123qwerty123Avatar border
TS
123qwerty123
22 Mei - Hari Keanekaragaman Hayati, pada tahu gak ya?


International Day For Biological Diversity atau yang kita kenal dengan Hari Keanekaragaman Hayati Sedunia jatuh pada 22 Mei setiap tahunnya. Kesepakatan ini dibuat oleh PBB sebagai hari untuk meningkatkan pemahaman dan kesadaran warga dunia mengenai isu lingkungan ini.

Kampanye ini merupakan salah satu dari sekian banyak agenda peringatan kehutanan dan lingkungan hidup, seperi Hari Bumi, Hari Migrasi Burung, Hari Air Sedunia dan sebagainya.


Sejarah Hari Keanekaragaman Hayati

Sebelumnya, sejak tahun 1994 hingga tahun 2000, Hari Keanekaragaman Hayati Internasional ternyata diperingati setiap tanggal 29 Desember. Penentuan ini berlatarbelakang oleh konferensi PBB mengenai KTT Bumi atau Earth Summit di Rio de Jeneiro, Brazil. Pada konferensi ini, menghasilkan salah satu kesepakatan mengenai Konvensi Keanekaragaman Hayati (Convention on Biological Diversity).


Kemudian sejak tahun 2000, kampanye Hari Keanekaragaman Hayati ini diubah setiap 22 Mei setiap tahunnya. Tujuannya untuk mempertingati adopsi Konvensi yang diselenggarakan di Nairobi, Kenya pada 22 Mei 1992. Setiap tahun, peringatan keragaman hayati selalu mengusung tema-tema spesifik dan berbeda yang telah ditentukan olek sekretariat PBB.



Pentingnya Keanekaragaman Hayati

Adanya keanekaragaman hayati merupakan hal utama bagi kehidupan di bumi yang secara alami disajikan oleh ekosistem. Keanekaragaman hayati berperan dalam proses evolusi dan sebagai pemelihara keseimbangan ekosistem serta kehidupan biosfer.


Karagaman hayati juga bermanfaat bagi kelangsungan hidup manusia sebagi sumber pangan, sumber pendapatan, dan sumber plasma nutfah. Oleh sebab itu, perhatian lebih wajib kita berikan kepada permasalahan lingkungan yang seringkali terabaikan.




Isu Keanekaragaman Hayati di Indonesia

Indonesia yang memiliki iklim tropis adalah negara yang dikenal dengan megadiversity atau kekayaan keanekaragaman hayati yang begitu besar. Kekayaan ini berupa keragaman habitat, ekosistem darat dan perairan dengan jumlah lebih dari 25.000 jenis flora dan 220.000 jenis fauna yang ada di bumi Indonesia. Namun, kekayaan ini menuai ancaman dari perkembangan pembangunan yang dapat mengurangi bahkan menghilangkan keanekaragaman hayati.


Pemanfaatan keanekaragaman hayati yang cenderung tertuju pada eksploitasi dan keuntungan ekonomi tanpa memperhatikan kondisi alaminya akan memberikan dampak buruk. Habitat makhluk hidup akan rusak dan beralih fungsi akibat pembangunan besar-besaran.


Dampak lain yang juga dihasilkan ialah polusi di berbagai aspek kehidupan yang memberi efek negatif bagi kehidupan, seperti intensitas sinar UV yang kian meningkat dan berkurangnya populasi fitoplankton akibat keseimbangan rantai makan yang tidak terjaga.


Salah satu isu yang juga menjadi sorotan adalah mengenai perubahan iklim. Peningkatan suhu udara akan berakibat pada mencairnya wilayah kutub dan mengubah struktur dan fungsi ekosistem. Oleh karena itu, penduduk dunia harus berperan dalam menghentikan tingkat kehilangan keanekaragaman hayati (biodiversity loss) sebagai upaya untuk keberlangsungan hidup dan kesejahteraan manusia di masa yang akan datang.


Langkah Indonesia Menjaga Keanekaragaman Hayati

Indonesia telah berupaya dan mengambil tindakan mengenai masalah lingkungan, salah satunya dengan berpartisipasi dalam pertemuan internasional yang membahas keanekaragaman hayati. Hasilnya adalah ratifikasi Konvensi Keanekaragaman Hayati yang terbentuk dalam Undang-Undang No. 5 Tahun 1994 tentang Pengesahan Konvensi PBB Mengenai Keanekaragaman Hayati.

sumur diambil dari sini

kayaknya gak pada tau emoticon-Ngakak
Diubah oleh 123qwerty123 21-05-2019 22:08
0
2.9K
10
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
The Lounge
The LoungeKASKUS Official
922.7KThread82.2KAnggota
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Ikuti KASKUS di
© 2023 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.