Bagi para perantau, momen hari raya lebaran digunakan untuk mudik agar dapat berkumpul dengan orang tua dan keluarga di kampung halamannya. Momen mudik seperti ini biasanya digunakan sebagai ajang melepas rindu akan kampung halaman, ajang silaturahmi ke anggota keluarga yang jarang ditemui, ajang menjalin kembali keakraban yang sudah mulai pudar karena masing-masing sibuk dengan aktifitasnya. Dengan mudik secara tidak langsung adalah suatu bentuk bakti seorang anak kepada orang tuanya. Sebab meskipun jauh dari orang tua, seorang anak akan selalu mengingat untuk bertemu dengan orang tuanya. (referensi: Good News From Indonesia)
Tahun ini alhamdulilah ane masih diberi kesempatan untuk bisa mudik ke Kota Kediri. Langsung saja yuk kita simak cerita singkat perjalanan mudik ane...

Tanggal 31 Mei 2019 atau H-4 lebaran→ Akhirnya tiba juga hari dimana ane meninggalkan Kota Surabaya. Ane berangkat ke Terminal Purabaya/Bungurasih menggunakan jasa ojek online dari tempat kos di daerah Kutisari, meskipun ada sepeda motor tapi ane malas buat parkir di penitipan motor sekitar terminal karena di musim mudik tarif parkirnya naik dua kali lipat dari hari biasa.  Rencana mudik pulang kampung ke kediri naik harapan jaya via tol. Jarak surabaya kediri 116 km biasa ditempuh 3 jam di jalur bawah/reguler tetapi sejak ada jalan tol, waktu tempuh hanya 1,5 jam saja.
 



10.00→Sampai di terminal, antrian calon penumpang bus belum begitu ramai, mungkin karena belum masuk masa puncak arus mudik. Ane sudah menunggu kira-kira 30 menit sambil melihat beberapa petugas dinas perhubungan yang mensosialisasikan tentang keamanan bagi para pemudik.


10.45→Ada bus yang berhenti di shelter keberangkatan bus, akhirnya datang juga bus patas harapan jaya via tol jurusan surabaya-tulungagung. Saat masuk bus, tidak ada yang rebutan, mungkin karena belum ramai pemudik ya. Shelter bus harapan jaya via tol terletak di sebelah bus Malang dan Jember/shelter nomor 6. Menunggu keberangkatan jam 11.00, sambil menunggu bus berangkat ane dengerin lagu yang dibawakan oleh para pengamen. (tapi kalau sudah berangkat, pengamen dan pedagang asongan dilarang masuk bus) Bus yang ane tumpangi ini jenisnya Mercedes Benz oh1626, interior dalam bus ini total 38 seat. Kesan saya naik bus nyaman, bersih, wangi, krunya sangat ramah pokoknya recomended.  



11.05→Penumpang full seat, bus berangkat dari Terminal Bungurasih. Begitu keluar terminal langsung masuk ruas jalan tol. Kernet mulai menarik uang tiket dari para penumpang, ane bayar Rp. 55.000,- untuk tujuan kota kediri. Bus harapan jaya ini tertib sekali kalau soal tiket, tidak ada pelanggaran penambahan tarif alias tidak nakal, jadi tarifnya sesuai sama yang ditetapkan oleh manajemen.  

11.10→ Memasuki gerbang tol Warugunung, lepas gerbang tol bus langsung digeber alias gas pol.

11.28→ Memasuki gerbang tol Mojokerto, langsung lewat tanpa transaksi. Melewati km yang sering terjadi kecelakaan antara km 700-706. Kata kernetnya kecelakaan disini karena mobil yang kecepatannya tinggi kena angin kencang sehingga bisa oleng.

11.53→ Keluar melalui gerbang tol Bandar. Kata kernetnya, tarif gerbang tol Warugunung ke Bandar Rp. 82.000,-. Keluar jalur tol belok kanan menuju arah Kediri - Tulungagung. 

12.01→ Sampai Bra’an Kertosono, kondisi macet/ada antrian kendaraan karena ada kereta api lewat. Jalur ini sering terjadi kepadatan antrian kendaraan karena menjadi tiga pertemuan arus. (Kabupaten Kediri, Kabupaten Nganjuk, Kabupaten Jombang). Belok kiri, selamat datang di Kabupaten Kediri, bus masuk Purwoasri. Bus kembali dipacu dengan kecepatan tinggi karena kondisi jalan yang cukup longgar. Masuk papar, kurang lebih 30 km dari Kota Kediri. 

12.14→ Masuk perempatan Papar. 

12.23→ Masuk Gampengrejo. 

12.29→ Karena sebelum pukul 18.00 bus tidak boleh masuk jalan dalam Kota Kediri, ane harus turun di perempatan Semampir (Jalan Mayor Bismo depan Pabrik Gudang Garam) dan meneruskan perjalanan ke rumah menggunakan jasa ojek online.


Seperti itulah perjalanan singkat ane saat mudik dari surabaya menuju kediri bersama Bus Harapan Jaya via tol. Alhamdulilah dari Terminal Purabaya sampai rumah tidak ada halangan dan relatif lancar. Yang pasti sejauh apapun ane pergi, pada akhirnya ane akan kembali ke kota yang membuat orang jatuh hati.