Pernah dengar istilah "Koboy Kampus"? Mungkin istilah ini nggak populer di zaman sekarang dan hanya digunakan oleh segelintir anak ITB (Institut Teknologi Bandung) di era tahun 90-an. Salah satu orang yang menggunakannya atau bisa juga disebut yang menjadikannya populer di kawasan ITB kala itu adalah Pidi Baiq. Di tahun 1995, pria yang akrab disapa Ayah itu masih menjabat mahasiswa Fakultas Seni Rupa ITB.

Koboy Kampus kalau menurut Pidi Baiq adalah julukan buat para mahasiswa yang lulusnya kelamaan alias terlambat. Atau juga buat mahasiswa yang terancam drop out (DO) karena lebih senang main-main ketimbang ikut kuliah. Apakah Pidi salah satunya?



"Kayaknya saya menyelesaikan kuliah saya tepat waktu. Maksudnya tepat sesuai dengan yang tidak saya harapkan. Kisah koboy kampus adalah kisah beberapa kawan saya yang di DO karena lebih banyak ngoboy-nya daripada melaksanakan kuliah," ujar Pidi Baiq saat berbincang dengan wartawan belum lama ini.

Kisah para koboy kampus di ITB pada masa itu juga nggak jauh-jauh dari peran The Panasdalam, sebuah grup yang dibentuk oleh Pidi dan kawan-kawannya, yang kemudian membawakan lagu tentang koboy kampus. Dari situlah kemudian istilah ini populer di ITB.

Dari sebuah grup The Panasdalam berubah jadi sebuah negara fiktif sebagai bentuk protes sebagian mahasiswa saat itu terhadap pemerintah. Alih-alih turun ke jalan dan demo, The Panasdalam punya cara unik untuk protes. Dan yang unik dari The Panasdalam adalah sebagian besar penduduk negara fiktif itu adalah mahasiswa yang dikenal sebagai koboy kampus.



"Kebanyakan mahasiswa yang menyandang koboy kampus adalah penduduk The Panasdalam yang pada tahun 1995 didirikan sebagai negara," urai Pidi Baiq.
Kehidupan tentang koboy kampus, dituangkan Pidi Baiq melalui kisah film 'Koboy Kampus'. Dijadwalkan film tersebut ditayangkan di bioskop Tanah Air, mulai 25 Juli 2019.