Elkana Amarduan (62), penjaga menara mercusuar di Selaru, Kepulauan Tanimbar, Maluku. Foto: ANTARA

Oleh: H. Mohammad

Namanya Elkana Amarduan. Akrab disapa Eli, 62 tahun. Lelaki ini warga Desa Eliasa, Kecamatan Selaru, Kabupaten Kepulauan Tanimbar (KKT), Provinsi Maluku. Meski tidak diupah, sehari-hari Eli setia menjaga menara suar yang berada di Desa Eliasa, Pulau Selaru, perbatasan Republik Indonesia (RI) – Australia.

“Sudah 23 tahun saya jaga dua aset negara ini, menara suar dan tapal batas, tanpa digaji baik dari pemerintah desa maupun pihak mana saja. Saya lakukan ini dengan suka rela,” tuturnya, Rabu (8/5). Awalnya dia diberikan tanggung jawab oleh Kepala Dusun Eliasa untuk menjaga menara berukuran 35 meter dan diameter 6 itu.

Menara suar milik Kementerian Perhubungan RI itu selesai dibangun pada 1997. Setahun kemudian lampu suar dinyalakan. Selama itu juga pagar menara digembok dan baru diresmikan oleh Panglima Komando Daerah Militer XVI/Pattimura Mayjen TNI Agustadi Sasongko Purnomo pada 17 Agustus 2003.

Pemerintah Desa Eliasa berencana menarik kunci suar tersebut dari Eli dan menghargainya dengan upah menjual karcis. Tetapi bagi Eli, ia tidak mengapa jika harus bertahan dengan apa adanya. “Biarlah saya bertahan apa adanya. Sebab menara ini dibangun diatas petuanan dan didalam dusun saya,” katanya.

Walaupun pemerintah belum memperhatikannya, tapi Eli tetap mengambil inisiatif, jangan sampai segelintir orang yang merencanakan kejahatan terhadap kedua aset ini. “Kalau itu terjadi, pasti saya yang dituduh. Saya merasa punya tanggung jawab sejak 1998 sampai hari ini. Karena kepercayaan yang diberikan dari Kepala Dusun,” paparnya.

Desa Eliasa identik dengan menara mercusuar. Dari atas menara, ketika air laut surut, kita bisa melihat siluet Kota Darwin (Australia).


Eli adalah sosok pejuang tanpa pamrih. Ia menjaga aset negara tanpa mendapat upah, baik dari pemerintah maupun swasta. Ia lakukan semata-mata karena panggilan Ibu Pertiwi. Karena itu, orang-orang seperti Eli ini perlu diperhatikan. Pemerintah daerah tidak boleh mendiamkannya. (Ant/HMJ)