Sidang perdana sengketa hasil Pemilu 2019 di Mahkamah Konstitusi sudah mulai digelar pada Jumat (14/6) lalu.

Secara garis besar, tuntutan dari kubu Prabowo-Sandi tidak ada yang fokus pada perbedaan selisih suara.

Selama ini, tidak ada gugatan yang disampaikan menyangkut angka. Lebih pada aspek proses perjalanan pemilu.

Itupun yang ditampilkan bukan data dan fakta, tetapi lebih banyak link atau tautan berita, dimana kalau dijadikan alat bukti, maka materi gugatannya tidak kuat.

Hal ini senada dengan pandangan Ketua Tim Kampanye Daerah (TKD) Jokowi-Maruf Amin Jawa Barat, Dedi Mulyadi.

Melihat gugatan Prabowo yang seperti itu, politisi Partai Golkar itu meminta agar gugatan tersebut tidak perlu ditanggapi dengan serius atau memicu konflik baru.

Karena, pada dasarnya, orang awam pun bisa tahu, bahwa pada akhir dari persidangan nanti tidak akan mengubah hasil Pilres, di mana pasangan Jokowi-Maruf Amin tetap menang karena mendapat suara paling banyak.

Kita tak perlu tegang otot yang penting terus mengawasi jalannya persidangan di MK.

Kita tunggu saja hasilnya, serta percaya dengan integritas para hakim MK.

Tentunya, kita juga turut mendukung dan menghargai kubu 02 yang menggunakan saluran konstitusional melalui MK. Bukan dengan aksi jalanan.