Sukseskan pemilu 2019




Hay gan sist... Ketemu lagi dengan saya. Gimana pemilunya tadi? Lancarkan? Udah gak kepikiran sama pesta demokrasi yang kita nanti-nanti ini. Udah plong kalau udah nyoblos.

Gimana cerita kalian tentang kegiatan pencoblosan tadi?

Ini pengalaman keduaku dalam pencoblosan pemilu raya. Jadi udah kagak bingung lagi. Dulu pas pertama kali nyoblos aku kelas XI SMA saat usiaku 17 tahun lebih satu bulan. Untuk sekarang kagak usah tanya ya berapa usiaku?

Aku mau cerita tentang pengalaman pencoblosan tadi ya gan sist?

Kegiatan pencoblosan meliputi lima  pemilihan sekaligus yaitu presiden dan wakil presiden, DPD, DPRD I, DPRD II , dan DPR RI. Kegiatan pemilu diselenggarakan pada hari rabu, 17 April 2019 dimulai pukul 07.00 dan diakhiri pukul 13.00.

Begini gan ceritanya tadi kan rencana berangkat ke TPS 11 Desa Srihardono, Pundong, Bantul, Yogyakarta sekitar pukul 10.00 WIB. Alasannya biar gak terlalu ngantri banyak. Kami melakukan kegiatan masing-masing biar gak nganggur di rumah. Ibu belanja ke pasar, ya beruntung sekali letak pasar tradisional sama rumah kurang lebih lima menit. Bapak berangkat ke sawah untuk ngosrok tanaman padi. Sedangkan aku dan adikku bagi tugas untuk beres-beres rumah, gak mungkinlah mau nyuruh nenek. Aku yang nyuci baju dan adikku mencuci piring serta menyapu lantai.

Setelah Ibuku pulang dari pasar berhubung keluarga kami akan mengadakan hajatan, Ibu turun ke dapur. Kebetulan pekerjaan adikku lebih cepat selesai daripada aku, lalu adik ikut turun ke dapur. Kemudian aku menyusul setelah pekerjaanku selesai.




Ketika kami bertiga sedang sibuk dengan kegiatan masing-masing tiba-tiba nenek keluar dari rumah jalan sendiri untuk menuju TPS tempat kami. Rencananya sih nanti jam sepuluhan supaya kegiatan rumah sudah selesai dan tidak antri menunggu lama di TPS. Tapi, mbah putri (sebutan untuk nenek) gak sabar menunggu kita. Penginnya kami nanti berangkat bonceng-boncengan, tapi mau gimana lagi mbah putri udah berangkat duluan dengan jalan kaki. Saking semangatnya sampai gak nunggu kami, padahal masing jam sembilan kurang. Kata beliau,

"Nek wis mangkat rak wis cemeplong."

Artinya begini gan sis kalau sudah berangkat kan sudah tenang.

Padahal tadi kami sudah ngomong yang intinya berangkatnya agak siang aja biar gak nunggu antrian panjang dan supaya manggilnya cepet. Tapi Mbah Putri tetap menghiraukan perkataan kami.

Selang beberapa menit kemudian Bapak pulang dari sawah. Lalu, kami menceritakan tentang Mbah Putri yang gak sabar untuk segera memilih. Bapakpun segera ganti baju terus mengambil surat undangan pencoblosan dan mengeluarkan motor untuk berangkat ke TPS. Yah, TPS tempatku gak begitu jauh cuman beda RT aja. Alasan Bapak pakai motor untuk mboncengin Mbah Putri pulang nantinya.

Setelah sampai TPS Bapak menumpuk surat undangan kepada pengawas pemilu. Baru saja duduk, Mbah Putri selesai menyoblos dan Bapakpun mengantar simbah pulang. Padahal saat mengantar simbah pulang Bapak belum nyoblos, kemudian setelah sampai rumah Bapak kembali ke TPS lagi untuk nyoblos.

Sekitar sepuluh menitan Bapak pulang dan gantian kami bertiga yang berangkat ke TPS. Berhubung cuman dekat kami menggunakan sepeda onthel. Jujur aku kalau jaraknya dekat gak pakai motor dengan sepeda justru lebih enak, nyaman, ramah lingkungan, ngirit bensin, dan sekaligus olahraga.

Kamu tahu gak gan sis? Yang naik sepeda onthel cuman kami aja sepenglihatanku. Soalnya di parkiran cuman ada dua sepeda onthel yaitu milik kami, lainnya yang terparkir sepeda motor. Akhirnya kami tidak menunggu lama juga di TPS hanya sekitar 15 menit dihitung dari berangkat, menyoblos, sampai pulang.

Gue kagak golput lho gan! Tapi pilihanku tetap rahasia karena saya berprinsip LUBER. Cukup aku dan keluargaku saja yang tahu.










Referensi pengalaman pribadi



Jogjakarta,
Janeeta, 17 April 2019