Pengaturan

Gambar

Lainnya

Tentang KASKUS

Pusat Bantuan

Hubungi Kami

KASKUS Plus

© 2024 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved

skydaveeAvatar border
TS
skydavee
Budaya Mudik dan (Masih) Tingginya Angka Kecelakaan
Budaya Mudik dan (Masih) Tingginya Angka Kecelakaan
source: google.com

Tradisi mudik menjadi satu paket tak terpisahkan menjelang perayaan hari besar. Khususnya ketika memasuki momen terakhir bulan Ramadan seperti di Indonesia. Ramai para pengais rezeki di perantauan menyempatkan diri untuk berkumpul bersama sanak keluarga di tempat asalnya.

Biasanya, jauh-jauh hari insan pemudik ini telah menyiapkan segala sesuatunya demi bisa berlebaran dengan kerabatnya. Segala cerita, oleh-oleh dan ragam pernak-pernik akan menjadi sebuah perbincangan hangat ketika bercengkrama dengan handai taulan.

Namun, diantara pelbagai kisah selama berjuang di perantuan, ada beberapa hal yang justru mengundang cerita sedih nan haru. Yakni, masih tingginya angka kecelakaan tatkala hari yang dinanti-nanti tinggal menghitung detik demi detik. Tentu saja, tidak ada yang menyangka bila niat berlebaran yang seharusnya disambut penuh dengan suka cita, lantas berubah menjadi cerita duka.

***
Seperti dilansir dari media detik.com, Dinas Perhubungan mencatat adanya penurunan angka kecelakaan jika dibandingkan pada tahun 2018 pada hari yang sama.

"H-2 Lebaran 2019, jumlah kecelakaan cuma 52, dengan meninggal 13 orang," Direktur Jenderal Perhubungan Darat Kemenhub Budi Setiyadi di kantor Kemenhub, Jalan Medan Merdeka, Jakarta Pusat, Selasa (4/6/2019).

Masih menurut beliau, angka korban meninggal itu turun 50 persen dibanding H-2 Lebaran 2018. Ada 30 orang meninggal pada hari yang sama saat mudik tahun lalu.

"Kemarin itu terjadi penurunan angka kecelakaan sampai 80 persen. H-2 tahun 2018, jumlah kecelakaannya sebanyak 128 kejadian, dengan korban meninggal 30 orang," ujarnya.

Jika merujuk pada angka tersebut di atas, meski penurunan terjadi, tetap saja korban nyawa melayang masih berkisar pada angka puluhan. Rasa duka kerabat yang ditinggalkan, tentu tidak memperdulikan hitungan angka-angka ini. Bagi mereka, keluarganya tidak dapat berkumpul kembali selama-lamanya akibat kecelakaan yang segera mengubah suka cita menjadi rasa duka.

Lalu, apa saja hal yang menyebabkan angka kecelakaan masih begitu tinggi? Berikut analisa yang coba saya paparkan.

1. Disiplin Berlalu Lintas Rendah
Budaya Mudik dan (Masih) Tingginya Angka Kecelakaan
source: google.com

Bicara tentang disiplin di negara kita memang menjadi sebuah hal yang langka. Utamanya budaya disiplin dalam berlalu lintas. Pada hari biasa saja dengan tingkat kepadatan kendaraan yang tidak separah menjelang momen mudik, kita sering kali melihat pelanggaran lalu lintas.

Tentu saja, mengingat jalanan begitu ramai dengan pemudik lain yang juga hendak kembali ke kampung halamannya, sikap tak acuh terhadap disiplin di jalanan akan membuat potensi kecelakaan lebih besar lagi terjadi.

Secara kasat mata, kejadian ini jelas dapat dibuktikan dengan laju kendaraan bila melewati sarana jalan tol. Rambu-rambu lalu lintas di sepanjang jalan dengan sangat jelas terpampang rentang batas minimal dan maksimal kecepatan yang wajib dipatuhi oleh pengendara. Berdasarkan pengalaman, laju pada jalan tol biasanya 60 km/jam untuk batas minimal, dan maksimal 100 km/jam.

Namun apa daya, jalanan beton yang mulus membuat beberapa pemudik seakan lupa daratan. Gas kendaraan ditekan lebih dalam. Terus dan terus. Memang, laju kecepatan tidak begitu kentara saat melintasi jalan tol. Ditambah deru suara musik di dalam mobil, maka angka yang tertera pada speedometerkerap terabaikan. Gas pool.

2. Terlalu Memaksakan Untuk Mengemudi
Budaya Mudik dan (Masih) Tingginya Angka Kecelakaan
source: google.com

Kemampuan fisik manusia itu ada batasnya. Tidak ada satupun manusia di dunia ini memiliki garis keturunan langsung dari Thanos, atau dilahirkan di planet Krypton seperti halnya Kal-El. Oleh sebab itu, jika kondisi fisik mulai terlihat lelah, ada baiknya beristirahat sejenak. Walaupun hati berbunga karena hendak bertemu sanak saudara, berhenti melepas penat adalah keputusan yang logis. Apalagi berdasarkan pengamatan saya banyak lokasi yang bisa dijadikan tempat pemberhentian? Pos-pos pantau banyak bertebaran disepanjang jalan. Manfaatkanlah agar tubuh kembali prima dan bisa melanjutkan perjalanan kembali. Wabil khusus untuk pemudik yang menggunakan sarana roda dua.

3. Kendaraan Tak Layak
Budaya Mudik dan (Masih) Tingginya Angka Kecelakaan
source: google.com

Jika hendak pulang kampung dengan jarak yang cukup jauh, terutama bila rutenya antar kota antar provinsi, pastikan kendaraan dalam kondisi laik. Jangan abai dengan keadaan kendaraan. Periksalah semuanya dengan cermat. Mulai dari kondisi ban, rem, dan pastikan semuanya layak untuk menempuh perjalanan jauh. Jika kendaraan memang tidak cukup layak, sebaiknya cari alternarif lain. Tindakan antisipasi adalah mutlak demi meredam para malaikat pencabut nyawa wira-wiri dijalanan.

***
Berkumpul bersama keluarga adalah sebuah kenikmatan tersendiri yang tidak bisa ditakar dalam bilangan materi. Kehangatan keluarga merupakan hal yang dinanti-nanti oleh seluruh perantauan dimana saja berada. Karenanya, jangan ubah rasa suka cita mereka dengan tangisan duka karena mendengar kerabatnya menjadi korban musiman bernama mudik.

Mari, berkendaralah dengan santun, taati segenap rambu-rambu lalu lintas. Hati-hati di jalan bagi yang saat ini sedang berkendara menuju kampung halamannya. Semoga selamat sampai tujuan, dan jangan lupa berdoa.


Akhir kalam, saya dan keluarga mengucapkan Minal Aidin Wal Faidin, mohon maaf lahir dan batin. Selamat merayakan momen Idul Fitri bersama keluarga.



Salam
©Skydavee 2019
Referensi Data
Diubah oleh skydavee 12-06-2019 04:09
prasetia13Avatar border
surya.hrAvatar border
surya.hr dan prasetia13 memberi reputasi
2
1.3K
26
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
The Lounge
The LoungeKASKUS Official
923.4KThread84.4KAnggota
Urutkan
Terlama
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
Ikuti KASKUS di
© 2023 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.