Yap, dua kalimat tersebut yang selalu berada dipikiranku, dua kalimat yang bermakna kontradiktif bagiku, dua kalimat yang membuat aku mencoba merelakanmu tapi bertolak belakang dengan logika dan perasaanku, I love you, yes I do love you. Setelah apa yang kita lalui selama dua tahun, dengan segala pemantapan diri untuk meyakinkan diriku sendiri kalau sebenarnya aku mencintaimu. Dua tahun selama ditembalang ini ku lalui bersamamu, yang pada akhirnya dua tahun tersebut terasa tak berguna ketika ada seseorang yang baru dan mengisi hatimu, mungkin aku terlambat untuk mengakuinya dan sekarang hanya tersisa penyesalan yang ada dikamarku. Melihat orang yang ku sayangi bahagia dengan orang lain, tertawa karena tingkah konyol yang biasa aku lakukan kepadamu dulu. Hanya satu pertanyaanku masih adakah sedikit harapan buatku untuk kembali membuatmu tersenyum ?
 
Kita berdua sama mengakuinya bahwa selama dua tahun kita bersama, kita sama-sama menyembunyikan perasaan kita. Saling membunuh perasaan kita karna tingkah kita sendiri layaknya film Love, Rosie. Tapi itu Cuma sekadar film bukan ? yang akhirnya bakal kita ketahui akan berakhir happy ending. Tapi cerita kita aku rasa tidak. Kadang hidup memang tidak adil, setelah apa yang kita lalui selama beberapa tahun ini, kamu memilih seseorang yang baru kamu kenal dan membiarkannya masuk begitu saja ke hatimu, ya aku salah. Aku membiarkanmu menunggu ku selama itu hanya karena aku takut akan masalaluku, yang pada akhirnya ketika aku merasa bisa kembali membuka hati, kamu sudah menutup pintu buatku rapat-rapat dan membuka pintu untuk orang lain. Tak ada gunanya memang menyesali semua ini, yang bisa ku lakukan hanya merelakanmu, membiarkanmu bahagia meski bukan denganku. Terimakasih telah meninggalkan jejak.