Sebelumnya ane ingin menyampaikan bahwa kisah tentang ocel ini benar adanya. Kisah tentang dirinya sengaja ane ceritakan dengan tujuan bahwa tidak semua orang yang "tersesat" itu tidak bisa berubah, semua bisa berubah bila memang ingin melakukannya.

Gadis ini biasa dipanggil ocel. Tinggi sekitar 150 centimeter, berambut pendek mendekati cepak, berkulit hitam gelap dan memiliki tato pada beberapa bagian tubuhnya. Buat orang yang pertama melihatnya mungkin akan beranggapan bahwa Ocel ini adalah seorang laki-laki. Namun aslinya dia ini adalah wanita tulen, hanya saja pergaulan dan lingkungannya membuat dirinya terlihat seperti wanita yang tidak terurus. Bahkan orang-orang di sekitarnya memberinya julukan wanita liar, karena dari kelakuannya yang merokok setiap saat dan tidak memiliki sopan santun.

Kalo ane rasa wajar Ocel menjadi wanita seperti itu, karena dari kecil pergaulannya yang terlalu bebas. Dimana oranag tuanya membebaskan dirinya untuk melakukan apapun. Bahkan bila dirinya tidak sekolah orang tuanya tidak mempermasalahkannya. Ocel sendiri melanjutkan hingga SMP karena hanya ikut-ikutan. Ikut-ikutan ini juga yang membuatnya menjadi pecandu rokok, tubuh dengan banyak tato dan kelakuan-kelakuan nakal laki-laki pada umumnya. 

karnadilim81.wordpress.com

Ocel ini bekerja di sebuah pabrik pembuatan arang, yang notabenenya pekerjanya adalah pria. Namun walau begitu, Ocel mampu bekerja seperti pekerja pria lainnya.

Ocel ini sebenarnya adalah seorang perantau yang bekerja di kawasan industri untuk membantu keluarganya. Awal kedatangannya melamar pekerjaan di pabrik paman ane, dia hanya membawa tas dan tidak membawa ijazah atau surat yang membuktikan bahwa dia pernah bersekolah. Namun akhirnya dia dipekerjakan oleh pemanku karena setelah diberikan kesempatan selama seminggu, Ocel memiliki etos kerja yang tinggi.

tribunnews.com

Dari pamanku pula aku mengetahu beberapa hal tentang Ocel. Mulai dari kebiasaannya yang merokok 2 bungkus dalam sehari hingga kebiasaannya yang lebih memilih untuk makan mie instan ketimbang makan sayuran. Bila ditanya kenapa tidak berhenti merokok, maka dengan santai dan polosnya dia menjawab "saya kalo ga ngerokok sehari kaya dikejar-kejar **** (ane samarkan karena takut menyinggung)". Begitu pula bila ditanya kenapa ga beli sayur aja di warung, dengan santai dia akan menjawab "makan mie lebih enak pak". 

Bahaya? Jelas

Tapi mau bagaimana lagi, latar belakang dirinya yang lulusan SMP dan lingkungannya yang membiasakan hal seperti itu membuat dirinya tidak tau dampak yang mungkin terjadi di masa depannya. Walau begitu banyak orang yang telah mengingatkannya tentang kebiasaan tidak sehatnya itu, namun ocel hanya tersenyum dan sedikit tertawa, dan tetap melanjutkan kebiasaannya.

Oiya, ane lupa menjelaskan bahwa ocel ini diberikan pekerjaan untuk mencacah arang sekaligus diberikan tanggung jawab untuk menjaga pabrik. Pabrik yang tidak terlalu besar, berukuran 20 x 40 meter. Dengan pekerjaan dan tunjangan sebagai penunggu pabrik tentu Ocel mendapatkan gaji yang lebih besar ketimbang karyawan lainnya.

Hingga akhirnya, Ocel mengaku bahwa dirinya seorang muslim namun tidak pernah beribadah. Dia mengaku terpanggil untuk melakukan ibadah karena sering lihat om ane ibadah di kantornya. Sebuah kantor kecil berukuran 3 x 7 meter, dengan pembatas berupa sekat untuk area solat. 

nu.or.id

Disitulah Ocel mulai belajar Sholat dan puasa. Paman ane pun mensupportnya dengan memberikannya mukena dan jilbab. Dan selalu megingatkannya untuk tidak lupa solat 5 waktu. Ternyata hal-hal ini membuatnya berangsur-angasur berubah. Dari yang awalnya bangun siang, kini dia mulai bangun subuh. Dia mulai membiasakan diri menggunakan jilbab, ya walaupun kebiasaannya yang lebih senang duduk jongkok ketimbang di kursi membuat aneh beberapa orang yang baru mengenalnya. Kebiasaan rokok dan makan mie instan juga ikut berkurang. Namun Ocel masih tetaplah menjadi orang yang males untuk mandi.

Sampai akhirnya Ocel memutuskan untuk berhenti bekerja di pabrik paman ane setelah kematian ayah kandungnya. Dia memutuskan untuk menemani ibunya di kampungnya. Ocel yang dulu sudah mulai berubah. Dari yang perokok berat, pemakan mie instan dan tampak macho sekali, kini sudah jauh berubah. Ya walau hanya terlihat sedikit sekali sifat wanitanya.

Oiya, pernah suatu ketika Ocel bercerita kepada ane tentang tidak adilnya hidup. Kebetulan ane juga kenal dengan ocel karena kadang saat permintaan pabrik tinggi, ane ikut membantu pabrik paman ane. 

Ocel bertanya kenapa dirinya selalu menjadi orang yang tertindas, kenapa hidupnya tidak seenak orang-orang yang di tv. Atau orang-orang yang sering senang-senang tanpa harus bekerja keras seperti dirinya. Keluhan Ocel ini awalnya membuat ane kaget, karena ane merasa ga berhak untuk memberikan penjelasan yang layak, karena ilmu ane masih sangat sedikit dalam hidup ini. Ane hanya mengingatkan bahwa jangan selalu menengok ke atas. Ane meminta Ocel untuk juga menegok kebawah. Melihat orang yang nasibnya lebih tidak beruntung dari dirinya dan selalu bersyukur dengan apa yang telah Tuhan berikan. 

Ocel hanya terdiam. Tapi ane lihat dari raut wajahnya kalau dirinya merasa kurang puas dengan alasan yang ane berikan. Tapi mau bagaiamana lagi, hanya jawaban itu yang bisa ane berikan.

Kini sudah hampir satu tahun semenjak berhentinya Ocel dari pabrik paman ane. Dan ane ga tau bagaimana nasibnya sekarang. Apakah terus melakukan hijrahya untuk menjadi wanita tulen atau kembali seperti saat pertama datang di pabrik om ane. Namun ane dan paman ane harap, Ocel melanjutkan hijrahnya itu hingga benar-benar berhasil berhijrah.

Dari kisah Ocel ini ane mau menyimpulkan bahwa orang yang berasal dari lingkungan yang "rusak" masih bisa berubah tergantung dari lingkungan dan orang-orang disekitarnya. Tentu bukan hal yang mudah untuk merubah kebiasaan itu. Dan bukan hal yang mudah pula bagi kita untuk membantu membuatya kembali ke jalan yang benar. Karena semua itu bertahap. Tapi semua itu bisa terjadi bila diniatkan.

Sumber: Cerita berdasarkan pengalaman pribadi dan pama ane.