Balas dendam sesuatu hal yang sangat menakutkan. Bagaimana tidak banyak kejadian buruk dan terus dibalas dengan kejadian yang lebih buruk. Siklusnya pun selalu begitu, berawal dari sebuah hubungan yang baik - baik saja hingga terjadi permasalahan dan berakhir dengan saling menjelekkan, dan bahkan menyebar aib yang membuat seseorang tersebut malu. Karena perbuatan yang tidak menyenangkan tersebut, si korban pertama juga melakukan hal yang sama, menjelekkan dan menyebarkan aib.



Menyedihkan adalah ketika pasangan yang sakit hati, hubungan retak serta permasalahan dianggap selesai oleh salah satu pihak, tentu saja ada pihak yang tidak terima dan melakukan balas dendam dengan cara menyebar foto syur, atau video wik-wik mereka.

Balas dendam dengan cara penyebaran foto dan video pribadi ini sedang marak terjadi di indonesia. Pasangan kekasih awalnya harmonis, kemudian retak, dan terjadi permasalahan yang tidak dapat diselesaikan dengan baik rata - rata akan berakhir dengan cara penyebaran foto atau video pribadi. Korbannya sudah dapat dipastikan adalah kaum hawa.



Ketika menjalin hubungan dengan sangat berlebihan, bahkan cenderung vulgar saling kirim foto dan bahkan wikwik dalam satu video namun ketika terjadi permasalahan ini menjadi seperti boomerang buat kaum hawa. Ketika foto dan video tersebar sudah dapat dipastikan bahwa kehidupan wanita tersebut akan berakhir, malu tak tertahan, dikucilkan lingkungan dan dampak sosial yang diterima lainnya.

Kasusnya pun beragam, misalnya saja yang terjadi disurabaya, seorang cowok sakit hati kepada kekasihnya dan menyebarkan foto dan video di sosial media. Bahkan gilenye nih bree, cowok tersebut sampe menyimpan ribuan foto beserta video. Akibatnya wanita menanggung malu, dan sang penyebar mendapatkan dua tahun hukuman penjara. Siapa yang rugi? Menurut ane yang rugi adalah cewek karena dimasa depan pun jejak digital sulit dihilangkan.



Di zaman teknologi dan informasi yang cepat ane menyarankan jangan pernah melakukan hal - hal yang melewati batas, ingat yang rugi sudah pasti diri sendiri. Ketika sudah berakhir di sosial media, menyesalpun tiada guna. Lebih baik menjaga dibandingkan dicela.



Tulisan : pemikiran TS
Gambar : google
Referensi : ini