Pengaturan

Gambar

Lainnya

Tentang KASKUS

Pusat Bantuan

Hubungi Kami

KASKUS Plus

© 2024 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved

  • Beranda
  • ...
  • Fashion
  • Ngomongin Soal Hypebeast yang Nggak Ada Habisnya, Kuy!

silviaaa444Avatar border
TS
silviaaa444
Ngomongin Soal Hypebeast yang Nggak Ada Habisnya, Kuy!

Ngomongin soal tren anak muda, nggak lengkap rasanya kalau nggak menyinggung kaum hypebeast. Betul nggak Gan? Istilah ini sebenarnya udah nggak asing lagi di kalangan anak muda terutama yang eksis dalam dunia media sosial.



Jika Agan belum begitu familiar dengan istilah ini, terdapat dua pengertian dari hypebeast yang perlu diketahui Gan. Pertama, hypebeast merupakan istilah bagi seseorang yang memiliki obsesi (beast) terhadap tren dalam fashion (hype). Namun jika dilihat dari wikipedia sih hypebeast mengacu pada nama media online dan e-commerce Hongkong yang membahas mengenai fashion tentang anak muda.



Fenomena hypebeastini nggak hanya datang dari brand-brand besar yang terkenal mahal dan eksklusif seperti Louis Vuitton, Channel, ataupun Gucci. Tren ini berkembang begitu luas dan malah mengarah pada jenis pakaian yang dikenakan sehari-hari atau sering disebut dengan streetwear. Misalnya aja pada jenis pakaian seperti jaket hoodie, kaos, celana training hingga sneakers yang dikeluarkan oleh brand-brand ternama yang memiliki nilai jual tinggi.



Hmmm, sebenarnya memang menarik untuk dipertanyakan sih Gan, kenapa barang yang sebenarnya bukan terlihat seperti barang “mewah” tersebut dapat memiliki nilai yang fantastis. Jika dilihat sekilas mungkin produk-produk tersebut nggak kayak koleksi purba yang langka ataupun bertabur berlian. Semuanya kelihatan biasa aja. Tapi kenapa sih pakaian tersebut bisa memiliki nilai tinggi yang mungkin setara dengan barang antik yang sedang diburu kolektor dengan harga selangit?





Generasi Milenial dan Gen Z

Gambaran mengenai kaum hypebeastini bisa dibilang terwakili oleh perilaku generasi milenial dan generasi Z. Mereka merupakan konsumen terbesar dari produk fashion subkultur ini. Konon, awalnya muncul tren berpakaian ini dipicu oleh menjamurnya tagar OOTD (outfit of the day) yang digunakan oleh para “influencer” dalam media sosial.  Melalui tagar tersebut, para influencer tersebut membagikan cara berpakaian mereka yang memamerkan brand tertentu. Hmmm, namanya juga the power of dari influencer ya Gan, makanya jadi nggak sedikit yang terpengaruh dan terobsesi dengan cara berpakaian yang mengutamakan gengsi.





Hypebeast dan Supreme

Salah satu brand yang sangat melekat dengan citra hypebeast adalah Supreme, yaitu sebuah brand yang berasal dari Amerika. Awalnya, brand yang didirikan oleh James Jebbia ini menyediakan pakaian untuk para skater hingga anak hip hop di New York yang sangat identik dengan style streetwear aja Gan.

Namun, kesuksesan Supreme berawal dari rilisnya salah satu produk dari brand tersebut yang berupa kaos berlambangkan logo dari Supreme dan diminati oleh banyak orang. Hingga saat ini pun mereka masih menjual produk tersebut Gan dengan harga yang berkisar 50-70 dollar AS. Atau jika dibeli di reseller harganya bisa berkali lipat menjadi 100-1000 dollar AS. Jika dihitung dalam rupiah sih kisarannya adalah Rp 1 juta hingga Rp 15 juta. Hmmm, harga tersebut tergolong fantastis sih untuk sepotong kaos dengan sablon yang cukup simple.





Kenapa bisa mahal?

Brand-brand yang berkiblat pada budaya hypebeast ini biasanya mengeluarkan produk dengan jumlah yang terbatas Gan. Sehingga kelangkaan tersebut menjadi salah satu faktor yang dapat mempengaruhi harga. Tapi tentu aja sih harga selangit nggak bakalan menghalangi para hypebeast untuk mendapatkan produk fashion favoritnya.Selain itu, terdapat pridetersendiri yang diangkat oleh tren ini jika dilihat dari kacamata pemakainya.

Secara nggak langsung, hal ini juga menunjukkan jika dunia yang sedang kita jalani saat ini berlangsung sangat dinamis. Hal inilah yang menyebabkan adanya fenomena tersebut di masyarakat. Mungkin sebelumnya nggak pernah terbayangkan juga kan Gan jika akan ada permainan gengsi seperti ini yang turut merambah pada produk yang kita gunakan sehari-hari.



Pada dasarnya sih semua orang nggak memiliki larangan untuk berpakaian dengan gaya seperti apa ya Gan, karena semua orang memiliki selera dan cara berpikirnya masing-masing. Selain itu fashion pun bisa menjadi sebuah jembatan yang menghubungkan semua orang. Misalnya aja untuk membuat sebuah statement yang bisa menyuarakan pendapat atau aspirasi terpendam melalui gaya berpakaian. Hal ini pun mungkin berlaku juga bagi para hypebeast.


blackanonymAvatar border
tafakoerAvatar border
berdjayapkuAvatar border
berdjayapku dan 26 lainnya memberi reputasi
27
4.2K
33
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Fashion
FashionKASKUS Official
16KThread4.8KAnggota
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Ikuti KASKUS di
© 2023 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.