gambar : pixabay




Setiap hari bertemu, selalu ada dia saat membuka mata dan akan memejamkan mata, membuat perasaan kita jadi terbiasa. Adanya pasangan menemani kehidupan kadang membuat kita lupa bahwa dia adalah makhluk yang dahulu paling kita cinta dan puja. Rutinitas, menjadikan perlakuan kita terhadap pasangan terasa biasa biasa saja. Tak ada yang istimewa.



Saya yakin tak ada satupun pasangan yang suka memandang muka tertekuk. Maka buatlah dia selalu tersenyum, berikan pula senyum cintamu hanya padanya, bukan yang lainnya. Awali pagi dengan senyum, akhiri hari dengan senyum pula, maka duniapun akan terasa indah, turut tersenyum pada kita. Coba tanya pada diri kita, apakah kita suka senyum pasangan? Bila ya, maka berbagilah senyum dengannya agar dia juga membalas senyum kita. Maka hati kita akan turut suka. Bukankah kita suka senyum pasangan kita?

Lalu selain senyum apa lagi yang disukai dari pasangan. Wajah rupawan, penampilan menarik, bau tubuh, perhatian, dermawan, setia, dan seterusnya, pokoknya semua sifat dan sikap istimewa yang ditunjukkan pada kita. Namun tetap senyuman menempati urutan dari sikap yang disukai seseorang terhadap pasangan. Baru beberapa hal yang saya sebutkan di atas.



Di samping itu tentang lidah ini dia mengatakan keistimewaan lain. Untuk urusan mencicipi rasa, lidah istrinya sungguh istimewa, dia jagonya. Masakan, kalau sudah dicicipi istri, rasanya bisa pas. Enak. Istrinya jagoan masak. Jadi lidahnya sebagai suami sering dimanjakan oleh sang istri dengan lezatnya masakan yang dibuat khusus untuknya.

Penjelasannya panjang lebar tentang lidah itu membuat saya tersenyum dan mengerti, betapa sesuatu yang kadang tak kita perhitungkan ternyata bisa jadi sangat diperhatikan. Contoh mudah, suara dengkur suami, bagi orang lain mungkin itu gangguan, tapi bagi istri yang mencintai bisa jadi itu seperti suara gesekan biola nan syahdu, atau paling tidak sebagai penanda bahwa suaminya ada. Sedang di sisinya.