak gol dan kebobolan banyak gol dalam laga pramusim ini. Suhu saat itu memang mencapai 40 derajat celcius, dimana pada suhu itu memang bermain dengan tempo 90 menit membuat tenaga cepat terkuras karena panasnya lingkungan sekitar.

Hal itu disampaikan pemain Lechia Gdansk, Mateusz Sopocko, kalau setiap pemain memilii suhu yang sama namun bermain diatas 30 derajat celcius memang sangat tidak nyamana, dirinya merasakan langsung efek dari suhu yang sangat panas dilapangan saat itu.



Hal senada juga disampaikan Lukas Haraslin, meskipun sudah sangat lama bermain disuhu Polandia, dirinya yang sudah merasakan beberapa musim di Polandia, namun bermain disuhu yang sangat tinggi dirasa tidak wajar dan bukan hal yang biasa terjadi saat pertandingan.