• Beranda
  • ...
  • Gundala
  • Kenapa Abimana Aryasatya yang Dipilih Perankan 'Gundala'? Ini Jawabannya!

ronzstagramAvatar border
TS
ronzstagram
Kenapa Abimana Aryasatya yang Dipilih Perankan 'Gundala'? Ini Jawabannya!



Industri film Indonesia akan kedatangan sosok jagoan yang nggak kalah keren dari superhero-superhero di Marvel Cinematic Universe. Dia adalah Gundala.

Dua bulan lagi film produksi Screenplay Films, Legacy Pictures dan Bumilangit Studios ini akan tayang di bioskop. Tepatnya di tanggal 29 Agustus 2019 mendatang. Proses syuting dan pasca-produksi film ini pun sudah rampung. Film arahan sutradara Joko Anwar ini diperankan oleh nama-nama yang sudah populer di industri perfilman Indonesia. Sebut saja Abimana Aryasatya (memerankan Sancaka/Gundala), Tara Basro (memerankan Wulan), Bront Palarae (memerankan Pengkor), Ario Bayu, dan Rio Dewanto.

Dalam event jumpa penggemar film 'Gundala' yang digelar di Main Atrium Mal Taman Anggrek akhir pekan lalu, hadir Joko Anwar bersama Tara Basro dan Abimana Aryasatya. Dalam event yang digelar berkat kerja sama Screenplay Films, Legacy Pictures dan Bumilangit Studios dengan Toko Buku Gramedia tersebut, ketiganya berbagi banyak sekali cerita dari balik layar film 'Gundala'.

Acaranya santai dan diisi dengan ngobrol-ngobrol bersama penggemar terkait proyek film 'Gundala'. Dimulai dengan menyaksikan teaser film 'Gundala' yang dirilis beberapa waktu lalu dan kini telah disaksikan lebih dari 1,2 juta kali di channel YouTube Screenplay Films. Kita bisa melihat bagaimana Sancaka tersambar petir dan akhirnya muncul sebagai sosok Gundala dalam teaser berdurasi 1 menit tersebut. Diperankan oleh Abimana Aryasatya, bagaimana sih cerita awal pemilihan pemeran-pemeran dalam film ini? Simak terus Thread ini sampai habis GanSis!



Abimana Aryasatya nggak melewati proses casting untuk perankan Sancaka

Ketika seorang aktor atau aktris ditawari peran tertentu buat sebuah film, biasanya mereka akan melewati proses casting terlebih dahulu. Buat film 'Gundala' sendiri, Joko Anwar mengakui bahwa ada proses casting berlapis sebelum akhirnya dipilih nama-nama terbaik untuk memerankan karakter-karakter dalam film. Tara Basro yang juga hadir di jumpa penggemar akhir pekan lalu mengakui bahwa dia harus melewati beberapa tahap casting sebelum akhirnya mendapatkan peran Wulan. Beda dengan Abimana Aryasatya.

"Selain Abimana, semua pemain di film ini harus melewati proses casting. Ada tiga lapis casting untuk semua karakter dari 10 kandidat, kemudian dikecilin jadi empat, lalu jadi 2, lalu baru dipilih," kata Joko Anwar. "Saya nggak kepikiran orang lain yang memerankan Gundala selain Abimana. Menurut saya, Sancaka ini orangnya sangat peduli dengan sesama, tidak self-centered, tidak egois, dan Abimana ini punya semua itu," lanjut sang sutradara.



Diberi pujian seperti itu tentu saja membuat Abimana tak berhenti tersenyum dan tertawa. Abi mengaku, ketika Joko Anwar sudah menawari skrip sebuah proyek, hampir mustahil untuk menolaknya.

"Lu nggak bakal bisa bilang nggak ke Joko Anwar. Dia akan cari cara untuk neror hidup lu. Berbagai macam cara dari yang baik sampai yang sarkas. Hidup lu kayaknya akan susah banget. Lu akan yakin tweet dan kata-kata dia itu tuh sarkas ke lu, padahal nggak juga," curhat Abimana.

Abi lanjut cerita bahwa skrip 'Gundala' diterimanya dari Joko Anwar sekitar pukul 2 dini hari. "Dia chat dengan tulus, tolong baca," cerita Abi. Sebelum akhirnya mereka ketemuan dan setuju untuk menggarap film ini bersama-sama.

Ambisi besar Joko Anwar

Joko Anwar mengaku bahagia banget ketika ditawari menjadi sutradara film 'Gundala'. Menurut ceritanya, ketika masih kanak-kanak dulu Joko kerap membaca komik ciptaan Harya Suraminata tersebut di tempat penyewaan komik.

"Saya ingat dulu duduk di lantai di tempat penyewaan komik, saya sangat dekat dengan Gundala. Terus ditawarin bikin film Gundala, rasanya kayak bercanda. Tapi ya maulah," ceritanya.

Menggarap film dari sebuah karya yang dicintai banyak orang mau tidak mau membuat Joko Anwar bergerak dengan sangat hati-hati. "Karena Gundala ini milik banyak orang," katanya. Kehati-hatian tersebut dibuktikan Joko Anwar dalam proses penulisan skrip yang memakan waktu sangat lama. Biasanya, kalau menurut Joko, proses penulisan skrip film yang digarapnya maksimal hanya memakan waktu dua bulan saja. Tetapi untuk 'Gundala', dia butuh tujuh bulan untuk menyelesaikan naskah film

"Kalau diberi kepercayaan bikin film dari materi yang kita suka, kita harus berhati-hati," tegasnya. Tidak hanya hati-hati dalam proses penulisan naskah, Joko Anwar juga terbilang sangat pilih-pilih soal kru yang akan diajak bergabung menggarap proyek 'Gundala'. Tak tanggung-tanggung, dia pun sampai harus secara personal mendekati orang-orang perfilman yang menurutnya paling cocok dan paling ahli di bidangnya.



"Misi gue adalah mengumpulkan orang-orang terbaik di bidangnya lewat 'Gundala' ini. Gue mohon satu-satu ke mereka, gue datengin satu-satu dan menawarkan kerja bareng. Berharap nantinya film ini bisa kita banggakan bareng," katanya.

Joko Anwar ingin film 'Gundala' tidak hanya dikenal sebagai film pahlawan dan jagoan asal Indonesia. Tetapi di saat yang sama dia juga ingin film ini bisa jadi sesuatu yang dibanggakan oleh orang-orang bahwa ini film Indonesia.

"Mereka yang bekerja di film ini sudah memberikan yang terbaik," tutupnya.




KaskusKreatorAvatar border
dimplukAvatar border
dimpluk dan KaskusKreator memberi reputasi
2
2.4K
11
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Gundala
GundalaKASKUS Official
69Thread117Anggota
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Ikuti KASKUS di
© 2023 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.