Tanggal 17 April kemarin baru saja kita melaksanakan kewajiban kita sebagai masyarakat Indonesia untuk memilih caleg-caleg serta capres-cawapres yang menjadi penentu arah negara kita yang tercinta 5 tahun ke depan. Cerita punya cerita, begini nih pelaksanaan Pemilu di kota ane, Pematangsiantar.

Kebetulan nih, TPS tempat ane nyoblos terletak di kantor Dispenjar (Dinas Pendidikan dan Pengajaran) Kota Pematangsiantar, yang tak jauh dari rumah ane. Di sana sudah berdiri sebuah tenda, yang di bawahnya sudah siap sedia 5-6 orang petugas TPS berpakaian batik. Singkat cerita, ane pun sudah bersiap-siap untuk dipanggil namanya untuk mengambil surat suara yang terdiri dari 5 lembar, yaitu surat suara untuk memilih Presiden-Wapres, anggota DPR, anggota DPD, anggota DPRD Provinsi, dan anggota DPRD Kabupaten/Kota.

Sampailah giliran ane dipanggil untuk nyoblos. Ane pun dikasih kelima lembar surat suara tadi yang... beberapa di antaranya cukup tebal. Singkat cerita, setelah ane nyoblos, surat suara tadi pun dimasukkan ke dalam kotak yang sudah disediakan.

Setelah semua surat suara telah dimasukkan, tibalah saat yang paling ditunggu-tunggu oleh para pencoblos, yaitu mencelupkan jari ke dalam tinta yang sudah disediakan. Ya, bisa dibilang inilah saat yang tepat untuk memamerkan jari-jari punya kita-kita yang sudah nyoblos sebagai bukti bahwa kita memang sudah nyoblos, gan!

Nah, apa hikmah yang bisa kita dapat dari cerita ane nyoblos di atas? Begitu banyaknya masyarakat kita yang ada di daerah diberikan kesempatan untuk berpartisipasi dalam Pemilu, dan kitalah salah satunya. Engga salah kok, kita memanfaatkan kesempatan tersebut dengan sebaik-baiknya. Setidaknya, kita sudah mencerminkan kepedulian kita terhadap gimana negara kita untuk 5 tahun ke depannya.