Kanker prostat adalah penyakit berbahaya yang mengancam para pria. Menurut data Badan Kesehatan Dunia (WHO), di Indonesia penyakit ganas ini merupakan penyebab kematian ketiga akibat kanker, setelah kanker paru dan kanker usus besar.

Kelenjar prostat adalah organ pria yang berada di pangkal penis agak ke dalam, yang berfungsi memproduksi cairan semen untuk memperlancar pengeluaran sperma. Ukuran prostat umumnya akan bertambah besar seiring dengan bertambahnya usia. Tidak semua pembesaran prostat berbahaya, namun kanker prostat umumnya ditandai dengan pembesaran kelenjar ini.



Pada tahap awal, kanker prostat umumnya tidak menimbulkan gejala apa pun. Tapi ketika pembengkakan prostat telah memengaruhi uretra atau sel kankernya mulai menyebar, akan timbul beberapa gejala. Misalnya: lebih sering buang air kecil, terutama pada saat malam hari, merasa nyeri atau butuh waktu lama saat buang air kecil, dan terdapat darah dalam air kencing atau air mani.

Pada kondisi yang lebih parah akan diikuti dengan rasa sakit pada tulang, terutama punggung bagian bawah, paha, dan pinggul. Karena tidak munculnya gejala sejak awal, maka umumnya para penderita kanker prostat datang ke dokter sudah pada stadium lanjut. Data tahun 2012, misalnya, menunjukkan bahwa 59% pasien kanker prostat yang datang ke dokter sudah berada pada stadium 4.

Penyebab kanker prostat yang pasti hingga kini masih belum diketahui. Namun umumnya menyerang pria berusia lanjut, umumnya berusia di atas 65 tahun. Selain usia, ada beberapa faktor yang bisa meningkatkan risiko terkena kanker. Pertama, riwayat kesehatan keluarga. Jika ada keluarga laki-laki yang menderita kanker prostat atau wanita yang menderita kanker payudara, artinya risiko terkena kanker prostat lebih tinggi.

Kedua, faktor makanan. Mengonsumsi makanan yang mengandung lemak tinggi juga bisa meningkatkan risiko terkena kanker prostat. Ketiga, ras. Kanker prostat lebih banyak menimpa ras Afrika-Amerika dan Karibia. Kasus kanker prostat juga lebih banyak ditemui di negara-negara yang kurang mendapat sinar matahari seperti negara-negara Skandinavia. Di Asia, penyakit ini banyak menyerang pria Jepang, Korea, Taiwan, dan Singapura.



Keempat, logam berat. Senyawa logam berat merupakan bahan beracun yang bisa menyebabkan gangguan sel sehingga memicu kanker, termasuk kanker prostat. Kelima, penyakit menular seksual.

Penanganan kanker prostat di Indonesia sebenarnya sudah jauh lebih maju, sehingga tak perlu berobat ke luar negeri. Dalam penanganan kanker prostat, pada tahap awal dokter akan memeriksa dengan meraba prostat pasien melalui lubang anusnya. Lalu, dokter akan melakukan pemeriksaan PSA (prostate specific antigen) dengan mengambil darah pasien. Jika kandungan PSA melampaui 4 nanogram per mililiter, apalagi lebih, maka berarti prostat mengalami pembengkakan.



Selanjutnya, terhadap pasien yang dicurigai mengidap kanker prostat akan dilakukan MRI (magnetic resonance imaging) untuk memotret langsung kelenjar prostat secara lebih detil. Cara lainnya adalah dengan melakukan biopsi, yakni mengambil sampel jaringan langsung dari kelenjar prostat untuk diteliti.

Apabila pasien terbukti mengidap kanker, maka dokter akan melihat stadiumnya untuk menentukan penanganannya. Ada beberapa langkah penanganan kanker prostat, yakni: operasi, penyinaran (radioterapi), metode hyperthermie (pemanasan), pemberian obat-obatan, dan kemoterapi. Semuanya sudah bisa dilakukan di Indonesia, namun terapi apa yang akan dilakukan mesti mendapat persetujuan dari pasien dan keluarganya.

Disarankan agar para pria Indonesia tetap mengikuti pola hidup yang sehat untuk mengurangi risiko mengidap penyakit kanker prostat. Selain itu, rutinlah memeriksakan diri ke dokter untuk mengecek kondisi prostat, antara lain melakukan pemeriksaan PSA, untuk mendeteksi penyakit prostat sejak dini sebelum mengalami kondisi yang lebih buruk.